Hari ke 250 'BMM (Berfikir, Memilih dan mengambil keputusan)'
Siang tadi saya mengikuti sebuah webinar dengan pembicara seorang pakar psikoligi yaitu ibu Elly Risman. Materi yang dibahas adalah bagaimana strategi pembelajaran online anak. Dari webinar tadi banyak sekali yang bisa kita perbaiki khususnya sebagai seorang ibu. Dalam era pandemic ini banyak sekali kesibukan-kesibukan sebagai seorang ibu. Apalagi ibu yang mempunyai anak bersekolah dari rumah. Jika anaknya sudah besar sekelas SMA atau SMP kelas tinggi menungkin akan sangat efektif dan tidak perlu menguras banyak tenaga dan fikiran. Gak kebayang kan bagaimana seorang ibu harus menyiapkan anak-anaknya belajar secara online di rumah. Apalagi anak-anak yang harus di setting gawainya, ibu memperhatikan bagaimana anaknya tidak memperhatikan guru. Pasti tangan dan wajah ibu sudah terlihat seperti seekor harimau yang akan menerkam anaknya.
Bu Elly Risman menggali dari ibu-ibu yang hadir bagaimana perasaan dalam mendampingi anak belajar, atau sebelum proses belajar. Sebagai seorang ibu saya sangat menyadari bahwa kita ingin anak kita melakukan sesuatu sesuai dengan yang kita inginkan, ingin anak kita bisa cepat melakukan sesuatu, disiplin dalam segala hal, dapat bertanggungjawab dan melakukan kegiatan sesuai dengan yang kita inginkan secara baik. Kita tidak menyadari bahwa anak adalah seorang pribadi yang lain dari kita. atau terkadang membandingkan satu anak yang anak yang lain.
“Kalau si kakak sih apa-apa selalu rapi, tuh lihat..silahkan di contoh, tidak seperti kamu yang semuanya berantakan, mengerjakan segala sesuatu saja lama banget, dari bunda masak sampai selesai belum selesai-selesai. Dialog ini mungkin yang selalu kita sebagai seorang ibu lakukan. Kita tidak menyadari bahwa anak punya kepribadian yang berbeda. Jika kita amati pohon mangga tidak semua buahnya sama dan seragam, dari bentuknya ada yang besar da nada yang kecil. Begitu juga dengan tingkat kematangannya, ada yang cepat matang dipohon ada juga yang belum. Padahal dari satu pohon yang sama. Begitu juga dengan anak kita, mereka mempunyai kepribadian yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Cara kita berkomunikasi dengan satu anak dan anak lainnya harus berbeda.
Kekeliruan dalam berkomunikasi seorang ibu umumnya tidak membaca bahasa tubuh anaknya. Ibu menyuruh anaknya dengan kata-kata yang banyak sekali tapi anak menjawab dengan satu kata saja yaitu ya. Dan kita tidak melihat bagaimana bahasa tubuh anak saat mendengarkan kita berbicara, senang atau tidak senang. Bukan hanya bahasa tubuh, tapi juga tidak mendengar perasaan anak, dan yang paling akhir adalah ibu tidak punya waktu untuk mendengar aktif, ibu tidak mau mendengarkan apa yang akan dilakukan oleh seorang anak. Tapi perintah ibu bertubi-tubi datang ke telinga anak. Itu menyebabkan kekeliruan dalam berkomunikasi.
Strategi yang dikemukakan oleh bu Elly Risman adalah sebaiknya seorang ibu sudah lebih mempersiapkan apa kebutuhan anak untuk melakukan tugas belajar di rumah, bukan hanya belajar dari rumah tapi dalam kesehariannya. Anak diberikan tanggung jawab untuk menyiapkan segala kebutuhannya sejak dia masih usia sekolah dasar. Mulai dari sarapan, anak harus memilih mau makan apa selama seminggu, ibu mengajak anak untuk menyiapkan bersama-sama agar tanggung jawab bukan hanya milik ibu tapi anak juga.
Turunkan nada bicara ibu, dan lihat bagaimana bahasa tubuh anak saat kita ajak bicara, jika menunjukkan ketidak senangan maka kita harus sudah bersiap untuk meminta maaf. Jika ada sikap anak yang tidak sesuai keinginan sebaiknya menarik nafas panjang dan banyak beristigfar, ajak anak untuk beristigfar bersama. Gunakan kalimat bertanya dan berikan anak kesempatan untuk BMM (berfikir, memilih dan mengambil keputusan).
Ingat anak kita akan hidup tidak dizaman kita, dan kita mungkin tidak akan bisa mendampinginya sampai dia dewasa, karena umur kita tidak ada yang mengetahui. Jadi beri bekal anak kita dengan tanggungjawab dan kemandirian. Semoga bermanfaat.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren...inspiratif...Trims Bun