Hari ke 252 'Kembali ke rumah'
Jika kita perhatikan pada masa sekarang ini banyak tayangan-tayangan yang tidak pantas dilihat menjadi suatu hal yang biasa, karena diunggah di sebuah media sosial. Terkadang kita sebagai orang dewasa saya saja tidak ingin melihat tayangan tersebut. Tapi mungkin banyak sudah anak-anak yang melihat tayangan-tayangan yang tidak sesuai dengan usianya. Apalagi zaman sekarang tidak ada batasan untuk tayangan-tayangan sesuai dengan usia. Sebagai orang tua memang kita punya suatu pekerjaan rumah yang sangat banyak untuk hal ini. Guru juga mempunyai peran yang sangat besar untuk membatasinya. Tapi tetap peran yang sangat besar adalah orang tua.
Saya masih teringat sangat televise kita masih hitam putih, tidak ada handphone. Saluran televise juga hanya satu atau dua saja. Jika ingin menonton televisi bagi yang tidak punya maka menonton di rumah tetangga atau pos-pos RT. Setiap hari kegiatan diisi dengan berbagai permainan fisik yang sangat menyenangkan, kalau sudah magrib semua kita berkumpul di masjid-masjid dan mushola untuk mengaji. Hanya nasehat ayah, guru di sekolah dan guru ngaji yang kita dengar setiap hari. Di sekolah kegiatan-kegiatan kita juga berisi belajar kelompok, kegiatan pencinta alam, naik gunung atau menjelajah, atau ada kegiatan kerohanian dan KIR (karya Ilmiah Remaja). Kami semua fokus dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Jika ada kegiatan keluar sangat membatasi diri dalam bergaul antara lawan jenis. Tayangan yang kami saksikan juga masih sebatas film-film yang tidak mengandung adegan yang tidak sesuai dengan usia.
Tapi sekarang semua mudah diakses. Semua mudah dilihat. Mudah juga untuk dipelajari. Orang tua zaman sekarang harus bekerja keras dalam memberikan pengawasan kepada anaknya. Tapi kalau terlalu keras juga mereka akan semakin penasaran, pasti akan digunakan berbagai cara untuk bisa melihatnya.
Mendidik anak dari kecil memang sangat penting, jika kita sudah menanamkan akhlaq karimah. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga anak-anak mendapatkan bimbingan sejak masih usia dini. Dan sebagian waktu anak dalam kehidupannya adalah di keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orangtuanya dan dari anggota keluarga lainnya.
Keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam proses belajar untuk mengembangkan dan membentuk dirinya. Orang tua yang pertama dan utama bertanggung jawab bagi kelangsungan hidup dan pendidikan anak.
Terkadang memang beberapa orang tua mempunyai kesibukan sehingga perannya harus digantikan oleh pengasuh atau baby sister, sejak anak masih bayi. Bahkan anak tersebut sudah sangat akrab dengan pengasuhkna dibandingkan dengan orang tuanya. Atau menyerahkan ke sekolah-sekolah untuk dididik agama dan akhlaqul karimahnya. Pengasuh hanya bertanggung jawab menjaga ank tersebut, untuk memberikan nasihat-nasihat serta pembelajaran akhlak yang baik bukanlah kewenangannya. Sekolah atau guru tidak bisa 24 jam mengawasinya, ada batas waktu anak di sekolah. ini sangat perlu disadari oleh para orang tua. Anak akan kembali ke rumah dan sebagai orang tua kita harus siap bertanggungjawab dalam pendidikan anak-anak kita. Semoga bermanfaat…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar