Sudah dua hari ini saya mencoba berkereta lagi, sudah hampir lebih 3 minggu sejak diberlakukan PPKM darurat covet saya tidak berkereta. Kalaupun ke kantor ikut barengan dengan teman naik mobil. Memang cukup sepi lalulintas dan tidak macet sama sekali pulang dan perginya, ini mungkin dampak dari PPKM, mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat lain tidak sebanyak hari-hari sebelum diberlakukan PPKM darurat.

Pagi kemarin dengan berbekal surat tugas monitoring akreditasi sekolah saya mencoba naik kereta, rasanya waspada, takut, hati-hati. Saya memasuki area stasiun disambut dengan jalur yang tidak biasa saya lihat, ternyata itu adalah jalur pemeriksaan surat. Bismillah saya memberikan surat kepada petugas, dia mengamati surat tugas saya lalu saya dipersilahkan untuk masuk dengan terlebih dahulu memberikan stempel KAI di surat tugas. Alhamdulillah lolos juga. Lalu saya masuk ke jalur yang biasa saya menunggu kereta, ternyata sudah ada beberapa orang yang menunggu. Tak lama kemudian kereta tiba, saya kira pasti kosong keretanya, semoga aja mendapatkan duduk. Tapi ternyata tidak, kursi kereta memang diberi jarak jadi kita duduk tidak bersentuhan, saya perhatian semua kursi sudah terisi, wah berdiri deh. Ternyata ada seorang bapak memberikan tempat duduknya untuk saya. Alhamdulillah..saya bisa duduk dan menikmati perjalanan sampai ke stasiun kebayoran lama.

Pagi berikutnya, sudah janjian dengan teman tapi ternyata teman saya sakit, akhirnya kembali lagi naik kereta dengan berbekal surat keterangan yang digunakan kemarin. Ternyata sama dengan kemarin penuh dengan kewaspadaan. Beberapa orang menggunakan masker berlapis begitu juga dengan saya. Protokol kesehatan di dalam kereta juga dipantau terus oleh beberapa orang anggota keamanan, dan masinis selalu memberikan pengumuman untuk selalu menjaga protokol kesehatan, tidak berbicara, tidak menelphon, menjaga jarak serta berdiri sesuai dengan tanda. Tampak semua orang mengikuti protokol kesehatan yang ada. Saya merasakan ternyata jika semua berjalan sesuai dengan protokol kesehatan penuh dengan keteraturan. Masuk ke dalam lift dibatasi, mengantri untuk keluar juga diberi jarak.

Saat sebelum pandemic ada beberapa orang penumpang kereta yang selalu bareng dengan saya dan menggunakan masker, saat itu memang masih belum wajib menggunakan masker. Yang memakai masker biasanya memang jika sedang flu, atau batuk agar tidak menganggu orang lain terutama dropletnya. Saat itu saya belum terbiasa menggunakan masker, padahal untuk menjaga agar kita tak tertular dengan orang lain. Saat pandemic rasanya jika kita keluar rumah tidak menggunakan masker maka rasanya ada yang kurang. Apakah ini yang disebut dengan kebiasaan normal baru.

Seandainya kita bisa hidup berdampingan dengan virus. WHO mengingatkan pandemic Covid-19 ini, kemungkinan beesar akan menjadi endemic. WHO menyatakan meski pandemic virus corona saat ini sangat parah, namun belum tentu besar, diingatkan juga agar dunia mulai belajar untuk hidup berdampingan dengan covid-19. Menurut KBBI, endemic adalah penyakit yang muncul dalam wilayah tertentu dan selalu ada di populasi atau wilayah tertentu. Contoh penyakit malaria di Afrika dan Amerika Selatan.

Suka atau tidak, inilah kondisi dan keadaan sekarang ini. Memang kita harus waspada namun jangan sampai menjadi ketakutan, sehingga kita tidak bisa bergerak kemana-mana, tidak bisa melaksanakan rutinitas , dengan wajar. Mari kita mulai hidup secara wajar, hidup dengan protokol kesehatan, hidup berdampingan dengan virus.

Semoga bermanfaat.