Indah Kurniati

Saya Indah kurniati, saya adalah seorang guru TK Al Azhar yang diberikan tambahan tugas sebagai pengawas TK Al Azhar se-Indonesia yang ingin sekali mempunyai ka...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hari ke 261 'Generasi Tangguh'

Hari ke 261 'Generasi Tangguh'

Pagi tadi saya membaca tulisan dari seorang teman tentang mencari ilmu agama itu membutuhkan perjuangan. “Survival Mentality untuk generasi Tangguh”. Alhamdulillah ada ide untuk tulisan saya hari ini.

Saya melihat di media sosial bagaimana perjuangan seorang anak yang sedang menuntut ilmu di sebuah pesantren. Seorang anak yang sedang menangis di sudut ruangan dengan penuh iba. Badan kurusnya ditopang oleh kaki-kaki yang jenjang, terlihat sangat kesedihan mendalam dia menyembunyikan mukanya yang sudah basah dengan air mata . Tidak ada yang bisa diajak bicara, kesedihannya sangat beralasan karena dia tidak pernah dijenguk oleh orang tuanya di pesantren tersebut. Sementara yang lainnya beberapa kali dikunjungi dan dibawakan makanan-makanan yang disukai serta uang jajan yang apabila, makanan yang ada di pesantren tersebut. Namun sudah beberapa tahun ini dia tidak pernah dikunjungi, karena ayah dan ibunya entah sedang berjuang juga untuk bertahan hidup di masa pandemic ini. makan keseharianpun hanya mengandalkan pendapatan keseharian yang semakin hari semakin menipis, apalagi untuk pergi menengok anaknya yang ada di pesantren. Sangat besar cita-cita orang tua agar anaknya mempunyai ilmu agama yang tinggi dengan menimba ilmu di sebuah pesatren.

Ada sebuah perjuangan, perjuangan menuntut ilmu, tidak semua orang tua diberi kekuatan lahir dan batin untuk melepaskan anak-anaknya mencari ilmu, terutama ilmu agama. Akan menjadi kebanggan tersendiri apabila kita mempunyai anak yang bisa menolong kita di akhirat kelak. Siapa yang tidak bangga jika anaknya tahfid Qur’an atau menjadi Dai’, walaupun dia tidak mempunyai ilmu agama yang sangat tinggi.

Tiap-tiap orang tua ingin anaknya mempunyai derajat yang tinggi dibanding dirinya sendiri, ada perjuangan saat menyekolahkan mereka, memberikan pendidikan yang berguna untuk dirinya kelak. Anak-anak diberi pengertian bahwa mencari ilmu itu tidak mudah, ada banyak proses yang dilakukan. Sukses dan pinter itu tidak instan, penuh dengan berbagai tantangan dan cobaan. Banyak orang-orang pinter di negeri ini yang kita lihat, seolah-olah isi Al-Qur’an semua ada di kepalanya, semua perkataannya isinya Al-Qur’an dan hadist, namun jika kita tanyakan bagaimana perjuangannya saat mencari mempelajari itu semua mungkin prosesnya tidak mudah.

Pengalaman saya menginap satu hari dalam sebuah pesantren anak-anak di Jawa Timur, di sana lingkungan memang benar-benar dikondisikan untuk anak-anak mencari ilmu agama, menghafal, mempelajari kitab-kitab dalam Bahasa arab gundul, juga mengkaji ilmu-ilmu agama lainnya. Saya sangat salut, tidak ada gangguan seperti televisi dan handphone, mereka fokus belajar ilmu agama, serta tempaan-tempaan hidup mandiri. sebelum subuh mereka sudah bangun untuk sholat tahajud, dilanjutkan sholat subuh, lalu selesai subuh mereka sudah siap dengan program hafalannya masing-masing, rasa kantuk yang mendera mereka lawan untuk bisa menghafal ayat-ayat yang akan disetorkan kepada Murobinya. Setelah selesai mereka baru menikmati sarapannya yang terkadang sangat sederhana, namun mereka sangat menikmati. Tidak kata menolak, nangis atau marah karena makanan tidak sesuai dengan keinginan, dengan penuh rasa syukur mereka makan dengan lahapnya.

Saya menyaksikannya dengan penuh keharuan, tempaan hidup dan ilmu agama mereka miliki sangat tinggi dibandingkan dengan yang saya, mungkin juga dengan anak-anak lainnya yang sekarang ini sibuk dengan berbagai gadgetnya, gameonline seolah tidak bisa lepas dari genggamannya. Mereka ditempa mencari ilmu agama, Insya Allah akan menjadi pengganti ulama-ulama kita yang berani menyuarakan kebenaran, yang berpegang teguh kepada ajaran agamanya. Untuk menjadi pintar itu sangat penuh perjuangan. Inilah gambaran generasi-generasi Tangguh masa depan, kita akan banyak belajar dari mereka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masya Allah..tulisan yang inspiratif Bu Indah..salam literasi.

20 Aug
Balas



search

New Post