Indah Patmawati

Indah Patmawati, Widyaiswara di P4TK PKn dan IPS. Lahir di Madiun, sebuah kota yang penuh sejarah dan terkenal dengan nasi pecelnya. Alamat di Jalan Parianom B4...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru Dilarang Protes???
http://www.muntah.com/2016/01/perut-kembung-mual-sembuh-dengan-pijat.html

Guru Dilarang Protes???

Tidak ada yang salah dengan sebuah pilihan, manakala kita niatkan dengan bismillah. Seperti halnya memilih untuk menggeluti profesi kita sebagai guru. Dan tidak ada yang lebih menakjubkan manakala kita melakukan segala sesuatu atas dasar cinta. Sebab dengan cinta, seberat apapun tugas atau pun beban yang kita sandang dalam rangka menunaikan pilihan kita maka kita akan asyiik saja menjalani.

Orang sering memandang enteng profesi guru, apalagi guru SD. Sebab katanya yang dihadapi “hanya” anak-anak kecil. Tetapi mereka lupa, justru pada anak-anak kecil inilah pondasi negara mulai dibangun. Seperti membangun sebuah peradaban baru, yang titik awalnya berangkat dari sini. Jika pondasinya kuat, maka bangunan ini akan menjadi kokoh, tak mudah runtuh, dan tahan gempuran.

Maka, hanya dengan didasari oleh cinta yang tulus dari guru kepada murid-muridnya semua bisa terwujud. Hakikat cinta yang memiliki makna luas. Cinta yang tak menuntut imbal balik, selain hanya harapan sebuah kebaikan dari anak-anak didiknya.

Tidak ada yang bertanya, bagaimana jatuh bangunnya guru untuk bisa membimbing murid-muridnya. Sebab itu bagian dari konsekuensi yang harus dijalani. Guru yang selalu ikhlas tak pernah protes dengan apa pun tanggung jawab yang diberikan padanya. Barangkali ini yang membedakan guru Indonesia dengan guru-guru di luar negeri, yang sering diberitakan sukses membimbing muridnya.

Idealnya memang tugas guru itu mengajar, fokus kepada anak didik. Sehingga hasil pendidikannya sesuai dengan mimpi. Tetapi, karena dedikasi yang tinggilah guru tak pernah menolak tugas-tugas tambahan yang diberikan padanya. Baik itu tugas yang legal yang dibuktikan dengan SK, maupun tugas ilegal yang muncul karena kecintaannya kepada profesi yakni “ing ngarso sung tuladha” yang merupakan proses modeling dalam sebuah pembelajaran

Jika ada guru yang merangkap menjadi bendahara, tata usaha, bahkan sebagai penjaga sekolah, itu dipadang sebagai hal yang wajar dalam dunia pendidikan. Itu sudah BIASA. Dan harus begitulah guru. Tak ada yang tabu mengerjakan hal-hal tersebut senyampang “baik dan positif”. Meskipun sebenarnya apa yang dilakukan sangat menyita waktunya untuk bisa berdekatan dan bermesraan dengan muridnya dalam proses mulia yaitu belajar. Tapi, guru memang dilarang protes. Tugas apa pun yang dibebankan padanya harus diterima dengan ikhlas, lapang dada. sebagai bentuk rasa cintanya pada profesi.

Profesional yang tetap mengandalkan rasa dan cita rasa, adalah potret yang cocok untuk seorang guru. Para peletak batu pertama dalam sebuah bangunan yang dinamakan negara. Bisa dianalogikan jika ingin negara kuat maka bangun dengan bahan-bahan yang berkualitas dengan komposisi yang benar dan pas. Yang tahu komposisi yang benar dan pas adalah mereka yang berpengalaman, teruji kelayakannya, serta memiliki insting yang tepat.

Salam untuk semua guru yang multi talenta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kepala sekolah seperti makan buah simalakama. Galau teyuuuuss

05 Apr
Balas

Kasihan guru itu....Kepala sekolahnya seharusnya tanggap dan empati terhadap guru-gurunya dengan menciptakan hubungan kekeluargaan yang harmonis dan penuh kasih

05 Apr
Balas



search

New Post