JALAN MENUJUMU
Sayang,
Aku tak berani mengetuk pintu itu
Sebab aku yakin,
kau di dalam menikmati secangkir kopi
Sementara di luar,
aku sibuk menghitung langkah
di antara pijar lampu kota yang mulai padam
Sayang,
Aku tengah belajar tentang ketabahan
Ketika pagi kuhirup aroma kopi
Mengepul menulisi udara dengan kisah kita
Berlayar di angkasa biru
Dalam linangan gerimis
Mendayung rindu
Inikah jalan menujumu?
Sayang,
Ada yang melambai
jauh di seberang pantai
mengajakku meninggalkan pintu
Tempatku menata hati seperih sembilu
Jika engkau membuka pintu itu
Kenalilah aku
dengan bahasa yang paling sederhana
Ah....kita
seharusnya berada di balik pintu yang sama
#edisinggombal.com
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Glodaaaaaaaaaaaaaaaaaak! Arep nengendi?
TS lah....
Sesekali dibalas lambaian itu. Mungkin ia membawa semangkuk rindu.
Hehehehe sudah tak balas, tapi dia nggak lihat
keren bun...
Ma kasih bu