Indah Patmawati

Indah Patmawati, Widyaiswara di P4TK PKn dan IPS. Lahir di Madiun, sebuah kota yang penuh sejarah dan terkenal dengan nasi pecelnya. Alamat di Jalan Parianom B4...

Selengkapnya
Navigasi Web

K/80

Malam belum larut benar, ruang makan khusus yang disediakan Bu Yuli masih ramai. Beberapa orang ngobrol sambil menikmati kopi panas. Angin begitu kencang menampar nampar jendela kaca. Aku menghela nafas, sesekali kumainkan kepulan asap rokok melingkar lingkar seperti kumparan puting beliung. Sambil mengingat kejadian yang di luar akal sehatku. Sebenarnya tidak ada yang istimewa, aku juga tidak menemui hal-hal yang serem dan menakutkan. Seperti yang diceritakan banyak orang tentang hantu. Pasti ada yang salah dari mereka.

Respati. Ya, bukankah aku tadi bersama dia? Peserta diklat dari Madiun yang membuat hatiku berdebar-debar karena senyumnya yang menawan serta tatapan matanya yang lembut mengundang rasa iba. Aku harus mengatakan pada bu Yuli atau ustadz Hanafi, sebab seharian aku membantunya di ruang diklat.

"Sebenarnya Pak Gandang tadi dari mana sih?" Setelah beberapa saat Ustadz Hanafi bersuara.

Kuceritakan semua apa yang kulakukan dengan Respati pada Ustadz Hanafi, aku juga tidak menutupi perasaan tertarikku pada Respati. Ustadz Hanafi, Mbah Sastro, Bu Yuli serta semua yang hadir menyimak ceritaku dengan sabar, sesekali mereka menertawakan kekonyolanku.

"Begitulah Ustadz ceritanya," kataku dengan dada merasa plong.

"Nah, kalau tidak percaya silakan sekarang Bu Yuli memanggil peserta asal Madiun yang namanya Bu Respati. Sebab sejak tadi saya membantu beliau mengoperasikan laptopnya yang agak rusak di ruang diklat," ujarku membela diri sebab dari pandangan Bu Yuli aku merasa seolah beliau tak percaya padaku.

"Berapa lama Pak Gandang membantu bu Respati?" tanya Ustadz Hanafi seperti mengintrograsi saja.

"Ya tidak lama pak, paling sekitar tiga jam," jawabku sebel.

Ustadz Hanafi dan Mbah Sastro hanya manggut-manggut. Beliau tidak mengomentari semua jawabanku.

"Trus kenapa bajumu bisa compang-camping begitu, Pak?" Mbah Sastro akhirnya ikut bertanya.

"Nah, ini yang aku bingung mbah. Kok bisa bajuku kotor dan robek-robek. Seingatku tadi keluar dari ruang diklat aku bingung mencari kamarku. Jalan dan lorong yang kulalui semua sama bentuknya, sampai akhirnya aku merasa capek dan duduk di sebuah lobi, berharap ada yang lewat dan aku bisa bertanya." paparku masih tak habis pikir.

Setelah hening beberapa saat Ustadz Hanafi mulai berbicara. "Begini Pak Gandang, sesungguhnya Bapak itu sudah menghilang selama dua hari dua malam. Baru sore tadi ada laporan masuk ke bu Yuli. Perlu Bapak ketahui untuk pelatihan kali ini menurut Bu Yuli tidak ada peserta dari Madiun, karena untuk Jawa Timur sudah mengikuti di tahap satu sekitar dua bulan yang lalu."

"Dua malam saya hilang? Saya bersama Bu Respati dari Madiun Ustadz, tadi saya yang membantu membawakan buku serta memperbaiki laptonya," Aku masih tidak yakin dengan penjelasan Ustadz Hanafi.

Bu Yuli menghela nafas panjang, ada beban duka yang mendalam tersirat di matanya yang bening. "Respati, aku menyayangimu semoga kau bahagia di sana," doanya dalam hati.

Dengan tangan gemetar, Bu Yuli menyodorkan selembar koran usang yang memuat kematian Respati pada Pak Gandang.

Tamat

Pendem~Batu

15.8.17

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Top banget.

16 Aug
Balas

Ma kasih

30 Aug

mantap bu

16 Aug
Balas

Ma kasih bu

30 Aug



search

New Post