Wasilah Ranting
Ini tentang sepotong ranting yang kesepian, menunggu pelukan hujan dan cumbuan bulan di keheningan.
Sepanjang waktu, dipanggillah tunas bersemi sambil menahan gigil kehilangan. Rintih hatinya seperti lagu-lagu para sufi. Kepasrahan.
Sepertinya lelah, dihantam musim. Tengadah menahan angin sebelum pelan-pelan patah jatuh berderai. Sujud bumi, sujud langit, sujud segala angin yang menggerakkan yang berhenti.
Ini tentang sepotong ranting, yang selalu lupa di mana menanggalkan daun, lupa mengelupaskan kulit, lupa di mana burung-burung pernah menyembunyikan sarang. Memberikan kehidupan baru, bagi anak-anak yang selalu ingin mengubah sayapnya.
Berapa lama patah, betapa sakit luka hanya sesaat mengikat rasa. Setelahnya cerita yang hinggap di bibir pecah pengelana sunyi.
:wasilah belaka
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Duuuuhhh Mbak Indah, puisinya bagus2.