Tantangan guru menulis 30 hari, menulis hari ke- 19

Sejak awal tahun ajaran baru pimpinan di sekolah kami sudah wanti-wanti agar pembelajaran tidak melulu mengejar konten dan target akademik ini itu, Hal tersebut bukan tanpa alasan, Penyebab utamanya adalah banyaknya keluhan para orang tua siswa yang merasa sudah "tidak tahan dengan perilaku anaknya di rumah" selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga pada saat itu meskipun angka covid belum melandai para orang tua bersikeras meminta agar sekolah tetap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka walaupun secara terbatas.Selang waktu berganti proses KBM di tahun ajaran 2022/2023 yang sudah berjalan hampir 2 bulan menunjukan gejala gejala yang memprihatinkan. Hal tersebut terjadi ketika kondisi psikis dan dan kemampuan sosial mereka jauh berada di bawah rata-rata. Anak-anak cenderung sulit berkonsentrasi selama KBM di kelas, mereka menjadi pemilih dalam melakukan berbagai aktivitas yang hanya berdasarkan apa yang menjadi kesenangannya saja, mereka juga lebih dominan melakukan hal-hal tertentu tanpa mengenal batas waktu dan mudah terdistraksi. Masalah tersebut baru sebatas ranah psikisnya saja, belum lagi dengan masalah kondisi fisik yang kurang mendukung akibat kurangnya aktivitas bergerak selama kurang lebih 2 tahun pandemi, penurunan ketahanan fisik terjadi seperti mudahnya anak-anak terserang penyakit sehingga mempengaruhi tingkat kehadiran mereka di kelas.Menurut pendapat pribadi saya, saat ini penting bagi guru untuk lebih mengedepankan pembelajaran yang fleksibel di kelas. Alangkah baiknya sejak awal tahun ajaran anak dibangkitkan lagi kebiasaan disiplin, dilatih lagi kesadaran untuk mengikuti peraturan sekolah, membangun kebiasaan mengerjakan tugas dan tanggung jawab secara tepat waktu. Serta yang tak kalah pentingnya adalah mengajarkan adab pergaulan baik dengan guru maupun teman. Tidak bisa kita pungkiri bahwa tingginya intensitas mereka dengan gawai sangat berdampak luar biasa terhadap cara berinteraksi dengan orang lain. Jika dirasa perlu guru dapat mengajarkan kembali tata cara masuk keluar kelas serta pembiasaan senyum, sapa  dan salam kepada siswa. Sudah selayaknya guru melakukan pembiasaan hingga tuntas tanpa tergesa-gesa harus menghabiskan konten pembelajaran seperti saat sebelum pandemi. Dengan kata lain menanggulangi learning lost dari segi kognitif tidak mungkin dilakukan tanpa adanya penanganan personal lost anak didik secara serius. Semoga dengan penanganan personal lost yang tepat akan menjadikan mereka bangkit lebih kuat.