Indartatik Susilo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Pendidikan Lifeskill Untuk Mendidik Kemandirian Anak
Lifeskill

Pendidikan Lifeskill Untuk Mendidik Kemandirian Anak

Tantangan guru menulis 30 hari, menulis hari ke 25

Dalam sebuah tayangan media sosial saya pernah melihat dialog keluarga artis yang sedang menerima tamu sambil mengobrol di ruang makan. Sang tamu yang juga seorang pesohor kemudian bertanya kepada anak artis tersebut apakah sudah bisa mencuci piring, yang dijawab gelengan kepala oleh anak tersebut. Sesaat kemudian sang tamu yang terkesan sudah akrab dan dianggap keluarga sendiri kemudian mengajak anak tersebut untuk belajar mencuci piring yang baru saja dia digunakan. Jawaban mengejutkan justeru muncul dari sang artis yang notabene adalah ibunya si anak. Dengan logat Betawi yang kental dia menjawab, "eh set dah lu, jangan ngajak anak gue hidup susah, ngapain anak gue di suruh jadi p*mban*u?", Ujarnya keberatan. Mendengar jawaban sang artis saya tertegun, rupanya keheranan yang sama juga dilontarkan nitizen melalui kolom komentar, "sejak kapan orang bisa cuci piring itu dianggap orang susah mpok?"

Sejenak mari kita tinggalkan kehidupan sang artis dengan label keluarga Sultan tersebut, lalu mari kita tengok kehidupan para siswa jenjang pendidikan dasar di Jepang. Ya.....Jepang yang merupakan salah satu negara maju sangat terkenal dengan kedisiplinan tinggi. Sejak usia sekolah dasar pemerintah Jepang telah menerapkan kurikulum yang mengedepankan moral dan life skill atau yang lebih dikenal dengan mata pelajaran seikatsu. Pemerintah Jepang sudah mengajarkan pendidikan kemandirian dan kedisiplinan yang diterapkan melalui kegiatan harian dan bukan berupa teori. Seperti berangkat sekolah secara berkelompok, bersih-bersih kelas dan sekolah atau tidak memakai cleaning service, kegiatan makan siang yang dilayani oleh para siswa yang bertugas secara bergiliran. Selain itu ada juga kegiatan sikat gigi bersama yang dilakukan rutin setiap hari.

Sekolah Dasar di Jepang memang mengharuskan para siswanya dapat bertanggung jawab sendiri terhadap kebersihan di sekolah. Sehingga kegiatan seperti menyapu dan mengepel lantai dapat dikerjaan tanpa harus mengandalkan petugas kebersihan sekolah. Selain itu, mereka juga diajarkan bagaimana caranya memungut sampah yang terlihat serta merapikan apa saja yang dinilai oleh mereka berantakan. Beberapa hal seperti ini justru membuat siswa di Jepang lebih mandiri dan juga mau bekerja sama dengan rekan tim piket harian.Maka tidak mengherankan jika anak SD di Jepang sudah terbiasa untuk membersihkan rumahnya sendiri atau sekedar membersihkan ruang tidurnya. Hal tersebut membuat mereka tidak bergantung pada asisten rumah tangga atau ibu di rumah. Meski tidak Apple to Apple membandingkan Jepang dengan Indonesia tapi kita tentu saja bisa memetik pelajaran dari sana. Sistem pendidikan dasar di Jepang memang terbukti mampu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang andal sehingga dapat kita adopsi dan implementasikan sebagai sebuah sistem yang baik dan bermanfaat

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 3, pendidikan kecakapan hidup (life skill) dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri. Sedangkan Menurut Broling (1989) "life skills adalah interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh seseorang sehingga mereka dapat hidup mandiri". Selanjutnya Broling mengelompokan life skill ke dalam tiga kelompok kecakapan yaitu; kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), kecakapan hidup pribadi/sosial (personal/social skill) dan kecakapan hidup bekerja (occupational skill). Kecakapan hidup sehari-hari (daily living skill), antara lain meliputi: pengelolaan kebutuhan pribadi. Pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan rumah pribadi, kesadaran kesehatan, kesadaran keamanan, pengelolaan makanan-gizi, pengelolaan pakaian, kesadaran pribadi sebagai warga negara, pengelolaan waktu luang, rekreasi, dan kesadaran lingkungan.

Setelah menyimak landasan teori tersebut saya menyimpulkan bahwa memang ada misskonsepsi di sebagian masyarakat kita yang menganggap mengajarkan dailly lifeskill adalah sama dengan mengajak anak hidup susah. Demikian pula dengan pandangan bahwa anak hanya perlu meraih nilai akademik setinggi tingginya agar nantinya bisa meraih pekerjaan yang bagus, perkara kemandirian toh sudah ada asisten rumah tangga jadi untuk apa repot, perlu segera diluruskan. Padahal sejatinya anak memang perlu sejak dini diajarkan untuk mandiri. Kecakapan ini penting dilatih karena memang diperlukan bagi anak untuk menjadi pribadi yang mandiri dan cakap dalam mengembangkan kemampuannya menghadapi permasalahan di masa depan. Hendaknya para orang tua perlu menyadari bahwa tantangan yang dihadapi anak di masa yang akan datang tentu akan jauh berbeda, dan tidak mungkin bagi orang tua untuk terus menerus membantu setiap saat dibutuhkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Informatif dan mencerahkan bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Terima kasih telah mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk SKSS dan berbagi kebaikan.

06 Sep
Balas

terima kasih pak, sudah berbagi kebaikan dengan bersilaturahmi

06 Sep

Lanjutkan bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Alhamdulillah bisa ketemu cucu paling satu setelah pulang kerja.

06 Sep
Balas

Siip ulasannya, Bu. Itulah negeri kita. Banyak yang salah presepsi bagaimana mendidik anak. Ga usah artis , orang tua wali murid kita mungkin ada. Salam sukses selalu.

06 Sep
Balas

Ulasan yang keren dn inspiratif bu Indartatik salam kenal dan ijin follow dan follow back ya terima kasih

06 Sep
Balas

senang bertemu dengan bapak, terima kasih telah rendah hati memberikan apresiasi

06 Sep

Mantap tulisannya. Ada yang salah dengan pemikiran kita tentang kecakapan hidup. Sukses selalu Bunda.

05 Sep
Balas

terima kasih bu, semoga sehat selalu

06 Sep



search

New Post