Indartatik Susilo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Sayap - Sayap Patah
Opini

Sayap - Sayap Patah

Guru menulis 30 hari, menulis hari ke 27

Linimasa saya hari ini lebih dominan berisi berita tidak enak dibaca. Bagaimana tidak, jika isinya kasus demi kasus kekerasan. Misalnya pada kasus sexsual abuse kepada belasan murid wanita yang menyeret seorang pegiat pendidikan terkenal yang beberapa saat lalu wara-wiri di televisi. Sang oknum EJ tersebut akhirnya diganjar hukuman bui 12 tahun dan denda 300jt. Berita lainnya tentang kekerasan berujung kematian di salah satu ponpes besar yang awalnya tidak diakui namun setelah bergulir dengan menggandeng pengacara ternama saat ini sedikit demi sedikit mulai menemukan titik terang.

Maraknya berita peristiwa tragis dari institusi pendidikan tentu menyebabkan hati kita ikut gerimis. Selain sebagai seorang guru beberapa diantara kita juga adalah orang tua yang ikut menitipkan anak bahkan cucunya di berbagai lembaga pendidikan serupa. Dengan menitipkan mereka artinya kita percaya terhadap reputasi lembaga pendidikan termasuk mempercayai para pengasuh dan pendidik di dalamnya. Lalu apa jadinya jika sayap sayap muda itu patah sebelum tiba di tujuan apalagi dengan cara yang menyakitkan?

Kasus kekerasan berujung petaka bahkan hilangnya kehormatan dan nyawa salah satunya disebabkan oleh adanya over power dan minimnya pengawasan. Pada kasus EJ kecenderungan over power sangat terasa. Semua bermula dari seorang founder lembaga pendidikan yang punya kekuatan luar biasa untuk mengendalikan jalannya lembaga pendidikan yang di pimpinnya ditambah personal branding yang sempurna dan gaya komunikasi yang memukau menjadikan EJ seolah olah menjadi matahari penerang bagi sekitarnya, sehingga perilaku seburuk apapun seolah olah tertutupi dan mendapatkan legitimasi. Sedangkan pada kasus pondok G diakibatkan minimnya pengawasan, sehingga para pelaku leluasa mewariskan tradisi kekerasan senior kepada juniornya. Sesuatu yang sangat jauh dari tujuan lembaga pendidikan islam yang seharusnya senantiasa mengedapankan pengajaran adab dan ahlak seperti yang dicontohkan nabi Muhammad SAW.

Sudah saatnya lembaga pendidikan apapun platform nya mulai berbenah dan bersih-bersih. Jangan biarkan para pelaku di dalamnya memegang kekuasaan terlampau besar sehingga tak terkendali. Yang juga tidak kalah penting adalah adanya pengawasan dari berbagai pihak sehingga kejadian jatuhnya korban seperti yang selama terjadi bisa di minimalisir.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Miris sekali lihat berita. Ulasan yang mantap, Bun

08 Sep
Balas

Terima kasih Bu apresiasinya

08 Sep

Ulasan menarik, Bu. Bantyak faktor penyebabnya. Semua stake holder harus ambil bagian masing-masing dan bersinergi. Salam sukses selalu.

08 Sep
Balas

Benar sekali Bu, terima kasih sudah mampir

08 Sep

Ulasan yang sangat menarik. Entah kenapa kasus kekerasan makin meningkat. Apakah sanksi hukum yang ringan bagi pelaku. Dikembalikan ke orangtua meski perbuatannya sudah menghilangkan nyawa.

07 Sep
Balas

sangsinya memang terlalu ringan. tapi sebenarnya masih bisa dicegah dengan pengawasan yang ketat dan jangan memberikan kekuasaan terlalu besar sehingga pelaku merasa bisa seenaknya karena merasa kebal

07 Sep



search

New Post