Indra Nurdianto, M.Pd.

Indra Nurdianto, lahir di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Alumnus S1 Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang/UM (2014) dan S2 Pendidikan Bahasa In...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gus Beh, Sosok Ulama Karismatik Nan Bersahaja
Telaga Kasih Sayang Gus Beh

Gus Beh, Sosok Ulama Karismatik Nan Bersahaja

Gus Beh, Sosok Ulama Karismatik Nan Bersahaja

Oleh Indra Nurdianto, M.Pd.

Mengenang almaghfurlah KH. M. Badawi Umar, S.Q. (Sapaan akrab, Gus Beh) berarti mengenal kembali sosok beliau semasa hidup di dunia. Kiranya, isi dalam tulisan ini nanti lebih banyak mengulas tentang cerita bersama Gus Beh dari sisi penulis saat di MA Almaarif Singosari. Berawal dari secuil kisah pertama kali penulis melihat sosok Gus Beh di MA Almaarif Singosari, sewaktu sama-sama berada di ruang guru sekitar bulan Juli tahun 2014 silam. Kala itu, penulis yang masih berstatus sebagai guru baru MA Almaarif Singosari mencoba akrab dengan Gus Beh melalui salam dan bertegur sapa. Respons Gus Beh yang begitu santun dan ramah kepada siapapun memberikan kesan tersendiri khususnya bagi penulis saat itu hingga sampai sekarang.

Pribadi Gus Beh yang sederhana (tidak neko-neko) juga tampak sewaktu mengajar di MA Almaarif Singosari. Gus Beh tidak pernah merasa malu ketika berangkat mengajar ke MA Almaarif Singosari dengan mengendarai sepeda motor sendiri tanpa pernah terlihat diantar jemput oleh para santri atau abdi ndalemnya. Tentunya, pemandangan ini menyiratkan pesan bahwa beliau tidak pernah memposisikan dirinya ingin dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Islah Langgar Genteng, Singosari. Justru, kesederhanaan atau ketawadukan Gus Beh seperti inilah yang akan terus terkenang, lebih-lebih dapat menjadi suri teladan bagi siapapun yang melihatnya.

Gus Beh memiliki semangat juang tinggi dan tidak pernah mengeluh saat mengajar mapel Qur’an Hadist di hadapan para siswa MA Almaarif Singosari. Di samping Gus Beh seorang hafiz, tulisan tangan ayat-ayat suci Al-Qur’an beliau juga terlihat begitu indah menghiasi setiap papan tulis kelas yang baru saja digunakan sebagai sarana pembelajaran. Penulis pernah melihat sendiri keindahan tulisan tangan ayat-ayat suci beliau seusai pergantian jam mengajar di kelas yang sama. Tak hanya itu, suatu ketika di sela-sela mengawas ujian semester Gus Beh sering mengisi waktunya untuk murajaah hafalan Al-Qur’an sambil sesekali mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang diputar melalui ponsel pintarnya. Momentum seperti inilah penulis melihat sendiri ketika berada di ruang kelas sebelahnya Gus Beh.

Gus Beh seringkali minum teh hangat yang dituangi dengan air putih sewaktu sedang istirahat di sela-sela jam mengajar. Gus Beh juga tak pernah lupa menawari minum kepada para guru MA Almaarif Singosari yang berada di dekat tempat duduknya sambil mengajak berbincang-bincang santai. Pernah penulis berada di dekat Gus Beh yang sedang minum, beliau selalu mengawali isi perbincangan dengan hal-hal yang ringan seperti guyonan perjodohan, tetapi tidak pernah menyinggung perasaan lawan bicaranya. Secara tanpa sadar, Gus Beh mahir dalam menempatkan posisi ketika berbincang kepada lawan bicara yang memiliki latar belakang beragam.

Gus Beh merupakan sosok yang suka berolahraga, khususnya bermain tenis meja (pingpong). Suatu ketika menjelang harlah ke-48 MA Almaarif Singosari, Gus Beh mengajak beberapa guru laki-laki untuk bermain pingpong. Gus Beh yang dari segi umur sudah cukup senior, namun tidak disangka stamina dan gaya semangat beliau saat bermain pingpong patut untuk diapresiasi. Alhasil, keseruan yang dimunculkan pada momentum kala itu menjadi potret pribadi Gus Beh yang akrab kepada siapapun, khususnya para guru MA Almaarif Singosari.

Gus Beh hampir tak pernah absen ketika ada kegiatan atau acara yang diadakan oleh MA Almaarif Singosari. Misalnya, Gus Beh selalu hadir tepat waktu saat istigasah bulanan setiap selasa malam rabu di musala MA Almaarif Singosari, selalu ikut pembacaan yasin dan tahlil rutin bulanan di rumah rekan guru MA Almaarif Singosari, hadir di awal saat rapat bulanan maupun rapat kerja dewan guru MA Almaarif Singosari, dan masih banyak yang lainnya. Bahkan, Gus Beh juga selalu istikamah hadir dalam setiap acara di luar urusan madrasah tanpa pilih-pilih siapa yang mengundang. Seperti halnya saat penulis memiliki hajat di tempat yang jaraknya cukup jauh, Gus Beh juga turut hadir bersama rombongan rekan guru MA Almaarif yang lain. Dari sini, penulis tahu bahwa Gus Beh tak pernah gagal membagi waktu untuk hal-hal di luar mengajar di madrasah maupun di pesantren.

Gus Beh juga merupakan sosok yang terlampau sabar dalam bersikap yang seolah-olah tidak pernah memiliki rasa marah kepada siapapun. Sekitar tahun 2016, penulis mendapatkan amanah dari MA Almaarif Singosari untuk menjadi wali kelas XI. Kebetulan ada salah satu siswa penulis yang juga merupakan santri mukim di pondok Gus Beh yang berasal dari Sidoarjo. Suatu ketika siswa sekaligus santri yang super unik ini beberapa kali kedapatan melakukan pelanggaran yang cukup berat, sehingga diharuskan untuk mengundurkan diri dari madrasah. Namun, saat Gus Beh mengetahui kabar ini beliau tidak serta merta marah kepada si santri. Gus Beh justru mendoakan si santri agar diberi pertolongan oleh Allah SWT supaya cepat berubah meskipun si santri ini juga harus mengundurkan diri dari pesantren.

Kisah bersama Gus Beh dengan segala budi pekerti baiknya tersebut, penulis juga teringat bahwa beliau juga seorang yang berhasil menempatkan diri pada tempat atau posisi yang baik. Selain menjadi guru di MA Almaarif Singosari, Gus Beh juga seorang pengasuh pesantren dengan ratusan santri. Bahkan, Gus Beh juga pernah menjadi Khatib Syuriah MWCNU Singosari yang saat itu Rois Syuriah MWCNU Singosari diisi oleh Almaghfurlah KH. Abdul Mannan Syukur (Pendiri/Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’an Nurul Huda Singosari sekaligus guru MA Almaarif Singosari).

Tak bisa dipungkiri, penulis mengenal sosok Gus Beh secara langsung selama kurang lebih lima tahun (2014–2019) saat sama-sama di MA Almaarif Singosari. Qodarullah, beliau wafat pada hari Rabu, 11 September 2019 (usia 67 tahun) di RS. Syaiful Anwar Kota Malang. Tentunya kepergian Gus Beh ini membawa duka tersendiri bagi penulis sebagai orang yang seringkali bertemu beliau saat mengajar di MA Almaarif Singosari. Gus Beh kini telah pergi untuk selamanya. Namun, pastinya jasa, petuah, dan rekam jejak dakwah beliau akan tetap melekat di hati sanubari para santri, siswa maupun masyarakat.

Terakhir, keramahan sekaligus ketelatenan yang ditampakkan Gus Beh dalam membimbing umat pastinya tidak akan pernah hilang ditelan zaman dan tak akan pernah padam diterpa masa. Selamat jalan Gus Beh, doa terbaik untuk panjenengan. "Allahumaghfirlahu warhamhu waafihi wa’fuanhu. Allahumma latahrimna ajrohu, walataftina ba’dahu, waghfirlana walahu, birahmatika ya arhamar rahimiin. Amin. Wallahul a’lam bisshowab.

Selisik Mutiara Petuah Gus Beh:

1. Keindahan tidak terletak pada pakaian yang menghiasi kita. Keindahan sesungguhnya adalah keindahan ilmu dan adab. (Laisa al-jamalu biaswabin tuzayyinunaa, innal jamaala jamaalu al-ilmi wal adabi).

2. Sedikit ilmu yang dibarengi dengan amal lebih bermanfaat daripada banyak ilmu, tapi sedikit amal. (Qolilun minal ilmi ma’al amali bihi, anfa’u min kasirin minal ilmi ma’a qilatil amali bihi).

3. Ilmu adalah warisan terbaik, dan mengamalkannya adalah kemuliaan yang paling sempurna. (Al-ilmu afdholu kholafin wal amalu bihi afdholu syarifin).

4. Kalian para santri jangan pernah lupa jama’ah salat lima waktu kapanpun dan dimanapun berada.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren kisahnya tentang Gus Beh, ditulis oleh ahlinya, Barokallah semoga makin bermanfaat ilmunya, Barokallah

09 Jun
Balas

Amin YRA. Terima kasih Pak Ahmad Syaihu atas apresiasinya. Semoga menginspirasi. Jazakumullah ahsanal jaza..

24 Sep

Amin YRA. Terima kasih Pak Ahmad Syaihu atas apresiasinya. Semoga menginspirasi. Jazakumullah ahsanal jaza..

24 Sep



search

New Post