MEGINTIP SUKU KUBU (BAGIAN 2)
Asal usul keberadaan orang Kubu Sampai saat ini masih kabur, tidak ada satu bukupun atau teori manapun yang mengambarkan tentang asal usul Orang Rimba secara pasti , Menurut cerita Suku Kubu terdapat dalam beberapa versi yang pertama adalah berasal dari orang Maalau sesat yang lari ke ke hutan rimba di sekitar Air Hitam Taman Nasional Bukit Dua Belas . Versi kedua mereka berasal dari pasukan kerajaan Sriwijaya yang melakukan misi kerajaan ke daerah Jambi dan Sumatera Barat , hanya saja misi mereka tidak berhasil, sehingga mereka malu untuk pulang dan menetap di hutan , dan versi ketiga adalah Orang Rimba berasal dari keturunan Pagaruyung Sumatera Barat yang tidak mau dijajah, mereka lari kehutan dan hidup beradaptasi dengan hutan ratusan tahun, setelah Indonesia merdeka mereka baru menampakan diri , pendekatan ketiga ini agak mendekati kebenaran hal ini yang diperkuat oleh kenyataan Suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan Budaya Matrinilial (ibu) seperti suku Minang Kabau di Sumatera Barat
Dulu, SAD tidak mengenal pakaian, mereka hanya menggunakan Cawat yang terbuat dari kulit kayu atau daun Woka untuk menuntupi kemaluan mereka, sedangkan bagian dada terbuka untuk laki-laki dan perempuan, tetapi sekarang mereka jika pergi keluar hutan sudah memakai pakaian , bahkan sekarang sudah banyak konflik yang terjadi antara Orang Rimba dan warga
Secara Garis besar di provinsi Jambi mereka hidup di tiga wilayah ekologis, yakni Taman Nasional Bukit 30 , Taman Nasional Bukit 12 dan wilayah Selatan provinsi Jambi, walaupun ada sampai ke dearah pinggiran hutan sekunder dikarenakan hidup yang berpindah-pindah (nomaden). Pada dasarnya mereka adalah pemburu handal dan memiliki berbagai bentuk senjata yang disesuaikan dengan buruannya, untuk berburu Babi mereka mengunkan tombak beracun yang berbeda dengan tombak mencari ikan. Selain itu mereka juga ahli dalam meramu obat yang terbuat dari bahan bahan alami yang banyak diyakini warga sebagai obat berkhasiat tinggi
Kebiasaan primitif yang hingga kini yang tidak hilang adalah Kawin sesama SAD untuk menjaga keberlangsungan garis suku. Mayoritas Suku Anak Dalam menganut kepercayaan animisme, yaitu percaya kepada mahluk ghaib dan roh halus, mereka meyakini didalam rimba ada roh jahat dan ada roh baik, sehingga dalam kepercayaan mereka selalu mengunakan ritual dan matra-mantra untuk permintaan kepada para dewa agar mereka selamat
Sumber makananya adalah Gadung, mereka tinggal tidak jauh dari sungai, mereka memanfaatkan Ikan, Tengkuyung (sejenis Keong), Kepiting, Labi-labi sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari orang rimba memanfaatkan sumber daya alam seperti Damar, Karet, Gaharu, Rotan
Ketika salah satu anggota mereka meninggal degan sendirinya mereka menganggap mereka dikutuk roh jahat maka salah satu jalan adalah menginggalkan kawasan itu dengan membiarkan simayat berada diatas rumah yang terbuta dari panggung, mereka pindah dengan sebutan Melangu. Untuk Suku Anak Dalam yang berada di daerah Sumatera Selatan, Rawas, Rupit dan Musi Lakitan mereka kebanyakan sudah pasrah dengan alam, karena sebagian hutan disana sudah dijadikan sebagai kebun Kelapa Sawit, sehingga orang Rimba terpaksa mengantungkan hidupnya di persawitan
Namun kini sudah banyak orang Rimba di daerah Musi, Sarolangun dan Rawas yang telah menerima modernisasi , bahkan telah memeluk agama Islam dan Kristen ,termasuk pengunanan motor roda dua dan Kecepek , yakni sejenis senjata api rakitan untuk berburu, sekarang yang membedakan mereka dengan yang lain adalah sedikit kumal,dan rambut merekayang tidak disisir
Walaupun belum punah, namun kondisi Suku Anak dalam sangat memprihatinkan dan terancam, kondisi ini semakain sedikitnya hutan dan juga penebangan hutan yang kian tak terkendali dan pencemaran air dari limbah pabrik , bahkan tidak jarang Suku Anak Dalam berkeliaran minta sumbangan kepada masyarakat di pasar –pasar dan keramain kota Jambi
Purimasurai II
#Tantanganmenulisgurusiana
#TagurH24
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Apakah anda pernah bertemu mereka pak?
Sering bu