Tantangan Menulis Hari ke 183

#TantanganGurusiana#

****

Matahari beringsut menuju perut bumi. Nyanyian burung senja itu memberi pertanda waktu Magrib akan datang. Nina telah selesai menyuapi Fara dan Dwina, mereka asyik main boneka di sudut kamar itu. Mutiara hanya memandangi kedua adiknya itu. "Alhamdulillah... mereka udah kembali ceria," senyum Nina melebar.

Sementara Heri masih sibuk dengan kegiatan bersih- bersih di halaman. Kayu- kayu bekas yang masih berserakan disusunnya satu persatu. Barangkali saja nanti diperlukan suatu saat.

"Bang...waktu Magrib dah masuk, ayolah... ," panggil Nina dari dalam rumahnya. Nina paham betul dengan pekerja keras suaminya, kalau memang sedang termotivasi, sulit untuk dihentikan.

"Ya... sebentar," jawab suaminya sambil memungut potongan kayu yang kecil- kecil.

Nina hanya geleng- geleng kepala. Ia kembali kekamarnya dan bersiap untuk melaksanakan solat Magrib. Mutiara mengikuti langkah ibunya, dan ikut sholat bersama.

Waktu terus berputar, nyanyian burung berganti dengan suara katak yang saling bersahutan. Memanggil hujan agar tubuhnya bisa berendam.Katak- katak itu tak peduli dengan pikiran pemilik rumah. Mereka tetap bernyanyi di kolam kecil belakang rumah itu.

Nina membuka percakapan dengan sangat hati- hati. Mereka dari tadi membisu hanyut dengan pikiran masing- masing. Satu persatu dari anak- anaknya sudah tertidur. Namun Fara masih kelihatan gelisah, mungkin saja karena ia kebanyakan tidur siang tadi akibat pengaruh obat.

"Bang... besok kita balik ke rutinitas, dan mengakhiri libur ini," ucap Nina.

"Ya, seperti menjalani kehidupan yang baru, awali dengan niat yang baik, semoga keadaan kedepannya semakin membaik," balas Heri sambil mengelus rambut Fara.