Indriati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bulan Ramadhan Membawa Berkah

Bulan Ramadhan Membawa Berkah

Bunyi suara petasan itu sangat memekakkan telinga. Dentuman terdengar beberapa kali. Ruang Majelis guru menjadi heboh.

“Siapa pula yang bermain mercon di siang hari?”, kata guru-guru merasa terusik oleh bunyi dentuman. Bagaimana tidak terusik. Ini bulan Ramadhan. Siang hari. Dan di sekolah pula.

“Arahnya dari kelas VIII1”, guru lainnya memberitahu asal bunyi petasan.

Baru kali ini siswa MTs tempatku bekerja berbuat terlalu berani dalam bulan Puasa. Sejak pengabdianku di sini, Bulan puasa selalu dilaksanakan dengan penuh hikmat. Mulai pagi hari dengan hapalan ayat pendek, sholat Dhuha, sholat Dhuzur berjamaah, bersalaman pulang dengan guru, pesantren kilat sampai buka bersama. Tak pernah terjdi hal-hal yang janggal. Di luar bulan puasa memang banyak kasus yang harus kutangani.

“Coba cari, Pak! Siapa yang berani membunyikan mercon di sekolah!”, perintah kepala sekolah pada pak Hardi.

Pak Hardi segera menuju kelas VIII 1. Setengah jam kemudian dia kembali.

“Siapa yang membunyikannya, Pak?”, Tanya seorang guru wanita.

“Tak ada yang mengaku” jawab pak Hardi.

“Bagaimana pak Mustofa?” tanya kepala sekolah padaku, selaku wakil kesiswaan.

“Sebentar. Saya lihat dulu ke kelas”, jawabku.

Sesampai dikelas ku panggil semua siswa perempuan. Dari mulai pengarahan sampai kemudian ancaman-ancaman ku lontarkan. “Jika kalian tidak memberitahu, siapa yang membunyikan mercon, maka satu kelas akan Bapak hukum”.

Dan pada ahkirnya.“Siapa yang membunyikannya tadi?”, tanyaku lagi.

“Beberapa orang siswa mulai bersuara. “Randi, Pak”

“Rian juga, Pak”.

Kupanggil Randi, salah seorang dari dua siswa tersebut. Di ruang kesiswaan mulailah permainan kata, mengungkap siapa yang membuat onar. Alhasil, 4 orang siswa, Randi, Rian, Ahmad dan Ferdy tercatat namanya. Mereka memang sengaja membawa mercon ke sekolah. Ferdy merupakan provokator kejadian itu. Aku memanggil Ferdy dari mikrofon. Terdengar sorakan teman satu kelasnya. Ferdy mengepalkan tangannya ke arah teman-teman yang menyorakinya. Dengan perasaan jengkel, Ferdy menghadapku. Perasaan tidak senang terpancar kuat di wajahnya.

Aku membuka pembicaraan. Pembicaraan yang tidak panjang tapi mungkin berarti bagi Ferdy. Sesaat kemudian, kejengkelan di wajahnya mulai hilang.

“Sebagai hukumannya, kalian berbaris di depan tiang bendera”, kataku. Dan Ferdy menerima hukuman itu bersama 3 orang temannya.

Hukuman di panas siang hari di Bulan Puasa. Pastilah kamu sekalian tahu, apa rasanya. Tidak ada satupun guru yang mengomentari hukuman dariku.

Keempat anak itu berdiri dengan muka tertunduk. Teman-teman satu sekolahbersorak dan menertawai mereka. Tapi ini tidak berlansung lama. Beberapa saat kemudian, suara sorakan sudah tidak terdengar lagi. Saat yang tepat untuk memanggil mereka kembali.

“Kalian berempat, segera bersihkan Musholla”, kataku lagi.

Dengan semangat mereka berempat membersihkan Musholla. Tempat yang akan dipakai sholat Dhuhur berjamaah. Tangan-tangan mereka segera mengambil sapu yang tersedia di samping Mushola. Mereka bekerja dengan cekatan. Semua tempat sudah mereka bersihkan. Lantai, langit-langit dan tempat wudhu pun bersih. Guru-guru menjadi salut dengan kerja ke empat anak tersebut.

“Rajin sekali mereka membersihkan musholla”, kata seorang guru.

Azan dhuhur pun berkumandang. Semua siswa bergegas pergi berwudu. Mereka mulai mengatur dan meluruskan shafnya. Sholat Dhuhur berjamah dimulai. Selesai sholat Dhuhur seorang siswa menyampaikan kultum. Semua rangkaian sholatsudah dhuhur selesai. Sebelum beranjak dari musholla mereka saling bersalaman. Ferdy bergegas berdiri dari barisan shaf paling depan dan melangkah menuju pak Mustofa. Ia segera menyalami pak Mustofa sebelum teman-teman lain mendahuluinya.

Sebenarnya apa yang disampaikan pak Mustofa pada Ferdy?. Ini masih menjadi misteri.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post