Indriati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pussy yang Malang

Aini jengkel. Sepagi ini dia harus dihadapkan dengan kotoran si pussy yang teronggok di sudut dapur. Baunya minta ampun. Aini terpaksa menutup hidungnya. Enggan rasanya pergi ke kamar mandi. Dia harus melewati bau tersebut sebelum masuk ke kamar mandi.

"Bersihkan kotoran pussy, ya Ai", kata mama dari ruang tengah. "Mama paling tidak tahan dengan kotoran pussy", begitu selalu mama membujuk agar Aini membersihkanya. Terpaksa Aini mengambil tissu yang terletak di meja dapur, kemudian membungkuk ditepi lemari membungkus sumber bau yang begitu menyengat. Aini tidak kesulitan membersihkannya, karena ia menutup hidungnya. Ia menggulungkan tissu ke dalam lubang hidungnya supaya baunya bisa teredam.

"Mama...", jeritan Aini membuat mama terperanjat dan berlari ke dapur. Aini ketakutan setengah mati. Seekor kecoa menempel di bajunya. Mama datang tergopoh-gopoh. Dengan sekali kibas, mama membuang kecoa yang menempel di baju Aini. Kecoa itu sudah terbang entah kemana. Hanya saja Aini merasakan ada yang mengganggu hidungnya.

"Mama, hidung Ai", Aini meraih tangan mama berusaha minta tolong. Dia sedikit kesulitan bernafas. Mama memegang wajah aini. Didongakkannya kepala Aini. Matanya melihat ke dalam lobang hidung Aini yang gelap. Tapi mama tak mendapat satu apapun.

" Kenapa hidungmu, Ai", mama segera membawa Aini ke tempat yang lebih terang. Dengan bantuan lampu senter mama mencari. Ada bagian tisu yang masuk ke lubang hidung Aini. Tapi terlalu jauh ke dalam.

Mendengar ribut ribut di dapur Indah terbangun. Ia menggosok- gosok matanya dan berjalan menuju dapur. Aini melihat adiknya yang baru bangun tidur, serta merta menyemprot adiknya, "Gara-gara Pussy mu, hidung kakak kemasukan tissu", Aini menghembuskan nafas sekuat- kuatnya melalui hidungnya. Berusaha mengeluarkan tissu yang masuk. Tapi serpihan tissu itu tidak juga keluar.

Indah tanpa rasa bersalah memanggil pussy. Pussy yang gemuk tapi lincah segera melompat ke atas paha indah yang berjongkok memanggilnya. Dengan manja pussy menggesek-gesekkan kepalanya pada pergelangan tangan indah. Indah membalas mengelus-elus lembut bulu pussy yang tebal.

Pussy bukan kucing peranakan. Kucing kesayangan adiknya itu sudah dipeliharanya sejak kecil. Badan yang gemuk dan besar menandakan tuannya sangat memanjakannya.

" Pokoknya kalau pussy buang kotoran lagi di rumah, kamu yang harus membersihkannya", Aini melampiaskan kejengkelannya.

Indah justru berbalik badan membawa pussy ke kamarnya tanpa menghiraukan omelan kakaknya.

"Sudahlah. Coba mama lihat hidungmu. apakah masih terasa sakit?" Tanya mama

"Nggak sakit ma, tapi masih terasa ada tissu di hidung Ai', kata Aini mengeluh.

" Nanti kita berobat ke dokter saja ya?", Bujuk mama. Aini mengangguk. Tapi kejengkelannya belum juga surut.

###

Indah memanggil- manggil pussy. Dari pagi dia tidak melihat pussy di rumah.

" Mama, lihat pussy nggak?" Tanya indah pada mama. "Mungkin di dapur?" Jawab mama.

Nggak ada ma..., Dari tadi indah mencari sampai ke kamar KK Aini, tapi tidak ada" kata indah. Mama ikut mencari dan memanggil pussy. "Coba kita cari ke luar. Mungkin pussy main di teras", kata mama. Indah berjalan ke teras depan, tapi pussy benar benar tidak ada.

Indah menangis tersedu - sedu. Dia sudah kehilangan pussynya.

"Kenapa kamu nangis, ndah?" Tanya mama.

"Pussy hilang, ma. Kak Aini sudah membuang pussy" tangis indah makin keras. Mama terkejut mendengar perkataan indah.

Aini yang mendengar di balik jendela jadi kecut. Kok indah bisa tahu, pikirnya. Diintipnya dari balik gorden. Mama masih membujuk indah supaya tenang. Timbul penyesalan dalam dadanya kenapa dia bisa sejahat itu pada adiknya dan pussy.

Tadi malam, setelah indah tidur, Aini mengeluarkan pussy dari pintu belakang rumahnya. Dengan kasar, ditariknya pussy dan di campakkannya ke luar rumah. Ditutupnya pintu dapur dengan cepat . Kucing itu tidak berkutik. Hanya suaranya yang terdengar dari balik pintu. Kucing itu mengeong-ngeong ketakutan. Aini mengintip nya dari jendela yang terletak bersisian dengan pintu belakang. Ada seekor kucing jantan yang mengintai si pussy. Pussy mencakar pintu, ingin segera bersembunyi di dalam rumah. Tapi Aini hanya melihat saja. Perasaan nya sudah begitu dingin. Kemudian dia beranjak ke kamar tidur, sambil menutup telinganya.

Aini masih belum beranjak. Ia masih tegak di belakang gorden sambil memilin-milin tirai gorden. Menyesal yang tak ada gunanya. Pussy tidak tampak lagi. Pagi sekali Aini sudah bangun dan mencari pussy ke sekeliling rumah. Sengaja ia berjalan ke arah rimbunan bambu yang terletak tidak jauh dari rumahnya, hanya sekedar ingin mencari pussy. Mana tahu pussy bersembunyi di sana karena ketakutan dengan kucing jantan yang dilihatnya tadi malam.

Setelah tangis indah mereda, mama mengajak indah masuk ke dalam rumah. Tapi indah yang masih sesenggukan, tak ingin masuk ke dalam rumah. Ia memilih tetap duduk di teras memandangi halaman rumahnya. Berharap pussy kembali.

Mama masuk ke dalam dan melihat Aini berdiri di sudut ruang tamu. Mama memandang tajam ke arah Aini. Tangan Aini gemetaran. Tatapan mama membuat keringat dingin bermunculan. Tangan Aini dingin dan gemetar. makin kuat memegang gorden jendela. Sebenarnya pussy sangat manis dan penurut. Tapi api amarah membuat hati Aini seperti tertutup. Dia tidak lagi memperdulikan bahwa pussy adalah kesayangan adiknya. Aini tak berani berjalan keluar menjumpai adiknya untuk meminta maaf. Hanya bulir- bulir bening yang menetes dari sudut matanya yang mengisyaratkan bahwa dia menyesal. Pandangan mama meneduh. Aini berlari memeluk mama.

"Aini menyesal ma"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kasihan pussy nya kog dibuang sih Aini, kasihan juga kan adiknya jadi nangis, swmoga lekas ketemu ya. Salam literasi bun, sukses selalu.

30 Aug
Balas

Salam literasi kembali

30 Sep

Semoga, Pussynya cpt kembali ya,Indah. Salam kenal, Bunda Indriati.

29 Aug
Balas

Terima kasih hafni, masih kisah faksi. Maaf, bunda baru balas, Ndak tau kenapa emailny nggak jalan

30 Sep



search

New Post