#Tagurke-35

Gelombang arus manusia yang menyemut sudah memadati jalan-jalan dan terowongan menuju jamarat. Suara gemuruh orang -orang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir mengagungkan kebesaran Allah SWT. Suasana ini membuat merinding oleh semua orang yang mendengarkannya. Betapa besar Kuasamu ya Rab. Jutaam manusia yang berserah diri untuk minta ridhoMu berkumpul di satu tempat yang sama hanya untuk menerima panggilanMu. Begitu juga dengan Bu ipah dan pak Hidin yang mendapat kesempatan untuk menjadi tamu Allah. Tak henti-hentinya mulutnya bergetar selalu berdzikir.

Tugu Jamarat sudah ada di depan mata bu Ipah dan pak Hidin. Dengan bersusah payah mereka berhasil menerobos dan bisa mendekat ke bibir tugu Jamarat. Mereka pun melempar batu jumrah ke arah tiang dengan mengucapkan “ Bismillahi Allahu akbar!” sampai 7 kali.

Saat bu ipah dan pak hidin berbalik badan dan mau kembali ke rombongan," ada serombongan jamaah menerjang dan melawan arus tanpa mempedulikan yang lain. Brakkk....terpentallah bu Ipah dan pak Hidin membuat mereka terpisah. Bu Ipah jatuh tersungkur, secepat kilat ia bisa berdiri sambil mencari-cari sesuatu. Badannya gemetar dan wajahnya tampak pucat. Melihat hal itu pak Hidin segera berlari menghampiri istrinya. “Tas Paspor...tas pasporku...?” bu Ipah panik dengan tas paspornya. Pak Hidin yang juga panik ikut kebingungan. Pak Hidin menatap bu Ipah dan berkata “Itu lho masih terkalung dilehermu!” Bu ipah mendekap tas paspornya sambil tertawa sendiri dan berucap" Alhamdulillah."

Rembang, 5 Juli 2020

SALAM LITERASI