#Tagurharike- 47

Liburan akhir tahun telah tiba. Keluarga pak Suroso menyambutnya dengan gembira . Sudah jauh-jauh hari ia mempersiapkan untuk bisa pergi berlibur ke jakarta. Waktu itu belum ada pandemi covid jadi acara dapat terlaksana dengan lancar. Ke dua anak pak Suroso begitu riang karena mereka belum pernah pergi ke ibu kota . Di Jakarta ada saudara yang mereka kunjungi jadi tidak perlu repot- repot menginap di Hotel.

Setelah dirasa perbekalannya cukup akhirnya keluarga pak Suroso berangkat dengan kereta api. Sampai di stasiun kereta api Depok mereka sudah dijemput oleh saudaranya dengan taxi.

Keesokan harinya mereka diantar berkeliling kota Jakarta oleh saudara sepupunya “kita ke Dufan saja yah.” seru Topan anak pak Surosa yang besar. Pak Suroso mengiyakan . Mereka berencana untuk mengelilingi setiap sudut Dunia Fantasi. Setelah perut kenyang mereka berputar –putar ke banyak atraksi . Sampailah mereka menuju ke wahana ekstrim Tornado. Topan memaksa ayahnya untuk menemani naik Tornado. Pak Suroso malu jika dikatakan penakut oleh anak laki-lakinya akhirnya ia menerima tantangan Topan. Nyali pak Suroso langsung menciut melihat menara histeria yang mencengkam, Jeritan orang-orang yang sedang diuji nyali terdengar jelas. Pak Suroso seperti terbang berputar putar dilangit dan dihentakkan ke bumi . Ia merasakan kepala menjadi berat dan isi perut seperti diaduk-aduk wajahnya sud pucat pasi. Akhirnya penderitaan pak Suroso berakhir saat Tornado sudah berhenti dan menginjak bumi . Istrinya yang melihat kondisi suaminya yang jalan sempoyongan dan muntah-muntah tampak panik dan mengatakan “ Ingat umur pak.....” Topan hanya tertawa melihat ayahnya lemas tak berdaya.