Indrya Fitri

Seorang ibu muda yang berprofesi sebagai pedidik dan juga memiliki peri kecil mungil yang berusia hampir 3 tahun. Aktivitas sehari-hari tidak jauh-jauh dari lin...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jujurlah Nak...
Sumber Gambar : https://klikmu.co

Jujurlah Nak...

Tantangan Hari ke-51

#Tantangangurusiana

Bagaimanakah perasaan orangtua ketika mengetahui anaknya tidak jujur ?. Apakah kemudian biasa saja, memarahi si anak atau mencari penyebab mengapa anak tidak jujur?. Ketika si anak dengan santainya berkata tidak jujur dan tidak merasa bersalah sama sekali, maka tugas sebagai orangtua tidak lantas hanya menasehati semata tetapi ada pendekatan kepada si anak untuk mengetahui alasan dia tidak jujur. Bahkan perilaku tidak jujur pun tidak hanya bisa terjadi di rumah, tetapi juga di sekolah dan hal seperti ini bukan hanya sekali atau dua kali saya alami mengingat peran saya sebagai guru BK. Yups, ketika dalam proses penanganan anak terutama anak yang terkena kasus terkadang mereka memberikan segudang alasan agar guru menjadi lebih empati kepada mereka.

Lantas apakah karakter jujur ini mulai pudar di kalangan generasi Z ini ?. Karakter dasar yang seharusnya sudah melekat di setiap diri seseorang sedari sejak mereka kecil sehingga akan timbul rasa bersalah ketika mencoba untuk berbohong. Mungkin kita mencoba untuk memahami dahulu konsep dasar kejujuran. Jujur sendiri adalah suatu sikap yang lurus hati, menyatakan sebenar-benarnya, tidak berbohong atau berkata hal-hal yang menyalahi apa yang sedang terjadi (fakta). Artinya, ada kesesuaian antara niat dengan ucapan dan perbuatan dan juga memberikan informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Perilaku jujur sebenarnya sudah harus ditanamkan di lingkungan keluarga yang menjadi pendidikan pertama si anak dan juga didukung dengan lingkungan pendidikan di sekolah. Hal ini agar anak memahami semenjak dini bahwa perilaku jujur merupakan bagian penting yang harus dimiliki oleh seseorang agar suatu saat nanti terhindar dari perbuatan menyimpang di masa depannya. Misalnya ketika ulangan, si anak akan berusaha untuk belajar semaksimal mungkin agar bisa menyelesaikan ulangan dengan baik bukan kemudian menghalalkan segala cara misalnya menyiapkan contekan. Jika perilaku tidak jujur dipupuk hingga anak dewasa maka, sampai akan jadi suatu kebiasaan yang pastinya akan merugikan di masa yang akan datang terutama pada saat mereka terjun ke dunia kerja. Tak jarang perusahaan akan lebih memilih karyawan yang memiliki karakter yang jujur dibandingkan yang memiliki kemampuan namun sering berbuat curang atau tidak jujur yang tentunya akan merugikan perusahaan.

Tulisan hari ini sebenarnya merupakan curahan atas kegalauan saya sebagai pendidik yang merasa sangat khawatir dengan karakter anak zaman now terutama kejujuran. Bahkan ketika ulangan pun saya harus menyiapkan seribu jurus agar anak tidak memiliki peluang untuk berbuat tidak jujur atau curang. Saya pun berpikir seharusnya ketika ulangan, mereka tidak perlu diawasi oleh guru karena jika mereka punya karakter jujur seharusnya ada rasa tidak nyaman ketika melakukan perbuatan tidak jujur (menyontek).

Nah, bagaimana jika ada anak yang tidak jujur namun tidak ada penyesalan bahwa dia sudah berbuat hal yang tidak jujur ?. Yups, baru-baru ini saya mengalaminya ketika pada suatu hari ada anak yang meminta izin kepada saya kalau dia tidak masuk karena sakit dan surat izinnya akan menyusul. Saya pun percaya bahwa si anak sakit dan saya pun menunggu surat izin sakit yang tentu ada tandatangan orangtua sehingga saya lebih yakin lagi bahwa si anak memang sakit. Namun, apa yang terjadi ?, ketika saya sedang berada di luar sekolah untuk suatu keperluan, saya melihat anak tersebut sedang bersantai dengan teman-temannya yang bukan satu sekolah di tempat makan dengan raut muka gembira dan tidak ada raut muka seperti orang yang sedang sakit. Sesekali mereka bercanda dan tertawa khas anak remaja zaman now yang lepas tanpa beban dan saya hanya memperhatikan dari jauh dan pastinya tidak akan menegur si anak karena harga diri anak biasanya akan jatuh ketika ditegur didepan orang ramai.

Sepanjang jalan, saya pun berpikir apakah selama ini materi bimbingan yang disampaikan ke anak hanya konsep dasar atau teori semata sehingga hanya terbatas menyentuh kognitifnya saja bukan afektifnya. Saya juga berpikir bahwa materi bimbingan yang diberikan mungkin seharusnya lebih mendalam membahas karakter-karakter dasar seperti jujur, peduli, suka menolong ataupun kemampuan untuk menghargai orang lain seperti yang pernah diajarkan sewaktu mereka sekolah dasar. Padahal seharusnya perilaku seperti itu sudah harus tertanam di diri mereka sedari kecil. Tetapi itulah mulianya tugas sebagai seorang pendidik yang bukan hanya membuat mereka yang awalnya tidak paham menjadi paham akan ilmu pengetahuan, namun juga memberikan pemahaman mengenai hal-hal yang baik yang harus mereka lakukan dan hal-hal yang tidak baik yang tidak boleh dilakukan. Tantangan guru zaman now memang luar biasa, untuk itu guru tetap harus selalu belajar tentang karakter anak zaman now.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Curhat nya diterima. Tulisan nya keren. Lanjuttt

13 Mar
Balas

Jujurlah padaku ...

13 Mar
Balas

Haaa.. Karakter dasar yang mulai pudar ckckck prihatin ye bu

13 Mar

saya sangatkecewa jika anak saya dan murid saya tidak jujur bu..jujur apa adanya saja dan trima konsekuensinya..anda guruyg luarbiasa..salam hormat

13 Mar
Balas

Iyah pak ada rasa gak nyaman di dalam diri saya ketika ada anak yang gak jujur.. Rasanya pengen marah tp saya sadar marah aja gak langsung membuat mereka sadar.. Merubah karakter anak ketika dewasa memang lebih sulit ternyata

13 Mar

Memang luar biase tantangannye bu Ind

13 Mar
Balas

Sebagai guru dan orang tua kita memang harus selalu sabar dan selalu memgayomi mereka, jangan putus asa

13 Mar
Balas

Bagus bu Indri , la makin lancar. Perlu kesabaran menanamkan kejujuran.

12 Mar
Balas

Iye pak sbnrnye tulisannye dapat lebih panjang pak cuma tek kini urang bosan macenye mun panjang2 hee muji mun bahas karakter ne dak uda gak sehalaman dua halaman hee

13 Mar



search

New Post