Merekam Jejak Kartini
Merekam Jejak Kartini
“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita Sholehah” (Al-Hadist)
Hari Kartini diperingati bangsa Indonesia, sebagai hari bagi kaum wanita Indonesia, yang menunjukkan penghargaan yang tinggi terhadap kaum hawa. Tentu saja ini adalah kehormatan yang besar, karena memang wanita diciptakan Sang Pencipta dengan segala keistimewaan. RA Kartini adalah sosok yang memberi inspirasi dan pencerahan bagi kaumnya, surat surat yang dilayangkan kepada sahabatnya di Belanda, Stella Zihandelaar adalah sebuah ungkapan curahan hati, tentang sesuatu yang ingin diketahuinya lebih dalam tentang keyakinannnya Islam, dan karena Kartini, adalah wanita maka pada saat itu dilarang untuk belajar tentang banyak hal dan mengetahui lebih dalam tentang Al-qur’an.
Curahan hatinya menunjukkan betapa inginnya dia memahami kitabullah Al-Qur’an, mengetahui bahwa Islam adalah keyakinan yang mantap dalam jiwanya yang disertai pemahaman dan pengetahuan yang idhar, namun ada keterbatasan, ada kejahiliyahan yang memang “dikembangbiakkan” bangsa penjajah, sehingga guru ngajinya mewanti-wanti dengan mengatakan bahwa Al-qur’an terlalu suci untuk diterjemahkan dalam bahasa jawa yang dipahami Kartini.
Tapi Allah adalah Berqodroh Irodah, Maha Berkuasa dan berkehendak menuntun Kartini melalui seorang Kyai untuk mengetahui beberapa zuz Al-qur’an yang diyakini Kartini sebagai anugrah terbesar dalam kehidupannya. Buku Habis Gelap Terbitlah terang, menjadi fenomenal, karena sebenarnya gejolak jiwa Kartini yang ingin membebaskan dirinya dalam kegelapan jiwa tanpa cahaya Al-qur’an, kepada jiwa yang penuh dengan keimanan dan cahaya betapa kehausannnya untuk terus belajar dan mendapat pencerahan. Habis Gelap Terbitlah terang adalah kumpulan surat surat Kartni berasal dari penggalan ayat Al-quran, yang mengajak menusia dari gelapnya kehidupan tanpa berqur’an menuju cahaya Ilahi dengan hidup berdasarkan Al-qur’an, mengajak manusia dari kegelapan menuju cahaya.Sebenarnya kalau surat Kartini diterjemahkan ke dalam bahasa Al-qur’an yang benar, Habis Gelap menuju Cahaya Allah.
Kartini adalah wanita sholehah yang menutupi tubuhnya dengan jilbab , jiwanya sudah tersibghoh dengan celupan Allah melalui Al-qur’an, melawan arus kebiasaan berpakaian wanita wanita jawa dan nyonya-nyonya belanda saat itu, karena jiwanya sudah berhijrah untuk meyakini Islam sebagai jalan bagi kehidupannnya. Kartini adalah sejarah yang terpatri dalam jiwa setiap wanita Indonesia. Untuk merayakan hari Kartini begitu banyak euporia yang disuguhkan dalam banyak gaya dan cerita, namun kenyataan sesungguhnya Kartini adalah muslimah yang mengajarkan kepada kita semua wanita Indonesia untuk menjadi hamba Allah yang taat, yang mendudukan tugas, fungsi dan peran yang telah ditetapkan Allah baginya. Emansipasi wanita sebenarnya adalah kemerdekaan wanita Indonesia yang beriman untuk menjadi muslimah, Real Muslimah, yang harus terus menerus belajar ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan maslahat bagi dirinya dan keluarganya. Apabila Rasullullah SAW dalam hadistnya mengatakan bahwa wanita adalah madrasah bagi anak-anaknya, maka yang harus dilakukan oleh para wanita adalah membekali dirinya dengan ilmu dan pengetahuan yang dapat diajarkan bagi anak-anak yang dikaruniakan kepadanya.
Wanita adalah tiang negara, sebagai tiang maka wanita adalah penyangga bagi keberlangsungan kehidupan suatu negara, wanita yang ruksak akhlaknya, maka robohlah kehidupan sebuah negara, karena itulah tugas penyangga, haruslah kuat, kokoh, teguh keimanannya, sabar menghadapi berbagai tantangan dan hambatan yang menimpanya, pantang menyerah dan siap berkorban dan ikhlas berjuang untuk menuntaskan tugas, fungsi dan perannya sesuai kehendak Sang Pencipta. Semuanya dapat dilakukan wanita yang muslimah, yang faham siapa dirinya, mengenal Tuhannya, serta memahami tugas dan fungsinya baik sebagai dirinya sendiri, sebagai istri, sebagai ibu, dan sebagai anggota masyarakat yang bermanfaat bagi orang-orang yang dihadirkan dihadapannya.
Semoga kita diberi kekuatan dan keistiqomahan oleh Allah untuk belajar dari kitab suci Al-quran dan Sunnah Rasul-nya, karena itulah sebenarnya jejak rekam Kartini, yang begitu susah payah berjuang ingin mengetahui isi Al-qur’an dan dijadikan pedoman bagi kehidupannya. Sekarang Al-qur’an dan tafsirnya sudah ada dihadapan kita, bagaimana mungkin kita membiarkannnya merana, tidakkah kita seharusnya mempelajarinya, mengkajinya lalu kita jadikan sebagai arah langkah dalam kehidupan kita. Semoga kita dapat menjadi kartini-kartini yang memiliki jiwa sholehah, karena sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholehah...semoga...
22 Rajab 1438 H/ 21 April 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar