Refleksi Ramadhan, Inginkah syaum kita mabrur?
Refleksi Ramadhan
Inginkah syaum kita mabrur?
Ramadhan sebentar lagi akan berakhir, bulan yang penuh dengan keagungan, karena bulan ini mewarnai kehidupan orang-orang yang beriman, seruannya menjadi perintah yang Maha Kuasa “ Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS.2 : 183). Syaum memiliki ‘tempat’ tersendiri di hadapan Allah, karena proses selama ramadhan, akan dapat merubah manusia beriman, menjadi taqwa, derajat taqwa manusia dihadapan Allah adalah Syurga.
Proses ke arah taqwa tentu saja bukan proses yang bim salabim, namun sebuah langkah yang penuh makna dan kesungguhan, karena ada orang yang berpuasa, tidak mendapat apapun kecuali lapar dan dahaga saja (Al-hadist). Maka kiranya kita butuh untuk lebih mengevaluasi diri sudahkah syaum kita seperti syaumnya orang-orang terdahulu? Syaum seperti halnya Rasullulah dan para sahabat syaum?
Maka proses syaum yang dijalankan oleh orang –orang mukmin kemudian dipilah menjadi tiga yaitu 1. Syaum Umum, 2. Syaum Khusus, 3. Syaum Khusus bil Khusus, mari kita cermati. 1. Syaum umum, yaitu syaum hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, hanya sekedar menunggu waktu maghrib, tidak menambah keilmuan dan ruhnya karena tidak ada aktivitas tambahan untuk lebih meningkatkan dirinya, bahkan ketika syaum cenderung ‘mager’, malas gerak karena takut lapar dan haus, sehingga bisa jadi syaum yang dijalankannya ingin cepat berakhir, karena tidak ternikmati secara ruhiyahnya. Aktivitasnya ketika syaum hanya memenuhi kebutuhan badaninya saja, tidur, nonton, lihat-lihat status di gawainya, dan cari cari makanan untuk berbuka.
2 Syaum Khusus, yaitu syaumnya orang-orang yang beriman yang tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus sampai waktunya berbuka, namun aktivitasnya sudah lebih banyak, memiliki target target ubudiyah, mislanya, sholat lima waktu diawal waktu, plus rhawatibnya, membaca Al-qur’an, taraweh, lebih memperbanyak zakat, infak, shodaqoh serta hal hal lain yang lebih positif.
Orang-orang yang melaksanakan syaum khusus meyakini bahwa pahala di bulan Ramadhan akan berlipat, ibadah sunat, pahalanya seperti melaksanakan ibadah wajib di bulan bulan yang lain, sementara ibadah wajib yang dilaksanakan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan, sehingga bagi orang yang meyakini akan berfastabikul khoirot, berlomba-lomba untuk melaksanakan berbagai aktivitas ibadah yang diyakininya sebagai bekal bagi kehidupannya di akhirat, dialam keabadian. Cukupkah sampai disitu? Ternyata Rasullulah dan para sahabat melaksanakan syaum yang ketiga yaitu:
3. Syaum khusus bil khusus, yaitu syaum yang tidak hanya melaksanakan semua aktivitas ibadah seperti bersyaum umum, namun apabila melihat contoh teladan yang diberikan oleh Rasullulah ketika Ramadhan adalah berperang. Seperti kita ketahui bahwa Rasulllulah dan para sahabat melakukan perang Badar adalah ketika Ramadhan, juga beberapa perang lainnya. Mengapa justru Ramadhan dijadikan momen oleh Allah dan Rasul-Nya untuk berperang? karena Ramadhan memiliki makna ‘pembakaran semangat’, sehingga pada bulan Ramadhan justru menjadi bulan untuk beraktivitas yang menuju kepada kemenangan diri dan menuju kemenangan yang haq dan menghancurkan yang batil.
Tentu saja syaum khusus bil khusus ini merupakan syaumnya para Nabi dan Rasul, sehingga apabila kita menghendaki syaum kita mencapai derajat taqwa, maka syaumlah seperti para Nabi dan Rasul syaum. Artinya ketika kita syaum maka juga harus ‘berperang’ dalam konteks menyampaikan amar ma’ruf nahyi mungkar. Karena kemungkaran dan kejahiliyahan ada di sekitar lingkungan kita, begitu banyak orang –orang yang tidak berpuasa, padahal notabene mengaku beragama Islam. Masih banyak juga yang syaum tapi hanya menjalankan syaum umum dan syaum khusus, bahkan lebih jauh masih banyak orang yang mengaku Islam, tapi tidak peduli dengan keIslamannya. sehingga mereka harus diseru agar mereka syaum seperti orang-orang terdahulu. Berperang dalam hal ini adalah ‘membunuh ‘pemahaman yang salah dan merusak, kepada pemahaman Al-qur’an.
Derajat taqwa pada diri seseorang tidak akan mungkin terproses pada jiwa yang hanya ‘sekedar’ menjalankan syaum, tapi derajat taqwa hanya dapat terjadi apabila seseorang memproses dirinya untuk terus meningkatkan diri baik secara pengetahuan maupun keterampilan serta niat dan keinginan yang kuat untuk menyampaikan kebenaran, tentu saja hal ini tidak terjadi dengan begitu saja, butuh keinginan, upaya diri baik membaca Al-qur’an dan buku buku pengetahuan lainnya dan selalu berada dalam tholabul ilmi, sehingga Allah lebih cinta kepada orang-orang yang berada dalam majelis ilmu daripada kepada orang-orang yang ibadah ritualnya banyak, tapi tidak suka berada dalam majelis ilmu (Al-hadist).
Keberhasilan syaum Ramadhan, mabrurnya akan terdeteksi pada bulan syawal (bulan peningkatan diri) dan bulan-bulan lainnya di luar Ramadhan . Apakah setelah Ramadhan kita dapat terus istiqomah menjalankan ibadah-ibadah lainnya seperti di bulan Ramadhan? Apakah lebih meningkat? atau malah menurun? Maka setiap diri akan menghisab dirinya, karena dirinya mengetahui secara pasti apakah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah menjadi lebih lapang atau malah menjadi sulit dan sempit seperti mendaki ke langit.
Teruslah berjuang, semoga Allah menerima amalku dan amalmu, menerima syaumku dan syaummu, mohon maaf lahir dan batin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Amin, maaf lahir bathin, semoga kembali fitrah..
"Teruslah berjuang, semoga Allah menerima amalku dan amalmu, menerima syaumku dan syaummu," Aamiin.
Marhaban bulan syawal untuk mendeteksi mabrurnya shoum kita. Moga produktivitas ibadah kita konstan. Trims membekaliku berkontemplasi.
Aamiin...mhn maaf lahir bathin juga ya bu...