Inggy Yuliani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
KOREA NEGERI IMPIAN NAN MENAWAN:  PERJALANAN AKADEMIK INGGY YULIANI PRIBADY SEBAGAI PESERTA PERTUKARAN GURU INDONESIA-KOREA 2015
Peacock Dance at Gyeongbokgung Palace

KOREA NEGERI IMPIAN NAN MENAWAN: PERJALANAN AKADEMIK INGGY YULIANI PRIBADY SEBAGAI PESERTA PERTUKARAN GURU INDONESIA-KOREA 2015

Perasaan lega membuncah ketika menapakkan kaki ku di Bandara Incheon, Korea selatan. Walaupun ini kali ketigaku mendaratkan diri disini tapi tetap saja decak kekaguman terbersit atas keindahan dan kemegahan bandara internasional Incheon. Setelah pengecekan imigrasi selesai aku dan teman-teman lainnya keluar dari bandara menuju bis penjemputan. Selama dalam perjalanan menembus kota seoul menuju hotel kami tenggelam dalam ketakjuban dan lamunan masing-masing. Sebagian besar tidak percaya sudah sampai di korea selatan setelah melalui proses yg panjang dan sulit, serangkaian test, persiapan administrasi, budaya dan mengajar serta mencari dukungan dari pihak-pihak terkait.

Kami ditempatkan di sebuah hotel yang cukup megah untuk santap pagi dan beristirahat sejenak sebelum pergi menuju kantor APCEUI-UNESCO dan Kedubes Indonesia yang sudah bersiap menerima kedatangan kami. Di kantor APCEUI kami diterima dengan ramah dan mendapatkan serangkaian penjelasan mengenai keseluruhan program. Kami akan mendapatkan training selama 3 hari sebelum kami ditempatkan di sekolah masing-masing. Hari-hari training diisi dengan materi Bahasa Korea, Budaya Korea, Global Citizenship dan sistem pendidikan di Korea Selatan. Selama training kami di jamu dengan makanan tradisonal Korea yang sangat kaya dengan cita rasa. Tidak hanya itu kami juga diberi kesempatan untuk menikmati keindahan Sungai Han dengan menaiki kapal pesiar. Sungguh suatu keberuntungan yang indah bagi kami.

Akhirnya, hari pejemputan tiba masa training telah berakhir. Kami diperkenalkan kepada pejemput kami, mentor kami yang akan membimbing kami selama bertugas serta Kepala Sekolah dimana kami bertugas. Terharu rasanya ketika kami harus berpisah ke tempat yang berbeda, air mata keharuan menyeruak ketika kami berpelukan kami sadar nama baik bangsa berada di tangan kami.

Saya berserta satu rekan dari Palembang, Fransisca di tempatkan di Geumsan Girls’ Middle School. Geumsan adalah salah satu kota kecil di Korea Selatan, berjarak 2 jam dengan mengendarai mobil atau bis dari Kota seoul. Dalam perjalanan menuju Geumsan kami dikejutkan dengan pertanyaan pertanyaan menarik dar mentor kami yang membuat kami sadar bahwa ini bukan perjalanan wisata tapi perjalanan akademik.

Tiba di Geumsan, Kami di sambut oleh Patung Ginseng raksasa dan bau Ginseng yang menyeruak , tidak heran karena Geumsan adalah penghasil ginseng terbesar di Korea Selatan. Di sekolah kami di sambut oleh Kepala Sekolah beserta jajarannya, setelah memperkenalkan diri, memberikan souvenir dan ramah tamah kami dijamu makan malam di sebuah restaurant tradisional Korea yang sangat indah. Kelezatan cita rasa masakan Korea dan keindahan alam di sekitarnya membuat kami melupakan kelelehan kami. Setelah itu, kami diantar menuju studio tempat tinggal kami selama 70 hari kedepan. Saya dan Ika masing –masing mendapatkan studio yang berbeda. Studio yang mungil dengan fasilitas yang lengkap, kamar tidur, kamar mandi, dapur dan alat-alat elektronik yang memadai , dan satu lagi wifi dengan kekuatan super yang tidak pernah saya dapatkan di Indonesia.

Keesokan pagi saya terbangun, masih belum sepenuhnya percaya bahwa hari itu adalah hari pertama mengajar di Korea Selatan, sampai akhirnya HP berbunyi dari Ika yang mengingatkan apa saja yang harus dibawa dan dipakai. Kami bersepakat memakai kebaya dan kain merah serta membawa seperangkat permaianan tradsional sebagai alat tempur kami di kelas. Jarak anatara studio dan sekolah hanya 30 menit berjalan kaki, di sepanjang jalan menuju sekolah kami bertemu dengan murid-murid sekolah yang memandang aneh kepada kami, tentu saja aneh, kulit dan perawakan kami berbeda dengan mereka belum lagi cara berpakaian dan berbicara.

Sesampainya di sekolah, kami disambut dengan hangat oleh guru-guru di sana, diberi meja kerja pribadi lengkap dengan laptop, printer dan peralatan elektonik laiinya, kami juga dipersilahkan untuk ikut makan siang di kantin sekolah dengan memberikan jadwal makan yang mengandung makanan tidak halal, sehingga saya yang muslim bisa memilih. Di semua sekolah di Korea , semua siswa mendaptkan satu kotak susu gratis di pagi hari, makan siang dan juice di sore hari. Tidak heran kalau mereka pintar pintar dan sehat karena gizinya terjamin. Ada satu hal unik di sekolah di Korea , satu budaya yang mungkin tidak ada di negara yang lain, yaitu ketika memasuki sekolah, sepatu yang dipakai dari rumah harus dilepeas dan diganti dengan sandal sekolah. Hal tersebut berlaku untuk semua warga sekolah, murid, guru, staff, karyawan dan Kepala Sekolah. Tidak heran apabila sekolah selalu tampak bersih dan rapih.

Program sekolah yang diberikan kepada kami ternyata beragam, kami tidak hanya diharuskan mengajar budaya dan Bahasa Indonesia di kelas Budaya tetapi juga mengajar Bahasa Inggris di Kelas Bahasa Inggris sesuai dengan keahlian kami ditambah lagi dengan mengajar di kelas Membaca atau Reading club, kami juga ditugaskan untuk mengajar di empat sekolah lainnya di wilayah Geumsan County.

Mengajar pelajar Korea bukanlah hal yang mudah dan sangat menantang. Mereka tidak boleh dipaksa apabila tidak mau belajar, kalau mereka tidak mau mengikuti pelajaran atau tertidur, tidak boleh dilarang. Oleh karena itu, segala daya upaya untuk mencegah mereka tertidur atau tidak perhatian dikerahkan dan segenap proses pembelajaran yang menarik, menantang serta interactif dirancang. Kami di haruskan membuat rencana pembelajaran untuk setiap pertemuan dan memberikannya kepada mentor setiap minggu untuk dievaluasi.

Di kelas Budaya, siswa-siswa diajak untuk menyanyikan lagu daerah dan lagu Bahasa Indonesia. untuk memudahkan mereka yang kesulitan membaca huruf latin maka kami membuat PPT dengan huruf Hangeul sehingga mereka lebih bersemangat. Tarian tradisional pun diperkenalkan kepada mereka, Tari Merak, Gending Sriwijaya, Jaipongan dan Bajidoran. Mereka sangat antusias melihat kami menari dan turut belajar gerakan tari tardisional Indonesia yang mereka pikir lebih susah daripada gerakan tari Korea Girl Band.Kerajinan tradisional untuk membuka mata mereka bahwa seni kerajinan Indonesia sangatlah unik, melukis payung geulis, melukis kipas, membatik, menganyam dan mewarnai rumah tradisional. Masakan dan minuman tradisional Indonesia untuk memperkenalkan cita rasa Indonesia , lotek, rujak, sarikayo, nasi goreng, kolak ubi, bajigur , bandrek dan kopi luwak. Disini terungkap bahwa orang Korea tidak terlalu suka dengan makanan yang terlalu manis atau pedas. Permaianan tradisional adalah salah satu materi favorit siswa-siswa korea, mereka dengan senang dan gembira bermain congklak, beklen, gasing dan bamboo gila.

Kelas Bahasa Inggris lebih menantang karena Guru Korea betul-betul ingin melihat sampai sejauh mana kita memahami bidang keahlian kita. Pada awal pembelajaran mereka sebetulnya sudah dikagetkan oleh kefasihan saya berbahasa Inggris dan bertanya apakah di sekolah di Indonesia memakai Bahasa Pengantar Bahasa Inggris secara penuh dan apakah huruf bahasa Indonesia sama dengan huruf Bahasa Inggris yang latin sehingga saya lancar sekali membaca dan berbicara. Saya menjelaskan bahwa huruf yang dipakai di Indonesia adalah huruf latin sehingga tidak terlalu sulit untuk membaca Bahasa Inggris walaupun pengucapannya berbeda dan di Indonesia bahasa pengantar tidak seratus persen Bahasa Inggris tetapi juga menggunakan Bahasa ibu. Di luar jam pelajaran sekolah siswa Indonesia biasanya juga mengambil tambahan kelas Bahasa Inggris itu mungkin sebabnya siswa Indonesia lebih fasih daripada siswa korea disamping tayangan TV yang memuat program berbahasa Inggris juga lebih banyak daripada di TV Korea.

Pembelajaran di kelas Bahasa Inggris dan di Reading club dirancang melalui aktifitas pembelajaran gerak dan lagu, games interaktif, jumbled word, jumbled sentences, treasure hunting, membuat poster, menonton video, presentasi kelas, diskusi kelas, membaca nyaring, silent reading, menulis, dan aktifitas yang menyenangkan lainnya.

Setiap hari Jumaat , seminggu sekali siswa sepulang sekolah diharuskan mengunjungi Youth Center di depan sekolah untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Fasilitas yang terdapat disana sangatlah lengkap dan membuat kami guru guru Indonesia takjub. Ruang karaoke untuk menyanyi, peralatan band untuk bermain musik, ruang perpustakaan yang lengkap, bilyard, tenis meja dan yang lainnya yang cukup membuat kami menahan nafas karena iri.

Kegiatan sekolah lainnya yang pada awalnya membuat kami kaget adalah latihan persiapan menghadapi serangan udara yang diselenggarakan sebulan sekali, ketika kami sedang mengajar tiba-tiba terdengar bunyi sirene dan semua anak-anak tanpa komando dan basi-basi meninggalkan ruangan dengan tertib menuju lapangan sekolah. Pengalaman yang tidak dapat dilupakan. Sport Day adalah agenda sekolah yang juga terus melekat di memory kami, semua kelas mempersiapkan diri untuk berlomba dalam berbagai macam cabang olahraga. Mereka termasuk guru gurunya memakai kaos berwarna warni yang menarik. Konsumsi untuk sport Day disiapkan dan dibagikan oleh orang tua murid. Yang terakhir, agenda sekolah yang mengesankan adalah piknik sekolah, pada semester itu , sekolah mengadakan piknik ke Seoul dan mengunjungi istana gyeongbokgung dan Seoul University.

Agenda wisata budaya selain pikinik sekolah dijadwalkan oleh mentor untuk kami setiap minggunya, sehingga kami bisa mengunjungi tempat-tempat menarik dan indah di Korea. Kami berkesempata untuk mengunjungi ginseng festival di Geumsan, Global Culture Day, Namsan Tower, Myeondong, Namdemun, Dongdaemun dan Istana Gyeongbokgung dan Changdeokgung di Seoul. Kami juga mengunjungi Kongju, Cheongju, kota -kota tua di Korea selatan dan Jiri Mountain.

Semua aktifitas kami di kelas, di luar kelas maupun kunjungan budaya harus dilaporkan kepada APCEUI dalam bentuk biweekly report setiap dua minggu sekali, project report, final report and best lesson plan report. Laporan itu dipresentasikan dua kali pada Mid term di tengah program dan pada final term di akhir program.

Menejelang kepulangan kami , suhu udara mulai menurun di bawah nol, udara mulai terasa dingin menusuk ke tulang. Suatu pagi ketika kami terbangun kami dikejutkan oleh serpihan serpihan putih yang jatuh dari udara terlihat dari jendela studio kami. Betapa senangnya kami karena itu adalah salju pertama dalam hidup kami. Sepanjang perjalanan ke sekolah dengan girang kami bermain salju dan anak-anak Korea pun tersenyum dan mentertawakan kenorakan kami. Kami tidak memperdulikan itu dan terus bermain karena mungkin saja tidak aka nada kesempatan kedua.

Tak terasa 70 puluh hari telah kami lewati , tak terkira banyak kenangan indah yang sudah terukir dan kami harus kembali menunaikan tugas di Indonesia. Dalam acara perpisahan di ruang guru maupun di aula sekolah tergerai air mata karena kami akan berpisah. Anak-anak begitu menyayangi kami dan berkata bahwa mereka tidak mau kami kembali ke Indonesia karena mereka sangat senang belajar bersama kami. Begitu kami terharu membaca surat surat

perpisahan dari mereka.

Final term tiba, kami mempresentasikan semua kegiatan yang telah kami laksanakan, mengucapkan salam perpisahan kepada kordinator APCEUI dan mentor serta Korea yang mulai kami cintai. Dalam perjalanan di pesawat menuju Jakarta, masih terbayang megahnya sekolah tempat kami bertugas, teman-teman guru kami yang kocak dan ramah, murid murid kami yang lucu dan menyenagkan, ibu ibu tua dan bapak bapak tua di pasar dan di kedai yang selalu ramah menyapa kami, bau ginseng yang selalu kami hirup di Geumsan. Semua itu akan selalu tersimpan di hati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Good share, sista ....

15 Mar
Balas

thanks

15 Mar

I wish I could be there with you...

22 Mar
Balas

Memang pengalamanpun menjadi dasar ilmu untuk apapun tergantung apa yg kita mau.

16 Mar
Balas

Memang pengalamanpun menjadi dasar ilmu untuk apapun tergantung apa yg kita mau.

16 Mar
Balas

Memang pengalamanpun menjadi dasar ilmu untuk apapun tergantung apa yg kita mau.

16 Mar
Balas

Memang pengalamanpun menjadi dasar ilmu untuk apapun tergantung apa yg kita mau.

16 Mar
Balas

Betul bu

16 Mar

Smoga one day I'll be there, bu Inggy

13 Apr
Balas

Amazing bu Inggy..keep on writing

14 May
Balas

jadi pengen ke sana LAGI

12 Aug
Balas

jadi pengen ke sana LAGI

12 Aug
Balas



search

New Post