INROSALINA SIBUEA

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mata Penantiku di Pagi Hari
Anak akan cerita pada orang yang membuatnya nyaman.

Mata Penantiku di Pagi Hari

Devano.... sapaku pada seorang anak yang telah sampai di kelas pukul 06.50. Devano tersenyum dan melangkah ke arahku. Kamu sudah sarapan? Tanyaku sambil meletakkan perbekalan yang kujinjing ke meja tempatku menunaikan tugas setiap hari. Devani menggelengkan kepala, sembari memadang ke arah pintu, karena ada anak lain yang masuk kelas. Masih lapar dong? Kali ini Devano menjawab dengan genangan air mata. Akupun terdiam memalingkan pandanganku.

Kenapa belum sarapan dari rumah? Tanyaku sambil mengerutkan dahi, memberi isyarat tak suka. Devano hanya terdiam memandangku yang sibuk memasang atribut di seragam PDHku. Sambil mencuri pandang dari sudut mata, kuamati wajah Devano. Ternyata pandangannya masih tertuju padaku. Sepertinya Devano ingin bercerita.

Aku duduk di kursi meja kerjaku. Ada apa nak? Tanyaku yang mulai kepo dengan siswaku ini. Kamu mau minum susu coklat ini? Kutunjukkan satu produk susu. (Ups tidak menyebutkan merek ya) yang kusimpan di lemari kelas. Tanpa malu, langsung mengangguk, pertanda setuju. Sebentar ya, aku bergegas ke pantry sekolah, ku seduh susu di gelas ukuran sedang, dan kembali ke kelas. Ternyata Devano masih berdiri bersandar dengan meja kerjaku.

Kuletakkan susu yang ku bawa, dan berkata: Minum ya!!! Terima kasih bu Iin jawab siswaku yang setia menungguku membawakan susu buatnya. Senyumku yang membalas ucapan terima kasihnya. Namun dalam hatiku kenapa Devano belum berlalu dari dekat mejaku? Pasti ada sesuatu nih, ucapku dalam hati.

Pukul 06.30 kelas dimulai. Sekali sekali ku sebut nama Devano untuk pastisipasi menjawab pertanyaan. Tapi tetap menggelengkan kepala dan diam. Pandangannya tak lepas dariku, seolah - olah ada yang ingin diceritakan. Kucoba untuk mengabaikan Devano, karena tugasku belum selesai untuk mengajar.

Pukul 09.20 jam istirahatpun tiba..Devano sini nak, panggilku. Kami duduk berdua, dan mulai berbincang. Ada apa? Dengan air mata dia mulai menceritakan kejadian di rumahnya semalam.

Dengan lembut dan hampir tak terdengar, Devanio bercerita: bu Iin papaku selingkuh!!!!! Ketahuan mama dari hp papa. Jadi mama dan papa berantam, sekarang mama sakit gak mau bangun, jadi saya gak ada yang masakin sarapan. Sambil menangis Devano mencurahkan semua apa yang dia dengar semalam. Aku yang juga seorang istri terkejut, dan terus mendengarkan cerita anak yang duduk disampingku. Saya nanti gak mau oulang bu guru, saya disekolah aja bareng bu iin.

Hem... gimana ya? Kataku. Dan tak lama aku berucap: Tidak boleh, Devano harus pulang nanti ya. Supaya mamanya gak tambah pusing. Gak mau bu guru. Malas di rumah. Dengan cepat devano menjawabku. Dengan 1001 nasehat, untuk meyakinkan, Devano pun menyetujui, dan berjanji akan segera pulang setelah kelas bubar. Bu iin pun legah murid yang duduk di kelas dengan mata penanti mau menerima dan memaafkan mama dan papanya.

Kisah nyata. Pesan buat orang tua, hati-hati, jangan sampai rahasia di rumah sampai kepada ibu guru.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cernaknya, Bunda. Salam literasi

25 Feb
Balas

bikin literasi yang banyak ya buk

25 Feb
Balas

bikin literasi yang banyak ya buk

25 Feb
Balas



search

New Post