Dari kejauhan sana kamu pandangi wajah yang lalu lalang di depan rumahmu. Kamu coba menyapa setiap insan yang ada,. Kamu memannggil nama teman dan sahabatmu, tetapi semua acuh, bahkan tak memalingkan wajahnya ke arahmu. Dalam hatimu tentu berucap: Mengapa mereka berubah? Apa salahku? Kamu berteriak memanggil ibumu, dan kakakmu, semua sama saja. Tak satupun perduli dengan suaramu. Kamupun menangis memandang kejadian ini, dan mencoba bertanya pada seorang bapak yang sudah sepuh, ternyata sama, tanpa kata, tanpa senyum bapak itu pun berlalu begitu saja. Kamu bosan dengan keadan ini, dan melangkah ke arah depan rumahmu. Tapi tetap tidak ada yang perduli. Kamu tinggalkan rumahmu, dan berjalan ke arah orang yang lalu lalang dan berhenti tepat di depan rumahmu. Tapi semua tetap acuh padamu.

Kamupun bertanya dalam hati,: Mengapa sahabat, teman dan guru-guru datang ke rumaku? Tak ada yang bisa menjawab. Kamu hanya bisa terpaku , memandang semua. Kamu mencoba memastikan dan mendengar kata‐kata yang diucapkan pendatang.. tapi kamu tak mengerti bahasa mereka. Kamu ingin menangis kerena merasa sepi di keramaian. Tapi kamu tetap merasakan dinginnya hari ini, yah.... memang hari sedang hujan ucapmu lagi.

Saat kamu mendengar tangisan ibumu, manggil namamu, kamupn terbelalak, kala kamu melihat tubuhmu terbujur kaku. Kamu pandangi semua yang duduk mengelilingi tubuhmu, Mereka duduk tetapi ditangannya legkap dengan buku. Kamu tersenyum mendengar bacaan mereka, terasa damai jiwamu. Sampai akhirnya kamu melihat tubuhmu diangkat dan di masukkan ke sebuah liang. Kamupun berucap : Ternyata Semua Telah Terhenti. Kamupun ditinggalkan sendiri, menikmati sepi. dan semua berakhir.