BELAJAR DI TENGAH PANDEMI
Pandemi mendatangkan duka dan hikmah. Berduka karena kita kehilangan orang-orang yang konsen mengabdi untuk negeri, mereka yang berada digarda terdepan melawan covid 19, dokter dan tenaga medis. Begitu juga masyarakat kita lainnya, berdasarkan data per 10 september 2020, sebanyak 207.203 terpapar covid 19 (covid19.go.id). Selain itu, dalam dunia pendidikan, guru yang menjadi pahlawan pendidikan tidak luput dari paparan covid 19, berdasarkan data Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) tercatat 203 guru positif corona, 42 di antaranya meninggal dunia. Sungguh ironi, pendidik yang mengabdi mencerdaskan anak negeri di tengah pandemi, semangat kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di bangku pendidikan, dunia pendidikan kita harus berduka akibat jatuhnya korban di kalangan pendidik. Kita berdoa semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan surga tinggi di sisi Nya.
Covid 19 mendatangkan dinamika dalam segala lini kehidupan, bidang kesehatan, ekonomi, politik, kesehatan, sosial, agama, dan pendidikan. Dalam pendidikan, awalnya pembelajaran secara tatap muka (luring) di bangku pendidikan berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (belajar di rumah). Internet menjadi pilihan utama untuk kegiatan belajar mengajar secara daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring pun menghiasi wajah pendidikan kita saat ini.
Protokoler kesehatan di masa pandemi menjadi aturan yang wajib dipatuhi oleh lembaga pendidikan, menjaga jarak 1-2 meter (physical distancing), memakai masker, dan cuci tangan. Pemerintah memberikan izin membuka kembali sekolah/madrasah untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara tatap muka, dengan memperlakukan aturan ketat protokol kesehatan. Di masa new normal, lembaga pendidikan selain menjalankan aktifitas pembelajaran tatap muka, juga bertanggungjawab dalam menjaga kesehatan pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa. Kita tidak ingin lembaga pendidikan menjadi cluster baru covid 19. Calon penerus generasi masa depan negeri ini bisa belajar secara tatap muka, tetapi disisi lain kondisi pembelajaran di saat pademi melahirkan kegelisahan dan kewaspadaan tingkat tinggi, jangan sampai pembelajaran tatap muka (PTM) melahirkan masalah baru, munculnya cluster baru orang-orang di dunia pendidikan terpapar covid 19. Kita mesti mengantisipasi jatuhnya korban di kalangan siswa, akibat PTM menjadi korban covid 19. Izin orangtua menjadi keharusan sekaligus syarat (rujukan) bagi lembaga pendidikan untuk memberikan izin bagi siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Selain itu, 'Standart of procedural' pembelajaran di sekolah/madrasah telah di rilis pemerintah, tinggal kita menindaklanjuti dengan mematuhi dan menjalankan secara seksama dan sepenuh hati.
Kini, di tengah pandemi kita mesti terus belajar dan berkarya (bekerja) from anywhere, pandemi mesti dilawan, kita tak boleh kalah oleh kondisi, kita juga berharap pandemi covid 19 cepat berlalu, agar kehidupan kita kembali seperti sedia kala.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin, sukses selalu Pak, Selamat Hari Guru 25 Nov 2020, terimkasih telah berkunjung ke blog saya hari ini.
AamiinTerimakasih Bu#salamliterasi
semoga mereka husnul khatimah
AamiinSemoga kehidupan kembali normalSalam literasi bu
Aamiin. Mudah-mudahan pandemi ini berlalu pak. Kita bisa beraktifitas seperti biasa kembali. Salam sukses.
AamiinSalam sukses juga buat ibuTerimakasih #salamliterasi