Iqbal

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Butir 38. Percobaan

Butir 38.

“Ini api.” Ujar Khuma’I, heran.

“Well, ya. Panas. Merah. Menyala. Jelas sekali, Khuma’I. Ini api.” Firapu merespon.

“Tidak, Khuma’I benar. Ini salah.”

“Kalian betul, anak-anak. Seharusnya disini pasir. Gurun.”

“Waaaaaw….” Firapu menjentikkan jari. “Benaaarr… Ini ring kelima kan? Harusnya isinya gurun.”

“Selamat datang di peradaban.”

“Terima kasih, Khuma’I.” Firapu mengerutkan kening “Jadi apa?”

“Sepertinya kita jalan saja. Dan mari berprasangka baik bahwa ini hal yang normal terjadi di Hutan Pufitarek. Tekstur ring berubah, tapi ini masih ring kelima.”

“Yang berarti kita masih ada di jalan yang benar, menuju pintu belakang barak keempat.”

“Tempat kita akan menempa Scythe!”

“Yup, Firapu. Benar sekali.”

“Dan mari sekalian berharap, saat kita tiba disana, kita mendengar suara suling tolol.” Tidak ada yang merespon Ehrgeiz kali ini.

.

“Waawww.. jadi seperti itu ya.” Kagiri bergumam takjub.

“Yup, tepat sekali. Keren kan? Sesimpel itu.”

“Tidak simpel sama sekali, calon ayah. Tapi ya, ini keren.”

“Kami tidak tahu apakah ini akan banyak membantu dalam perjalanan kalian. Tapi setidaknya, sekarang kau tahu.”

“Yah, pasti akan ada gunanya suatu saat nanti.” Kagiri menyeruput kelapanya. “Ini sudah lewat dua puluh menit, kan?”

“Ya, sebenarnya, dari tadi.”

“Yang berarti teman-temanku sudah meninggalkan barak kelima.”

“Kemungkinan besar.” Lalu calon ibunya menyambung “Jadi apa yang mau kau lakukan sekarang?”

“Sepertinya aku akan bereksperimen dulu disini. Boleh kan? Aku tinggal beberapa waktu lagi disini.”

“Ya, tentu. Tapi apa yang mau kau lakukan.”

“Well, kalian bisa membantu.”

“Kedengarannya menarik.” “Ya, aku ikut,”

.

Setelah membaca laporan Fico yang dikirim Virgo, Ciraku mendiktekan sebuah balasan yang lalu dikirim kembali Mesin ketik Virgo.

.

Di sebuah tempat yang jauh, di Desa Teradoka, Virgo menggulung mundur kertas kosong yang terpasang di mesin ketiknya, dan pesan itu muncul.

“Ini perintah untuk kalian;

Kembali ke perpus dan cari sebanyak-banyaknya info tentang Scythe, juga semua desa yang memiliki hubungan baik dengan Desa Teradoka. Cari detail setiap desa itu, dan laporkan secara rinci. Berurut dari yang memiliki detail terbanyak.

JANGAN MENINGGALKAN JEJAK.

Nb; Tidak usah menyusul Squad Penjelajah ke Hutan Pufitarek.

Tetap bersiap, dan tunggu perintah selanjutnya”

Setelah dibacakan dengan lantang oleh Virgo dan didengarkan oleh Fico, kertas itu terbakar di tangan Virgo. Api sihir itu tidak membakar tangan Virgo, namun kertas itu hilang tak berbekas. Tak ada abu, hanya asap tipis yang segera menghilang.

“Mungkin itu artinya aku juga harus ikut dengan ke Perpus untuk mencari.”

“Ya, bisa saja. Aku tidak keberatan.”

“Kau menyisir rak terbatas dan terlarang. Aku menyisir rak umum.”

“Ok, aku paham yang mau kau lakukan.”

“Sungguh?”

“Jangan meninggalkan jejak. Kata Tuan Chiraku.”

Virgo tersenyum licik “Ya…. Kau sepertinya memang paham apa yang mau kulakukan.”

“Orang sakit.”

“Haha.”

.

64

64
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jangan meninggalkan jejak. Tapi, tinggalkanlah tulisan....hehehe... Mantap Pak!

23 May
Balas

Makasih buk

23 May

imajinatif

22 May
Balas

Diusahakan. Terima kasih.

23 May



search

New Post