Iqbal

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Butir 39. Biru

Butir 39.

Mereka kembali bertemu monster api, dan ketidak-hadiran kagiri betul terasa kali ini. Tidak ada sihir penambah kekuatannya, juga pelemah monster. Meski dengan susah payah, akhirnya mereka bisa mengalahkan monster api itu juga dengan tebasan Ilnoir yang membekukan.

Khuma’I kembali menyampirkan perisainya di punggung. Membuatnya kembali terlihat seperti kura-kura. “Sejujurnya… Itu tadi tidak terlalu sulit.”

“Ya, ketidak hadiran Kagiri yang membuat kita kewalahan.” Ehrgeiz kembali memendekkan Ilnoir, menjadi seperti tongkat estafet.

“Begitukah? Aku tidak terlalu menyadarinya.”

“Itu karena kamu selalu menikmati semua pertarungan, Nak Firapu.”

“Haha, betul juga. Mungkin begitu.”

“Tapi kembali pada pendapatku tadi. Level monster tadi sama kan dengan yang pertama kita lawan?”

“Bagiamana?” Firapu masih juga tidak mengerti.

“Maksudnya, Fir. Level monster api yang kita lawan tadi itu, sebenarnya sama dengan Monster api yang kita lawan beberapa hari sebelumnya, di lingkaran kedua. Paham nggak? Coba bandingkan dengan Monster Robot. Levelnya naik kan?”

“Ah… Ya. Betul. Warnanya juga.”

“Betul sekali Firapu. Masukan yang sangat bermutu. Warnanya juga berubah.”

“Terima kasih, Khuma’I. Tapi misalnya monster api ini juga naik level. Warnanya jadi apa ya?”

“Astaga Firapu. Kamu tak paham ya kalau Khuma’I itu bukan betulan memuji kamu tadi? Itu tadi namanya sarkastik!”

Firapu baru akan membuka mulut…

“Biru.” Semuanya menoleh ke Pak Sabdan “Warnanya biru.”

“Bapak serius?”

Lalu tangannya menunjuk.

Mereka semua menoleh ke arah telunjuk Pak Sabdan. Di antara ranting api, sesosok monster api muncul di. Besarnya kurang lebih sama dengan yang baru saja mereka kalahkan beberapa menit lalu. Tapi warnanya biru.

“Kelihatannya berbahaya.” Erhgeiz kembali memanjangkan tongkat Ilnoir.

“Ya, yang Ini jelas sekali sudah naik level.” Khuma’I kembali menyandang perisainya.

“Warnanya berubah!” Firapu mengeluarkan Scythe dan Baton listriknya.

Squad penjelajah minus Kagiri, kembali siap bertempur.

.

“Waw. Kau betulan mau melakukan itu?” Hatsu terdengar kagum.

“Ya. Tidak ada salahnya dicoba kan?” Kagiri merespon.

“Dan kalau ini betulan berhasil, ini bisa jadi alat yang bagus.” Matsu menambahi.

“Maksudmu senjata.” Hatsu nyengir. Matsu balas nyengir.

“Aku bukan petarung alami seperti Firapu. Atau manusia bertekad ban berotak baja seperti Khuma’I. Bahkan penyihir penuh talenta seperti Ehrgeiz. Dan jangan bandingkan aku dengan kebijaksanaan sihir Pak Sabdan yang bagai tanpa batas. Jadi kalau ingin menjadi bantuan, aku harus bisa memakai semua senjata yang kupunya dengan baik.”

“Masuk akal, Anak muda.” Matsu mengangguk takzim.

“Baiklah, ayo mulai latihannya! Aku bersemangat sekarang.” Hatsu mulai melukis sebuah lingkaran di atas pasir.

“Jadi kita mulai dari sini?”

“Ya. Kau harus bisa membuat portal yang bagus dulu. Kalau sudah, kau mulai belajar memindah-mindahkannya.”

“Aku sudah mempelajari dasarnya di sekolah. Dan kurasa aku cukup mampu. Baik, akan kucoba.”

Dan ternyata Kagiri memang mampu meniru lingkaran rumit itu, lengkap dengan semua simbol dan hurufnya. Dalam tempo yang sangat singkat. Jauh lebih singkat dari Matsu.

“Waw. Dan kau bilang kau tidak berbakat.”

“Aku berlatih.”

“Latihan yang bagus.” Hatsu mengangguk kagum. “Oke, Bagianku. Sini Niluhnya.” Kagiri menyerahkan suling itu yang awalnya berbentuk naga, lalu mengubahnya menjadi bentuk recorder biasa. “Anak pintar!” Hatsu meletakkan jari-jarinya di lubang recorder, “Kemana?”

“Lembah salju gerbang ketiga.”

“Pilihan bagus.” Dan Hatsu mulai memainkan sebuah lagu.

Pantai itu perlahan berubah.

.

Virgo dan Fico menyusup ke perpustakaan tepat jam sembilan malam. Fico baru menyentuh sampul buku pertama di rak terlarang, ketika mendadak seluruh lampu menyala.

“Selamat datang, Para tamu terlambat. Kalian tahu perpus sudah tutup dari jam enam, kan? Kami para librarian, juga butuh istirahat, kalian tahu?”

.

67

67
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ide tulisan yang ok!

27 May
Balas

Makasih bu

27 May



search

New Post