Iqbal

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Harta Karun

Betapa jahatnya kamu, yang duduk di belakang meja. Tertawa dan menontonku menderita. Menggali dan menggali. Kau bilang dalamnya dua puluh lima meter, tapi aku merasa ini sudah lebih dari lima puluh meter. Maumu apa, sebenarnya? Hah? Menguburku hidup-hidup? Iya, begitu? Kalau begitu kenapa tidak bilang saja daritadi? Aku bisa melakukannya dari tadi, cukup saat lubang ini sudah sedalam lima meter. Toh tinggiku tidak sampai dua meter, hanya satu meter setengah lewat sedikit.

Tuk. Tiba-tiba sekopku terbentur pada sesuatu yang keras, kedengarannya dari kayu. Tapi aku tidak mau terlalu berharap seperti sebelum-sebelumnya.Di kedalaman seperti ini, dan batas kewarasan serendah ini, apa saja bisa menipu. Tetap saja ku mulai menggali melingkar. Tidak berapa lama, ini semakin terlihat menjanjikan.

Aku tidak meneriakimu lagi seperti sebelum-sebelumnya. Lagipula suaraku suda serak, dan dari kedalaman seperti ini, sulit rasanya membayangkan kau akan mendengarkan. Kuharap kau sudah pergi, atau mampus saja sekalian entah dimana. Tapi itu harapan yang terlalu muluk. Kau terkenal baik dan memang baik. Hanya padaku saja kau begini. Dan sejujurnya aku sedikit tersanjung. Rasanya itu hampir seperti kau memperlakukanku spesial.

Tolol, memang. Aku sadar betul itu.

Sudahlah, daripada memikirkan itu terus, lebih baik aku kembali menggali.

Akhirnya benda ini memiliki bentuk. Kuperbaiki senter kepalaku, dan tampaknya memang ini bendanya. Peti itu. Peti yang dia bilang berisi semua yang kucari. Kulihat penutup petinya, tergembok. Aku merogoh leher bajuku dan mengeluarkan kalung dengan mata kunci. Kalungku yang sudah lama sekali kupakai. Semoga kunci ini cocok.

Klik. Klek. Klak. Cocok! Kuncinya cocok!

Aku buru-buru membuka peti itu. Di dalamnya ada sebuah tabung dengan kondisi lumayan baik. Mungkin karena terlindung peti. Di puncaknya tertulis A.03.46. Di dasarnya, B.01.26.

Ya. Ya. Memang ini yang kucari.

Kutarik tali yang terikat di pinggangku. Menandakan aku sudah siap naik. Sruuuuuuut. Sebuah tangga mengular turun dan ujungnya berhenti tepat di wajahku. Aku mendongak, dan yang tampak hanya sebuah sosok siluat. Tampaknya seperti manusia yang sedang berjongkok. Manusia dengan rambut hitam panjang. Aku yakin itu kamu.

..

74

74
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantul, pak!

04 Jun
Balas

Makasih bu

04 Jun

Waw keren,semangat terus,dan ttp berkarya,jangan lupa follow akun saya ya

03 Jun
Balas



search

New Post