“Ibuk...ibuk...ada orang yang cari ibuk...”? kata dewi kepada ibuk Rita yang merupakan guru kelas enam sekolah dasar Harapan, “siapa......”? kata ibuk Rita, ibuk Rita beranjak dari tempat duduknya untuk melihat siapa anak yang mencarinya, oooo...ternyata Agus yang biasa dipanggil Gugus oleh teman-temannya, ibuk Rita tidak tahu kenapa teman-teman Agus memanggil seperti itu, sebab ibuk Rita merupakan guru pindahan dari sekolah Dasar Nusa baru sekitar tiga tahunan karena suami buk Rita pindah dinas di desa Melati ini, ibuk Rita merupakan salah satu guru favorit bagi anak-anak karena ibuk Rita enggak pernah berkata kasar dan jika anak-anak ada masalah ibuk Rita selalu membantu, “oooo......Agus, ada apa Agus...”? tanya buk Rita, “ibuk...bolehkah Agus cerita sama ibuk.....”? kata Agus kembali dengan wajah sendu, “boleh, duduk lah.....”? kata ibuk Rita, “begini buk...”? Agus mulai bercerita kepada ibuk Rita, ibuk Rita hampir saja menangis mendengarnya.

Cerita itu sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu sekarang ibuk Rita sudah tidak bisa berjalan dan keluarga ibuk Rita sudah tidak ada lagi karena ibuk Rita tidak mempunyai anak, sedangkan suami ibuk Rita sudah meninggal lima tahun yang lalu, kehidupan ibuk Rita dibiayai oleh pensiunannya sendiri sebagai seorang guru sekolah dasar dan yang membantu ibuk Rita adalah anak sepupuny yang telah disekolahkan oleh ibuk Rita sampai sarjana sekarang menjadi seorang guru sekolah dasar bernama Liana, Liana merupakan anak yatim piatu yang orang tuanya adalah sepupu dari ibuk Rita, sejak orang tua Liana meninggal Liana diasuh oleh ibuk Rita, sekarang usia Liana dua puluh tujuh tahun, ya...usia yang sudah tidak muda lagi, sudah banyak pemuda yang mendekati Liana tapi dengan berbagai cara Liana menolaknya alasannya belum cocok. itu yang membuat ibuk Rita selalu memikirkan Liana dengan siapa Liana hidup jika ibuk Rita telah tiada.

Tiba-tiba rumah ibuk Rita diketuk oleh seseorang, “siapa......”? kata ibuk Rita, ibuk Rita mengambil kursi roda untuk membukakannya, ibuk Rita melihat seorang pemuda yang badannya tinggi, berisi dan berkulit sao matang, ibuk Rita heran rasanya ibuk Rita tidak pernah bertemu dengan pemuda ini, apakah pemuda ini temannya Liana, “Liananya enggak ada.....”? kata ibuk Rita, “saya enggak mencari Liana, buk.....”? jawab pemuda itu, “lalu mencari siapa, nak.....”? karena ibuk Rita, “ ini rumah ibuk Rita kan....”? ibuk Rita Susanti yang bersuami polisi lalu lintas...”? kata pemuda itu kembali, “iya....saya ibuk Rita, dari mana kamu tau....”? kata buk Rita, “saya Agus... bu.....”? kata pemuda itu, “saya agus yang yang sepuluh tahun lalu ibuk biayai sampai lulus sekolah menengah pertama, bu...,apakah ibuk masih ingat saya.....”? kata pemuda itu lagi, ibuk Rita mengingat kenangan sepuluh tahun lalu, “ya...ibuk ingat yang Agus sering temannya memanggil Gugus itu kan....”? kata ibuk Rita kembali, eh, kamu agus..., sekarang kamu kerja dimana...’? kata ibuk Rita bertubi-tubi, saya kerja d kampung ini buk...? kata Agus, “kerja, emangnya Agus kerja dimana....”? kata ibuk Rita kembali, “Agus ditugaskan di kantor Camat, ibuk...”? kata Agus kembali, alhamdulillah, Agus.....kamu menjadi orang sukses......”? kata buk Rita, “ini semua berkat bantuan ibuk juga kok......, jika ibuk tidak membantu Agus, entah apa yang terjadi sama Agus, bu...”? kata Agus, ibuk Rita bahagia mendengar kata-kata Agus, sejak Agus lulus sekolah menengah pertama Agus di bawa oleh pamannya ke Surabaya, sejak itu Ibuk Rita tidak pernah mendengar kabarAgus kembali, tapi sekarang Agus membuktikan bahwa Agus merupakan anak yang tak pernah lupa akan jasa gurunya di sekolah dasar. .