Siang tadi aku belum menuliskan satu kata pun. Hanya mikir tapi tak kuasa mata dan tangan digerakkan. Pusing tingkat tinggi. Untuk sujud dalam shalat pun penuh perjuangan.

Alhamdulillah selepas magrib sudah agak membaik. Banyak vitamin dan obat yang masuk ke perut. Memang aku tidak memeriksakan diri ke Dokter. Karena ada anak balita yang lagi masa pemulihan habis demam.

Ikhtiar ku minum obat herbal sebanyak-banyaknya. Karena akupun takut jika aku betul- betul tepar siapa yang akan merawat anak-anak.

Allah maha Baik. Alhamdulillah berkat kasih sayang nya sudah agak mendingan. Kita kan disuruh berobat. Tidak di sebut berobat harus sama dokter.

Kebiasaan ku dari sejak pandemi, kalau ada yang demam sendiri atau sekompi aku memang tidak membiarkan mereka untuk berkeliaran. Cukup Milan di dalam rumah aja sampai mendingan. Alhamdulillah cara itu cukup manjur. Agar tidak menyebarkan virus ke yang lain apalagi virus flu dan batuk. Sungguh sangat cepat menyebar di musim pancaroba seperti ini.

Mata yang siang hari tadi perih melihat layar ponsel sekarang sudah berkurang. Dan akhirnya tulisan sederhana ini tercipta juga.

Di tambah lagi ada penyemangat kalau ponsel lama yang sudah 20 hari dikarantina akhirnya pulih juga. Hampir saja mengikhlasnya. Tapi kalau rejeki tak kemana serahkan saja pada ilahi Rabbi. Karena terlalu banyak hal dan kenangan baik di dalamnya, termasuk kenang-kenangan bersama Gurusiana yang begitu istimewa.

Tapung, 20-02-2022