Irawati

Seorang guru di MTsN 12 Jombang...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kejutan Tak Terduga

KEJUTAN YANG TAK TERDUGA

Hari ini adalah hari ulang tahun yang pertama semenjak kematian suamiku tercinta. Biasanya di hari kelahiranku selalu dirayakan oleh suamiku bersama anak-anak dengan makan malam di luar.Tiba-tiba Hp ku berdering. Ku angkat telpon dan ….”Mbak Lisa aku di rumah makan Nikmat, tak tunggu ya cepat kesini” jawab suara yg ada di telpon. Kulihat jam menunjukkan pukul 12.00 dan aku sudah gak ada jam mengajar. Aku izin ke atasanku kalau ada temanku dari Surabaya yang datang.

Dengan mengedarai vario aku menuju tempat yang disebutkan oleh temanku. Lima belas menit aku sudah sampai di rumah makan tersebut. Kuparkir sepedaku, dengan santai aq masuk ke dalam. Kusapu pandanganku ke seluruh ruangan tuk mencari mbak Ida. Tak kutemukan sosok yang kucari. Kulihat di sudut pojok ada sesorang yang duduknya membelakangiku, mungkin itu mbak Ida pikirku dalam hati. Dengan langkah pasti kuhampiri dia. Ketika aku sudah dihadapannya kusapa mbak Ida.

“Hai….Giman kabarnya?” tanyaku..

“Baik mbak Lisa”. Jawab Ida.

Kami pun ngobrol menceritakan keadaan kami masing-masing. Setelah lama kami mengobrol tiba-tiba Ida mengeluarkan bungkusan dari tasnya dan diserahkan kepadaku.

‘Selamat ulang tahun Lisa” kata Ida.

Tak terasa air mataku jatuh karena terharu dapat surprise dari sahabatku. Jauh-jauh menemui aq hanya untuk merayakan ulang tahunku berdua. Mungkin dia berfikiran aq gak akan merayakan ulang tahunku setelah suamiku meninggal. Kemudian Ida menanyakan keadaan anak-anakku.

“Lisa kamu pasti kuat walaupun suamimu telah tiada” kata Ida.

Karena kamu seorang perempuan yang tegar dan sabar yang pernah kukenal. Setelah melepas kangen dan ngobrol panjang lebar karena lama kami gak ketemu, kemudian Ida pun pamit tuk kembali ke Surabaya.

Kulihat jam di tanganku menunjukkan pukul 15.00. Tak terasa 3 jam ngobrol sama Ida terasa kayak sebentar. Kukendarai sepedaku meuju ke rumah. Dalam perjalanan pulang sekelebat bayangan Ida di masa SMA muncul menemaniku. Akhirnya tiba juga aku di rumah. Ketika aku masuk rumah mengucapkan salam tak ada jawaban sama sekali. Kemana anak-anakku? Ketiga anakku gak ada di rumah. Inikan hari sabtu, kemarin kedua putriku yang kuliah pulang. Putraku yang bungsupun juga gak ada di rumah, belum pulang dari sekolah pikirku. Aku pun langsung meletakkan tas kerjaaku dalam kamar terus mandi.

Setengah jam kutunggu anak-anakku belum ada yang datang.Dari pada bengong sendiri di rumah, aku pun pergi ke rumah orang tuaku sekedar menengok ibuku yang sudah tua. Setiap sore memang kuusahakan menengok ibuku kalau aq gak repot. Jarak rumahku dengan rumah ibukku kurang lebih satu kilo. Akupun berbicang-bincang dengan ibuku sampai menjelang maghrib. Setelah melaksanakan sholat maghrib aq berpamitan tuk pulang.

Aku mampir membelikan pitzza kesukaan anak-anakku, mumpung ini hari ulang tahunku kubelikan makanan kesukaannya dan kita makan bareng-bareng di rumah nanti sekalian tuk merayakan ulang tahunku. Merayakan ulang tahun dengan makan pitzza di rumah berempat sudah cukup bagiku setelah kematian suamiku. Bagiku yang terpenting adalah kebersamaan dengan keluarga. Setelah pesanan pitzza sudah jadi aku pun pulang.

Sampai di rumah kulihat rumah gelap gak ada satu pun lampu yang nyala kecuali lampu teras. Kubuka pintu dan mengucapkan salam walaupu aku tahu didalam tidak ada orang sama sekali tapi itu sudah kebiasaanku dan anak-anakku kalau masuk rumah selalu mengucapkan salam. Sampai di dalam rumah kunyalakan lampu ruang tengah, di situ sudah berdiri kedua putriku dan langsung mengucapkan selamat ulang tahun dan memelukku.serta menciumiku.

“Selamat ulang tahun mama” kata kedua putriku..

‘Terima kasih sayang” jawabku.

Tiba-tiba dari dalam kamar mucul anak bungsuku sambil membawa kue ulang tahun yang bertuliskan ‘Happy Birthday, I Love You Mama.” Anak bungsuku menciumku sambil mengucapkan selamat ulang tahun mama. Aku terharu dan mulai meneteskan air mata dengan apa yang dilakukan oleh anak-anakku untuk membahagiakanku. Walaupun tanpa ayahnya mereka masih ingin mengulang momen-momen ketika ayahnya masih hidup.

Kemudian kami berempat merayakan ulang tahunku dengan makan pitzza yang kubeli tadi sepulang dari rumah ibu. Melihat anak-anak makan pitzza dengan lahapnya, tak henti-hentinya dalam hati aku mengucapkan rasa syukur kepada Alloh tuk hari ini. Terima kasih ya Alloh kau telah memberikan permata bagiku yang tak ternilai harganya, anak-anak yang soleh dan solehah.

Malam ini merupakan malam yang terindah setelah suamiku tercinta meninggalkan kami semua. Malam ini merupakan kejutan yang diberikan oleh anak-anakku tercinta yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Terima kasih anak-anakku.

-sklhkutercinta 190130

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terharu sekali bacanya Bu Ira... Bahagia juga rasanya Hidup bersama orang-orang terkasih dan tercinta

31 Jan
Balas



search

New Post