Irawati

Seorang guru di MTsN 12 Jombang...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pentingnya Pendidikan Akhlak bagi Peserta Didik

Pentingnya Pendidikan Akhlak bagi Peserta Didik

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, seara inplisit tersirat makna bahwa tujuan penyelenggara pendidikan bagi seluruh warga Negara Indonesia pada hakikatnya untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang memiliki karakter, watak serta berkepribadian yang baik, tangguh, dan ulet. Hal ini dimaksudkan agar generasi bangsa Indonesia siap menghadapi tantangan masa depan, baik internal maupun eksternal.

Generasi bangsa dalam hal ini adalah peserta didik, perlu dibekali dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik agar nantinya bisa menjawab tantangan zaman. Dengan memiliki asupan pengetahuan yang cukup diharapkan mereka mampu menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Fenomena yang sering kita jumpai di sekolah-sekolah saat ini, peserta didik banyak sekali yang tidak punya sopan santun terhadap gurunya. Peserta didik yang kurang memiliki kedisiplinan terhadap peraturan-peraturan sekolah. Nilai-nilai akhlak (moral) sudah diabaikan oleh peserta didik. Padahal nilai-nilai akhlak (moral) itu sangat penting untuk menjamin kejujuran, ketertiban, keamanan, kedisiplinan, keadilan, dan keharmonisan dalam hubungan sosial dan interaksi dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah (masyarakat).

Kalau kita mengaca model pendidikan pada zaman Rasulullah saw sebelum beliau mengajarkan tentang keimanan (tauhid), terlebih dulu melakukan perbaikan akhlak (moral) para sahabat dan umat islam. Bahkan banyak kaum Quraisy yang kemudian memeluk Islam karena ketertarikan mereka terhadap budi pekerti (akhlak) Rasulullah swa. Ketika moral atau akhlaknya telah bagus, maka aspek yang lain dengan mudah dapat dibentuk.

Hakikatnya pendidikan dalam islam adalah menumbuhkan sikap manusia agar moralnya menjadi tertutup untuk menjauhi laranganNya dan terbuka dalam menjalankan yang diperintahkanNya. Para ahli pendidikan Islam pun sepakat bahwa tujuan dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak peserta didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui , melainkan mendidik akhlak dan jiwa mereka, membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya dengan penuh keikhlasan dan kejujuran. Dengan bekal ilmu akhlak, peserta didik dapat mengetahui batas mana yang baik dan batas mana yang buruk. Juga dapat menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.

Oleh karena itu penting sekali bagi guru untuk memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap peserta didiknya, dengan kepedulian tersebut guru dapat menilai proses perubahan dan perkembangan mereka dari waktu ke waktu dalam setiap fase belajar. Cara yang paling efektif bagi guru menanamkan akhlak yang baik pada peserta didik adalah menunjukkan keteladanan dan pembiasaan.

Dengan memberikan teladan yang baik kepada peserta didik, mereka akan termotivasi untuk melakukan hal yang baik. Namun sebaliknya jika seorang guru tidak dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya maka jangan diharapkan peserta didik memiliki akhlak yang baik. Karena itu orang tua, guru, dan masyarakat disekitar tempat tinggal peserta didik memiliki pengaruh besar dalam menanamkan akhlak kepada peserta didik.

Pembiasaan seorang guru harus selalu dapat mengarahkan peserta didiknya untuk membiasakan melakukan akhlak yang baik, seperti membiasakan peserta didiknya mengucapkan atau menjawab salam setiap kali bertemu, membiasakan peserta didik untuk hidup bersih dan tertib, membiasakan melaksanakan sholat dhuha/dhuhur tanpa menunggu perintah dari guru, membiasaakan memasukkan baju seragam . Dengan cara menerapkan strategi pembiasaan pada peserta didik diharapkan peserta didik akan selalu melakukan akhlak yang mulia dimanapun ia berada.

Memang selama ini para guru telah melakukan proses pendidikan akhlak dengan baik. Dapat dilihat setiap pagi ketika awal jam sebelum bel berbunyi, para guru dengan setia menunggu peserta didik di depan gerbang sekolah dan mereka menyalami satu persatu peserta didik yang datang, serta menjawab salam peserta didik. Contoh sikap mulia yang ditunjukkan guru di atas bukan hanya sekedar memenuhi tuntutan sekolah atau sekedar melaksanan kewajibannya. Akan tetapi benar–benar datang dari rasa peduli terhadap peserta didik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Prmbiasaan yang bagus. Sukses buat Madrasah Ibu. Salam literasi

19 Feb
Balas



search

New Post