Bagaimana cara menghafalkan suatu konsep dengan super cepat? Magic Story, merupakan salah satu jawabannya.

Contoh. Siswa SMP bermaksud menghafalkan ciri-ciri orang kreatif berikut ini: fluency, flexibility, originality, Elaboration

Para pelajar itu menghafalkannya dengan cara membuat cerita, story.

“Ada orang kreatif yang sakit flu. Dia punya flek di pipinya. Lalu, dia membeli obat Ori di toko Ela.”

Cerita itu ditambahkan lebih detil lagi. Mari amati perbedaannya!

“Ada orang kreatif sudah sakit flu selama satu tahun. Dari kedua hidungnya, keluar benda cair berwarna hijau. Kasian deh. Padahal dia sudah cukup malu karena punya flek hitam berdiameter 5 cm di pipinya. Sudah lama diobati, tapi tidak kunjung sembuh, karena dia pakai obat KW. Akhirnya, dia membeli obat ori yang hanya dijual di toko Ela. Ajaib, satu hari diobati, dia langsung sembuh.”

Cerita itu merupakan cerita fiktif. Dibuat dengan tujuan untuk memudahkan menghafal ciri-ciri orang kreatif, dengan cara dikaitkan ke dalam cerita. Kalau kita berikan tanda, maka terlihat kaitan antara ciri orang kreatif dengan cerita yang dibuat. Mari simak cerita tadi, lebih jeli lagi!

“Ada orang kreatif sudah sakit flu (fluency) selama satu tahun. Dari kedua hidungnya, keluar benda cair berwarna hijau. Kasian deh. Padahal dia sudah cukup malu karena punya flek (flexibility) hitam berdiameter 5 cm di pipinya. Sudah lama diobati, tapi tidak kunjung sembuh, karena dia pakai obat KW. Akhirnya, dia membeli obat ori (originality) yang hanya dijual di toko Ela (elaboration). Ajaib, satu hari diobati, dia langsung sembuh.”

Semakin banyak unsur emosi yang digunakan dalam cerita, apalagi dilebih-lebihkan, maka semakin mudah untuk diingat. Dan, bila sebuah cerita mampu memunculkan efek “wow!”, maka itulah Magic Story.