Akhirnya Galih Ditemukan
Tantangan Menulis Hari Ke-97
Senin, 15 Juni 2020
#TantanganGuurusiana
*
Menyelamatkan Galih adalah satu-satunya keinginan. Tak pernah terlintas dipikiran apa yang mereka ketahui lebih dari sekedar yang mereka harapkan.
“Duggh...!!! Aduuhh kepalaku kejedot !!!” Pekik Ratna kesakitan sambil mengusap kepalanya. Benturan itu cukup keras, Ratna mengusap-ngusap kepalanya yang ngilu.
“Kenapa Ratna, apa yang terjadi?” kata Arumi sambil memegang bahu Ratna.
“Aku kejedot Arumi, kukira masih jalan di depan ternyata dinding goa.”kata Ratna sedikit meringis kesakitan.
“Sabar ya Rat, Masih sakit nggak? Sini aku kompreskan??” lanjut Arumi.
“Sudah mendingan, salah ku juga sih, ga meraba-raba terlebih dahulu, asal maju saja.”gurau Ratna.
Galuh dan sahabatnya putar balik, dikejauhan terdengar suara orang yang lagi ngobrol. Secepat kilat Galuh mencari posisi yang aman untuk mendengar jelas sumber suara.
“Aku kira nyali pemuda itu besar, tetapi ketika berhadapan dengan bos besar nyalinya ciut juga.”Kata sumber suara itu semakin lama semakin jelas oleh Galuh.
“Kamu aneh, siapa yang tidak takut jika berhadapan dengan senapan, jika itu terjadi pada diriku, pasti aku akan melakukan hal yang sama.”kata suara satunya lagi.
“Jack, kita lewat sini saja.” Suara itu semakin menjauh, lama kelamaan tidak terdengar lagi.
Setidaknya Galuh tahu, pemuda yang dibicarakan itu adalah galih. Dia juga sudah menemukan jalan untuk mereka tuju. Arumi memegang dinding Goa, jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.Nadin membimbing tangan Arumi mengikuti Galuh. Sementara Ratna dan Nengsih juga tidak mau melepaskan tangan mereka. Sementara Genta menjaga dari belakang, menjamin keamanan teman-temannya.
Nadin merasakan ketakutan yang dialami oleh sahabatnya Arumi, Tangan Arumi basah dan gemetaran. Andaikan bisa Nadin melihat wajah Arumi sudah pasti pucat seputih kapas. Nadin mempererat genggamannya untuk memberi kekuatan kepada Arumi sekaligus pesan jiwa, kalau Arumi tidak usah takut selagi mereka masih bersama.
“Galuh tahan!” suara genta sedikit di tekan, takut kedengaran oleh orang yang tidak diharapkan.
“Ada apa Gen.”
“Lihat disamping ada seseorang yang mondar mandir, sepertinya penjaga. Kita harus hati- hati.”bisik Genta.
“Arumi, Nadin, Nengsih dan Ratna, kalian tunggu disini. Jangan kemana-mana. Tetap waspada jangan sampai apa yang kalian lakukan membuat penjaga itu curiga.”kata Galuh.
“Aku ikut, Galuh.”bisik Nadin.
“jangan Nad, Nanti yang jaga Arumi, Ratna dan nengsih sama siapa?”jawab Galuh.
“Kan mereka ada bertiga, nggak apa-apa kan aku ikut sama Galuh.”ucap Nadin meminta persetujuan. Mereka mengangguk tanda setuju.
Galuh, Genta dan Nadin berjalan lewat samping, untuk menghindari penjaga yang jaga pintu utama. Dikejauhan Galuh melihat aksi yang dilakukan oleh penjahat tersebut. Seakan tak percaya tentang apa yang mereka saksikan. Mereka melihat Galih di ikat pada sebatang pohon. Bukan itu saja, wanita-wanita banyak di sekap pada ruangan yang berjerujak kayu. Penjagaan sangat ketat sekali.
Tidak jauh dari sudut rumah kayu tampak juragan Kohar yang sedang berbicara dengan sosok yang memakai topi, pakai kaca mata hitam dan sepatu boat, perutnya sedikit buncit ditambah badannya yang tinggi besar menandakan, kalau sosok itu bukanlah orang biasa.
“Mungkinkah orang itu yang disebut bos besar itu?”bisik Nadin.
‘Bisa jadi Nad.”jawab Genta.
Setidaknya kita menjadi tahu, kenapa juragan Kohar melarang kita mendekati hutan ini.’kata Galuh.
“Iya, Galuh. Takut kejahatannya kita ketahui.”bisik Nadin.
Di saat mereka memperhatikan sosok bos besar itu sambil memikirkan langkah apa yang harus mereka lakukan. Terdengar suara Arumi dan kawan-kawannya.
“Lepaskan kami, lepaskan !!”Pekik Arumi
Sontak Genta menuju arah suara itu. sebelum kehadiran mereka diketahui oleh bos besar. Genta menghabisi penjaga yang berhasil menemukan Arumi dan teman-temannya.
Ternyata Arumi dan teman-temannya ketahuan karena tidak mendengarkan larangan galuh untuk tetap menunggu. Sementara mereka menyusul Galuh. Hal itu diketahui oleh penjaga. Untung saja Genta sudah menghabisi sehingga tak ada yang perlu dikuatirkan lagi.
Setelah mereka mengetahui tempat persembunyian bos besar, dan mengetahui keberadaan Galih. Mengingat dan mempertimbangkan jumlah mereka yang sedikit, sudah pasti mereka akan kalah tanpa perlawanan. Karena jumlah penjahat sangat banyak. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke tenda untuk mencari bantuan.
Ada harapan besar yang tersimpan dibalik keinginan menyelamatkan Galih. Tetapi keterbatasan membuat mereka memilih menunda untuk sementara waktu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Wah.. ngeri-ngeri sedap Ndan.. sambungannya ... Ngarep
Cerpen yang menginspirasi Bu Ida. Buat saya untuk contoh bahasanya sederhana mudah dicerna
Iya bu...terima kasih sudah mampir.