Aku Hanya Ingin Mencintainya (3)
Tantangan Menulis Hari Ke- 166
Minggu, 23 Agustus 2020
#Tantangangurusiana
***
# Pertemuan Tanpa Sengaja
Tak pernah menyangka sedikitpun, pertemuan tanpa sengaja antara Aisyah dan Ridwan siang ini menyiratkan luka hati bagi Aisyah. Kenapa tidak? Ridwan berjalan tidak sendiri, dia sedang bersama seorang perempuan yang berhijab sama seperti Aisyah.
Maksud hati ingin pergi saja, tetapi entah mengapa perpisahan panjang yang terjadi membuatnya memberanikan diri untuk menyapa.
"Ridwan."
Yang dipanggil menghentikan langkahnya dan memalingkan wajahnya ke sumber suara.
"Aisyah, beneran ini kamu? Lagi apa di kota L?" kata Ridwan senang.
"Aku kan kuliah di sini, kamu apa kabar, kenapa tiba-tiba menghilang dan tidak bisa pernah bisa dihubungi." kata Aisyah langsung ke persoalan.
"Itulah masalahnya Aisyah, HP ku hilang. O iya, perkenalkan ini Anisa, dia calon istriku." kata Ridwan singkat.
Ridwan tidak mau membahas panjang tentang masa lalunya karena takut akan ada hati yang terluka, tetapi Ridwan lupa yang sangat terluka saat ini Aisyah. perjuangan Aisyah bertahan demi sebuah janji yang pernah terucap hanyalah suatu kesia-siaan.
"Senang berkenalan dengan kamu, Anisa. kata Aisyah tersenyum.
Tapi jika diperhatikan lebih dalam senyum itu senyum kepedihan karena mata tidak bisa berdusta, dia akan tetap menyiratkan luka sekuat apapun menyembunyikannya.
Setelah itu, mereka memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Karena satu arah dengan kontrakan Aisyah, Ridwan menawarkan untuk mengajak Aisyah untuk naik mobilnya. Semula Aisyah menolak, tetapi Ridwan sedikit memaksa. Akhirnya Aisyah pun pulang dengan Ridwan juga Anisa.
Dalam perjalanan yang biasa dekat, sekarang sangat panjang dan melelahkan bagi Aisyah. Pada akhirnya Aisyah bisa bernafas dengan lega setelah sampai di kontrakan.
"Anisa, Ridwan kita singgah ke kontrakan ku dulu, Yuk." ajak Aisyah.
"Terima kasih Aisyah,lain kali aku akan main ke sini. Sekarang kami lagi buru-buru." kata Anisa dan dianggukan oleh Ridwan.
Setelah melepas kepergian mobil Ridwan, Aisyah pun memasuki teras rumah dengan perasaan sakit. Selama ini dia telah lelah bertahan dan setia untuk cinta di masa SMA. Sementara yang dipertahankan itu sudah mau menikah.
Beberapa bulan lagi Aisyah wisuda dan sekarang bekerja di rumah sakit cukup besar berkat rekomendasi dekan di fakultasnya. Bisa jadi setelah selesai kuliah dia akan tetap menjadi dokter di rumah sakit tersebut.
Setelah mengantarkan Anisa ke rumahnya. Sesampai di rumah dia meraih gawai yang ada di dalam mobil dan pergi ke kamar. Lalu mencari nomor Aisyah yang sempat di minta Ridwan di pertemuan tidak sengaja tadi.
Aisyah memandang langit-langit kamar. Air mata semakin deras mengalir. Walau dia tahu, Ridwan sebentar lagi bakalan menikah. Tetapi kenapa rasa ini tak kunjung pergi juga dari hidupnya. Tiba-tiba lamunannya terhenti saat mendengar ada orang yang menelepon.
"Drrrrrgghh....drrrrgghhh"
Mendengar getaran HP dieatas meja. Aisyah sempat terkejut, yang menelepon adalah Ridwan. Antara enggan dan berharap berbaur menjadi satu. Akhirnya ia memutuskan untuk menelepon. Berharap tidak terjadi apa-apa. Aisyah pun mencoba untuk setenang mungkin supaya tidak menjadi tanya nantinya oleh Ridwan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Cerita menarik Bunda Irfa. Salam literasi, sukses selalu.
Terima kasih, Pak Edi.