Aku Hanya Ingin Mencintainya (5)
Tantangan Menulis Hari Ke- 168
Selasa, 25 Agustus 2020
#Tantangangurusiana
***
#Wisuda Aisyah
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Siapa yang tidak bahagia setelah dapat menyeesaikan pendidikannya. Apalagi Aisyah lulusan terbaik. Tidak heran rumah sakit tempat dia bekerja selama ini memintanya menjadi dokter tetap dan mendapatkan gaji yang luar biasa. Memang benar, proses tidak akan pernah menciderai hasil. Man Jadda wa Jadda tidak pernah bisa diragukan lagi keberadaannya dalam kehidupan.
Allah tidak akan mengubah nasib kecuali kita yang merubahnya. ikhtiar dan doa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dalam mewujudkan setiap asa dan harapan.
Setelah acara wisuda selesai, Aisyah teringat akan Anisa. Tanpa pikir panjang, Aisyah menghubungi Ridwan dirumah sakit mana Anisa di rawat.
" Ya, Aisyah, Anisa sekarang berada di rumah sakit Pelita."
"Oke, Ridwan. Aku segera ke sana."
Setelah itu telepon di tutup. Aisyah tidak menyangka tempat Anisa dirawat adalah rumah sakit tempat dia bekerja. baginya sekarang Anisa adalah sahabat terbaiknya. Perlahan tapi pasti, dia pasti bisa melupakan Ridwan seiring perjalanan waktu.
Ketika akan masuk rumah sakit, Aisyah langsung menuju kamar rawat Anisa. Aisyah tidak menyangka kalau Aisyah mengidap kanker rahim stadium akhir. Semula Aisyah tidak percaya Anisa yang terbilang ceria ternyata sedang berjuang untuk kesembuhan.
"Ridwan, aku tidak menyangkal kalau Anisa sudah sampai separah ini."
"Aku sudah tahu sebelumnya, bahkan jauh sebelum kami menikah." kata Ridwan.
" Tetapi mengapa kamu mau melanjutkan pernikahanmu dengan Anisa."
"Aku sangat mencintai Anisa, dia cinta pertamaku sebelum aku pindah sekolah ke tempatmu, Aisyah. Dulu dia lebih periang dengan ini. Sempat beberapa kali tidak mau di bawa berobat oleh orang tuanya. Sejak ada aku dalam hidupnya semangat sembuhnya sangat besar sekali,.Aisyah. ucap Ridwan.
"Ya Ridwan, Semoga Anisa cepat sembuh."
"Aamiin."
Aisyah tidak salah dalam menilai,.kalau Ridwan adalah laki-laki terbaik yang dia kenal. Ridwan juga laki-laki yang butuh perjuangan keras untuk dia lupakan. Karena bagaimanapun dia tidak ingin menjadi penyebab rusaknya rumah tangga yang di bina atas niat keikhlasan karena Allah.
Ketika Anisa duduk di dekat Anisa, dan memegang tangannya. Anisa perlahan membuka mata dan tersenyum manis kepada Aisyah.
"Senyum itu, betapa tulus kurasakan. Sungguh Anisa berada di titik ikhlas yang luar biasa. Tanganku di genggam erat.
"Aisyah, selamat ya. Seharusnya aku hadir di hari wisudamu, tetapi penyakit ini tidak mau bersahabat, kambuh di saat yang tidak diinginkan."
"Ya Anisa. Jangan terlalu dipikirkan, aku ada di sini membantumu untuk sembuh. Kamu harus yakin kalau setiap penyakit akan ada obatnya."
Anisa tersenyum kepadaku. Tatapan matanya sangat lemah. Aku tahu kalau penyakit kanker Anisa sudah sangat pasrah tetapi tidak ada yang tidak mungkin selagi tetap berikhtiar dan berdoa. Anisa bisa sembuh.
Bersambung....
Agam, 25 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semoga Anisa diberi kesembuhan. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Ya bu, terima kasih