irfa Miswanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

AKU HANYA INGIN MENCINTAINYA (6)

Tantangan Menulis Hari Ke- 169

Rabu, 26 Agustus 2020

#Tantangangurusiana

***

#Permintaan Anisa

Setiap pertemuan dan perpisahan ada dalam kendali Allah. Tidak seorangpun bisa menahannya atau mengulurnya.

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Ridwan, jika usia pernikahannya hanya hitungan bulan saja. Karena Anisa lebih memilih pasrah pada penyakitnya.

Anisa masih tidak percaya pada pesan terakhir almarhum. Kata-kata itu masih terngiang. Selalu terbayang saat terakhir melepaskan kepergian Anisa untuk terakhir kalinya.

"Aisyah, aku sudah tidak tahan bisakah kamu mewujudkan permintaanku?" kata Anisa dengan suara sangat pelan.

"Permintaan apa itu Anisa, Insya'Allah jika aku punya kesanggupan aku akan mewujudkannya untukmu." Kata Aisyah.

Pada saat itu juga tangan Aisyah di genggam erat, dan diletakkan tangan itu di punggung tangan Ridwan. Aisyah dan Ridwan hanya mampu saling pandang. Lidah seakan kelu. Tidak pernah menyangka dengan permintaan Anisa.

Ridwan semakin sayang kepada Anisa, saat akan meninggalpun masih memikirkan tentang kebahagiaannya. Tetapi Anisa salah, Ridwan lebih memilih untuk sendiri daripada harus menikah lagi. Entah apa yang ada dalam pikiran Ridwan saat itu. Tidak ada yang tahu,selain dirinya sendiri.

Aisyah merasakan keberatan Ridwan. Aisyah juga tidak pernah bermimpi lagi untuk bisa bersama Ridwan. Permintaan Anisa sungguh sangat berat untuk diwujudkan. Apalagi melihat sikap Ridwan seakan mencipta jarak. Sungguh melihat kenyataan seperti itu ada sisi hati terdalam Aisyah merasa teriris.

"Anisa, jangan berkata begitu, aku yakin kamu akan sembuh. Aku hanya mencintai saja di dunia ini, Anisa. Kamu tahu itu." kata Ridwan mencium pipi istrinya sambil berbisik pelan tetapi cukup terdengar oleh Aisyah. Aisyah keluar ruangan karena tidak tepat rasanya dia berada antara Anisa dan Ridwan. Tetapi Anisa memanggilnya.

"Aisyah, jangan pergi. Aku mohon, tetaplah disini." kata Anisa.

Tiba-tiba saja nafas Anisa sesak. Ketika Aisyah memeriksa Anisa, Aisyah berfirasat Anisa sedang berjuang.

"Aisyah waktuku tidak lama, aku berharap kamu bersedia,mewujudkan permintaanku."

Pada saat itu Aisyah beralih melihat Ridwan berharap Ridwan setuju akan permintaannya.

"Aku ingin pergi dengan tenang, tolong, jangan keras hati begitu. Katamu akan selalu melakukan apapun permintaanku demi kebahagiaanku." kata Anisa seperti tercekik.

"Iya Anisa,aku akan mewujudkannya." kata Ridwan.

Saat melihat Aisyah mengangguk Anisa tersenyum dan saat bersamaan memghembuskan nafas terakhir. Anisa telah pergi untuk selamanya.

Tidak pernah Aisyah merasakan sebelumnya sikap Ridwan menjadi sedingin ini. Aisyah tidak tahu dimana salahnya. Mingkin kehilangan membuatnya begitu terpuruk.

Bersambung

Agam,26 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wow, seru Bund kisahnya. Sukses selalu dan barakallahu fiik

26 Aug
Balas

Terima kasih bu

26 Aug

cerpen keren Bu Irfa. Salam literasi, sukses selalu.

26 Aug
Balas

Aamiin...doa yang sama untuk Bapak .

26 Aug

Sedihnya Bunda. Saya pun terbawa dalam cerita itu. Semoga Annisa tenang. Keren. Sukses selalu Bunda

26 Aug
Balas

Terima kasih ibu.... sukses untuk kita semua.

26 Aug



search

New Post