irfa Miswanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bayangan Hitam (2)

Bayangan Hitam (2)

Tantangan Menulis Hari ke-81

Sabtu, 30 Mei 2020

#TantanganGurusiana

****

Malam ini tidak akan menjadi indah kalau kita tidak menikmatinya.

Genta mengambil gitarnya, dan mulai memetiknya dengan alunan melodi yang indah. Ketika Galuh dan Genta sudah terhanyut dalam alunan nada .

Galih tiba tiba berdiri mengambil kayu kayu yang ada di bawah pohon besar.

"Apa yang kamu lakukan Galih?" Kata Galuh melihat adiknya sibuk menyusun kayu kayu.

"Ini mas, aku mau bikin api unggun, tapi kayunya sedikit basah." Kata Galih terdengar samar samar di telinga Galuh. Karena petikan suara Genta lumayan keras karena saking semangatnya.

"Mas, tolong ambilkan gawaiku di sudut tenda itu ." Kata Galih.. tanpa menoleh Galuh memberikan gawai itu kepada Galuh, karena hatinya menduga, kalau Galih akan menelpon.

Tapi dugaaan Galuh salah, Galih pergi mengambil kayu di bawah pohon rindang yang tidak jauh dari tenda. Tapi sempat melewati sedikit semak. Entah apa yang merasuki Galih sehingga dia mempunyai keberanian untuk pergi sendiri malam itu. Padahal sudah hampir jam sepuluh malam.

Sementara Galuh asyik bernyanyi dengan Genta tanpa mereka sadari Galih tidak berada lagi di tenda. Nyanyi sahabat dari cokelat melantun indah . Setiap liriknya mengalir indah sampai mereka terhanyut dan melupakan sekeliling.

.******

Jangan lagi kau meragu,aku ada disampingmu

Berbagi hujan dan mentari,melukis angan dihati

Saat hidup t'rasa berat,genggam tanganku lebih erat

Satukan langkah sehati,menggapai mimpi-mimpi

Tatap bintang..bersinar terang disana

S'bagai tanda kita s'lalu bersama..

Reff.

Saat airmata membasahi relung jiwamu

Nyanyikan lagu ini denganku

Akan s'lalu ada sudut hangat dihatiku

Kutahu begitu pula dihatimu..

Begitu banyak cerita,berjuta kenangan yg ada

Berbeda t'lah terbiasa,mendewasakan kita

Saat hidup t'rasa berat,genggam tanganku lebih erat

Satukan langkah sehati,menggapai mimpi-mimpi

*

" Mantap sekali petikan gitar mu Gen, " kata Galuh setelah mereka selesai bernyanyi .

"Aku hanya mencoba, menyalurkan bakatku saja Luh. Kalau mantap itu masih jauh, tapi aku menikmati saja." Kata Genta kemudian.

"Kita nyanyi kemaren dari seventeen sekarang yuk, kata Genta kepada Galuh.

"Ayuukk, siapa takut ." Kata Galuh.

***

Kemarin engkau masih ada di sini

Bersamaku menikmati rasa ini

Berharap semua takkan pernah berakhir

Bersamamu

Bersamamu

Kemarin dunia terlihat sangat indah

Dan denganmu merasakan ini semua

Melewati hitam-putih hidup ini

Bersamamu

Bersamamu

Kini sendiri di sini

Mencarimu tak tahu di mana

Semoga tenang kau di sana

Selamanya

Aku selalu mengingatmu

Doakanmu setiap malamku

Semoga tenang kau di sana…

*

Sementara mereka asyik bernyayi Galih terus menembus semak, karena malam hingga dia lupa jalan, semakin dicari jalan menuju tenda, semakin dia menjauh dari tenda tersebut. Tiba - tiba gelap.

"Astaga....batrai gawaiku habis." Bathinnya.

Galih berusaha mencari jalan menuju tenda sambil meraba-raba. Tiba- tiba dia melihat bayangan sekilas di depannya. Sontak saja dia terkejut sambil sigap menutup mulut. Supaya suaranya tidak kedengaran.

"Siapa mereka? Kenapa malam malam begini menuju hutan? Kata Galih sambil memperhatikan bayangan . Diam-diam dia mengikuti dan setelah dekat baru Galih melihat jelas. Orang itu ada berlima.

"Kreeeeeetttt."

Ranting kayu tanpa sengaja di injak oleh Galih, hingga membuat sekelompok orang yang tak dikenal itu berhenti sejenak.

"Siapa disana !" Kata orang yang perawakannya paling besar.

"Mungkin saja babi atau binatang hutan lainnya." Kata temannya yang paling ceking diantara mereka.

Galih secepat kilat bersembunyi di semak . Hawa semak sangat dingin sekali. Rasa takutnya akan ular membuatnya bulu kuduknya merinding.

"Hhh.....mereka mendekat ke arahku, aku harus lebih menunduk lagi nih." Kata hatinya penuh ketakutan.

Dada Galih terasa sesak. Karena sempat menahan nafas. Takut keberadaannya diketahui .

"Ayo kita lanjutkan perjalanan, Bos besar sudah menunggu kita." Kata salah seorang yang memakai topi bundar.sehingga wajahnya tidak terlihat jelas.

"Kamu yakin tidak ada yang mengikuti kita?" Tanya si kerdil.

"Yakin, bahkan sangat yakin, siapa sih yang berani mendekati hutan ini. Bisa bisa ku tebas batang lehernya." Kata si bongsor sambil meletakkan golok di lehernya.

Hal itu terlihat jelas oleh Galih. Membuat dia semakin ciut. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.

" Aku harus secepatnya pergi dari tempat ini."

Sambil memilih jalan berlawan arah dengan segerombolan orang tadi.

Disisi lain Galuh menyadari, kalau Galih tidak bersama mereka. Semula Galih ada di luar sambil nongkrong.

"Galih.....Galih, dimana kamu? Tapi yang dipanggil tan kunjung menyahut. Akhirnya Galuh memutuskan untuk keluar tenda. Ternyata dia tidak menemukan siapa-siapa.

"Gen, Galih hilang." Kata Galuh

"Apa ???

Hilang ????

Masa sih, sebentar ini dia masih di sini , tadi kan sempat meminta HP sama kamu." Kata Genta panik.

"Atau...."

"Atau apa Gen... ."

"Dia ke sungai. ." Kata Genta sambil terus melihat sekitarnya.

"Aku coba hubungi dia dululah Gen ."

***Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif."****

"Hhhh, HP nya habis batrai Gen."

"Kalau begitu, kita susul Galih ke sungai " kata Genta.

Mereka berdua dengan bantuan cahaya senter dan HP menuju sungai.jarum jam sudah menunjukkan jam Sebelas malam.

Tetapi pencaharian itu sia-sia, Galih tidak ada dekat sungai.

"Hhhh....dimana dirimu Galih....rintih hati Galuh.

"Galih.....Galih......Galih......Galih..!!!!"

Teriakan Galuh terdengar sayup sayup di telinga Galih.

" Ya....aku disini !" Teriak Galih

"Suaranya dari arah sanak Gen." Sambil menunjuk semak semak menuju hutan.

"Iya...ayo kita kesana..."

Arumi dan Nadin terkejut, ketika melihat tenda Galuh terbuka tetapi mereka tidak ada.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post