irfa Miswanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Dua Sahabat (3)

Tantangan Menulis Ke-245

Selasa, 10 November 2020

#TantanganGurusiana

***

Matahari siang itu sangat panas, kalau bukan hari ini jadwal mengumpulkan tugas, mereka memutuskan di rumah saja sambil menghidupkan kipas angin. Biar tidak menderita seperti sekarang ini.

Begitulah adanya, namanya saja perjuangan tentu membutuhkan pengorbanan. Agar berakhir sesuai dengan yang diharapkan. Jangan pernah mengeluh apalagi berputus asa. Jika gagal coba lagi. Karena sesuatu yang harus diyakini adalah bahwa kegagalan itu hanyalah kesuksesan yang tertunda. Jika kita berhenti mencoba, maka itu akan memperjauh keberhasilan itu sendiri.

Setelah selesai memberikan tugas, ada perasaan lega. Terhitung betul salah yang dibuat, biarlah dosen yang menilai dan memutuskan. Karena mencoba mengerjakan tugas sebaik mungkin adalah suatu ikhtiar dan mengenai hasilnya itu bukan lagi kuasa kita sebagai mahasiswa.

"Mia, gimana kalau sebelum pulang, kita minum yang dingin-dingin dulu di warungnya Kak Opi."

"Boleh juga tuh ide mu, Mir. Aku merasa tenggorokanku sangat kering."

"Tapi, kamu jangan malu-maluin aku ya, Mia. Mulutmu ngebacot sana sini bikin aku nggak ngeh aja."

Yang dibilangin malah manyun aja. Nggak kuasa menjawab.Karena apa yang dikatakan Amira itu betul. Mia suka usil, memang sih, nggak membuat tersinggung. Tetapi tetap saja bikin nggak enak di hati.

Belum sempat mereka masuk ke warung Kak Opi, Amira tidak sengaja melihat mobil Anton terpakir di depannya. Langsung dia balik kanan. Tetapi Mia menahan tangannya.

"Sampai kapan, kamu harus lari dari kenyataan? Sampai kapan kabur-kaburan seperti ini. Kamu jangan lemah Amira."

"Mia, tolong mengerti perasaanku. Aku tidak bisa! Aku tidak bisa!

"Mir, kamu harus menunjukan kepada Anton, jika kamu baik-baik saja, ada atau tidak ada Anton di sisimu. Jika kamu seperti ini, dia akan bersorak gembira."

Amira sejenak terdiam merenungi kata-kata Mia. Mia benar, kalau dirinya tidak boleh lemah seperti ini. Kalau bukan sekarang menghapusnya kapan lagi, apa harus menunggu mati, biar semua benar-benar berakhir dan tidak menyisakan luka dihati

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post