Harta Bukan Jaminan Kebahagiaan
Tantangan Menulis Hari Ke- 139
Senin, 27 Juli 2020
#Tantangangurusiana
***
Harta adalah titipan, bisa menjadi penolong dan bisa juga mendatangkan malapetaka bagi yang memilikinya.
Sidang pertama Upik dan Udin akan dilaksanakan hari ini. Upik memasukkan pengaduan karena merasa diabaikan. Selama menjadi istri Udin, tidak pernah Udin sekalipun bertanggung jawab atas hidupnya.
Sementara di sisi lain Udin merasa apa yang dikakukan adalah benar. Karena ini adalah tahun pertama dia merintis pekerjaan. Tidak mudah baginya untuk membagi uang untuk tidak berguna. Karena Udin kuatir modal akan cepat habis. Itu makanya Udin lebih sedikit pelit. Jangankan kepada orang lain, terhadap istrinya dia sangat perhitungan.
Udin dan Upik adalah contoh kasus yang tidak selangkah dan se ayun dalam memulihkan ekonomi keluarga. Kurangnya saling dukung dan saling pengertian. Memandang segala sesuatu memprioritaskan uang di atas segalanya membuat hati tidak tenang dan tidak mendatangkan kenyamanan.
Terkadang kita lupa, bahwa dibalik harta yang sedikit, jika tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dia akan berkah dan mendatangkan kebahagiaan. Tetapi sebaliknya, apalah gunanya berlimpahan harta jika harta tersebut mampu mencipta jarak dan memberikan rasa kasih sayang menjadi hilang. Karena kita tidak pernah lagi memandang sesuatu itu dari sisi keikhlasan.
"Apakah kamu sudah yakin akan keputusanmu, Upik?" kata Amak Upik yang kuatir jika keputusan anaknya salah karena emosi sesaat.
"Yakin, Mak. Karna selama ini aku menderita, dia tidak pernah memikirkan aku dengan anak-anaknya."
"Kamu tahu kan, Pik? Kalau perpisahan dalam islam itu dibolehkan tetapi itu sangat dibenci oleh Allah." kata Amak kemudian.
"Aku tahu, Mak. Tetapi aku tidak tahan semua teman-temanku di manja oleh suaminya, dan selalu dipenuhi kebutuhannya. Sementara aku? Sudah begitu lama mendampinginya, tidak ada yang aku dapatkan sama sekali."
"Mak tahu itu, tetapi jangan pernah bandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. Kamu kan tahu, suamimu berusaha untuk meningkatkan ekonomi keluarga, seharusnya kamu sebagai istri mendukungnya. Bukan malah minta ini itu."
Upik tahu apa yang dikatakan Maknya semua benar. Dia juga bukan tidak mau mendukung usaha suaminya. Tetapi suaminya terlalu sangat perhitungan, sehingga membuatnya tidak mempunyai pilihan yang lain, selain berpisah. Mungkin itu jalan yang terbaik.
Di sisi lain Udin, juga mendapatkan wejangan dari ibunya. Tidak ada satupun orang tua yang menginginkan keluarga anaknya berpisah. Maka saat seperti ini, saran orang tua sangat dibutuhkan. Demi kebaikan hidup anak-anaknya.
"Ibu menyarankan, sebaiknya kamu batalkan perpisahan ini, Din."
"Yang meminta perpisahan itu bukan aku, Mak. Tetapi si Upik."
"Iya,ibu tahu, tetapi kalau kamu tidak mau, semua masih bisa diperbaiki. Lagian salahmu juga karena terlalu perhitungan."
"Bukan perhitungan, Mak. Tetapi aku ingin kelak usahaku maju, kan itu semua aku lakukan untuk anak istriku juga " kata Udin membela dirinya.
"Benar, Din, Amak sangat paham, tetapi tidak harus seperti itu. Kamu telah mengabaikan kewajibanmu terhadap istrimu. Kamu wajib memberinya nafkah.
Udin menyadari, selama ini dia bersikap terlalu egois, sampai mengabaikan kebahagiaan istrinya. Ibunya benar, terbukanya pintu rezeki itu ada didalamnya doa istri. Istri yang berbahagia dan tidak merasa tertindas akan ikhlas mendoakan suaminya.
Baik Udin maupin Upik akhirnya menyadari bahwa mereka masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri. Harta bukanlah tujuan akhir dari perjalanan rumah tangga tetapi kebahagiaan. Rumah tangga yang penuh dengan kasih sayang. Saling membersamai dalam setiap keadaan.
Setahun sudah waktu berlalu, Upik dan Udin mempunyai kehidupan yang lebih baik. Dengan harta dia sempatkan membantu sesama. Karena mereka menyadari sebagian harta yang dia punya ada hak orang lain di dalamnya. Kejadian setahun yang lalu merupakan pelajaran yang berharga di hidup mereka.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar