irfa Miswanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jodoh Pilihan Bapak (2)

Tantangan Menulis Hari Ke-235

Sabtu, 31 Oktober 2020

#TantanganGurusiana

***

Semenjak kaburnya Sukma, Pak Burhan dan istrinya tidak lagi membicarakan perjodohan Sukma dengan Randy. 

 

Seperti biasa, pertemuan Sukma dan Rio semakin intens saja. Rio begitu pandai menarik simpatik Sukma, sehingga Sukma semakin tergila-gila kepada Rio. Harapan Sukma merajut mahligai rumah tangga dengan Rio semangkin besar. 

 

"Mel, coba deh kamu lihat laki-laki di cafe samping itu, bukankah itu Rio?"

"Mana, Septi?"

"Itu, yang dekat perempuan berambut panjang, laki-laki disampingnya itu Rio. Benar nggak ya?"

"Masa iya, Rio. Lalu, wanita itu bukan Sukma kan,  Mel?"

"Bukanlah, kamu ngawur aja. Sukma kan berhijab."

 

Kedua sahabat Sukma itu terperangah, seakan tidak percaya melihat kekasih sahabatnya bermesraan dengan wanita lain. Padahal setahu mereka hubungan Sukma dan Rio baik-baik saja. Tidak ada percekcokan yang terjadi.

 

Septi dan Melisa sengaja tidak menemui Rio dan wanita itu. Mereka melanjutkan perjalanan ke kampung sahabatnya. Biasanya Sukma ikut serta dalam setiap kegiatan. Hanya saja Sukma berhalangan untuk pergi. Sehingga kali ini Septi berdua saja pergi dengan Melisa.

 

"Sayang, besok Mas tidak bisa menjemputmu, karena ada sedikit urusan yang harus Mas selesaikan." ungkap Rio ke Narti.

 

Narti hanya tersenyum manis sambil mengangguk mengerti. Narti dan Rio menjalin hubungan sangat lama. Semenjak cinta bersemi di seragam putih abu-abu. Empat tahun lamanya Rio dan Narti menjalin hubungan. Bukanlah waktu yang sebentar untuk saling memahami.

 

Tanpa sepengetahuan Narti, Rio diam-diam menjalin hubungan juga dengan Sukma. Wanita pintar yang satu jurusan dengannya. Keberadaan Sukma sangat membantu Rio, baik itu dari segi tugas kuliah maupun ketika ujian semester. 

 

"Mas, kebetulan besok aku dan mama mau ke kampung nenek. Kata mama nenek lagi sakit. Jadi pas banget waktunya kamu juga ada urusan."

"Iya, Sayang. Nanti mas telepon saja ya, kalau urusan mas sudah selesai."

"Tidak bisa, Mas. Karena jaringan disana tidak ada."

"Mas ragu, sanggup bertahan tanpa mendengar suaramu, Narti."

"Gombal, ah." kata Narti sambil mencubit hidung Rio. 

 

Kebiasaan kecil yang sering mereka lakukan tetapi berdampak bahagia. Sehingga bertahan lama sampai sekarang. Bahkan setelah tamat kuliah Rio dan Narti berjanji akan menikah. 

 

Di sisi lain Sukma menunggu telepon dari Rio. Karena berjanji akan pergi bareng. Pantaslah Rio mengatakan sibuk kepada Narti. Berjam-jam di tunggu, kesabaran Sukma pun hilang. Di ambil gawai yang berada dalam tasnya. Sukma menelepon kekasih tambatan hatinya.

 

"Ada apa denganmu, Mas. Sulit bagiku memahami, terkadang kamu begitu baik kurasakan. Terkadang ...ah, entahlah."

Bisik hati Sukma.

 

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post