Jodohku Bukan Tunanganku (4)
Tantangan Menulis Hari Ke- 196
Selasa, 22 September 2020
#Tantangangurusiana
****
“Kebetulan, Farhan. Ada sesuatu yang ingin mamak sampikaan kepdamu mengenai Fatimah. Mamak perhatikan akhir-akhir ini kamu sering betengkar, apa diantara kalian baik-baik saja.” kata Ayah Fatimah memulai.
“Bukan sering bertengkar, Mak. Tapi sepertinya pertunangan ini tidak perlu dipaksakan. Mungkin diantara kaami lebih cocok tetap status hubungannya adik kakak.” kata Farhan.
“Fatimah juga berkata demikian, bagaimana menurutmu Minah. Kamu setuju kan? Mereka mencari pasangannya masing-masing.” Kata Ayah Fatimah kepada adiknya.
“Aku setuju, Uda. Mana baiknya bagi anak- anak sajalah. Lagian yang menjalani mereka.” kata Minah.
Semua sudah lebih jelas. Baik Fatimah atau Farhan tidak lagi terikat akan sebuah hubungan yang bagi mereka tidak dilandaskan oleh rasa sayang, seperti pasangan lainnya. Sebenarnya Farhan sudah memiliki tambatan hati. Farhan sudah jatuh hati lama dengan Laila, begitu juga dengan Laila.
Hanya saja kedekatannya dengan Fatimah membuatnya mengubur rasa itu karena tidak mau mengecewakan mamaknya yang telah berkorban banyak demi kelanjutan sekolahnya sampai berhasil seperti ini. Semenjak ayah Farhan meninggal tak bisa dipungkiri mamak adalah satu-satunya orang yang peduli tentang kehidupannya.
Fatimah sudah bisa bernafas dengan lega. Tidak ada lagi yang perlu dikuatirkan. Di saat dia mendengar kabar, jika Farhan akan menikah dengan Laila sahabatnya. Fatimah turut bahagia. Baginya rasa yang ada tidak lebih dari hubungan keluarga. Baginya Farhan sudah seperti abang, dan rasa itu sulit untuk dirubah.
Banyak yang datang ingin melamar Fatimah. Tetapi tidak satupun yang bisa membuat hati Fatimah berdebar bila bertemu dengan mereka. Sampai akhirnya datang seorang pemuda dari Aceh yang kebetulan pindah ke kampung Fatimah dan mengajar pada tempat yang sama. Karena kebaikan dan kesolehan pemuda itu membuat Fatimah merasa nyaman dan berharap suatu saat nanti dia bisa memiliki suami seperti Erwin.
Entah ini sudah kehendak semesta, Erwinpun memiliki perasaan yang sama dengan Fatimah. Sampai akhirnya merekapun berencana menikah dalaam waktu dekat. Kuliah bisa sejalan dengan kehidupn rumah tangga mereka. Bahkan pernikahan mereka lebih dulu dilaksanakan daripada pernikahaan Farhan dan laila.
Begitulah sejatinya hati, tidak tahu akan menetap dimana. Jodoh itu rahasia Allah. Allah akan mendatangkan seseorang yang tepat untuk hambanya. Setiap jodoh itu sebenarnya baik, jika kita bisa menyadari fungsi diri kita masing-masing. Bahagia dapat dicipta jika hati tulus mewujudkannya. Begitu juga dengan Fatimah dan Erwin. Lama menikah bahkan sampai lima tahun belum juga dikarunia anak. Sampai akhirnya penungguan itu berakhir, Allah mengkaruniakan mereka anak perempuan yang cantik dan pintar. Kehadiran buah hati membuat kehidupan mereka semakin bahagia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar