Kehilangan Untuk Kedua Kalinya
Tantangan Menulis Hari Ke- 116
Sabtu, 04 Juli 2020
#Tantangangurusiana
****
Andin berlari dan terus berlari, nafasnya turun naik, berharap gerimis itu berubah menjadi hujan agar orang yang melihat tidak mengetahui kalau dirinya sedang menangis. Matanya sudah kelihatan merah, sekeliling matanya sudah sembab. Semalaman Andin menangis karena Ibunya tidak juga membelikannya sepeda sesuai permintaannya.
Ibu Meta terus mengejar Andin di bawah rintik hujan yang mulai turun deras. Ibu Meta ingin memberitahukan kalau sepeda baru sesuai keinginan Andin sudah berada di rumah. Sesekali telapak tangan menyeka wajah dan mata yang mulai kurang jelas melihat karena terpaan air semakin lama semakin pedih di wajah. usia yang sudah tua membuat Ibu Meta tak kuat lagi mengejar sehingga Ibu Meta jatuh pingsan.
Karena sikapnya, Andin kehilangan Ibu Meta untuk selamanya. Kehadiran Ibu Meta tidak pernah di anggap keberadaannya oleh Andin, tetapi dengan ikhlas menyayangi dan berusaha menuruti keinginannya. Kepergian Ibu Meta memberikan kehampaan yang mendalam. Ternyata Andin diam-diam telah menerima keberadaan Ibu Meta sebagai pengganti Ibunya yang telah meninggal. Hanya saja penyesalan Andin sudah terlambat. Kali ini dia kehilangan Ibu untuk kedua kalinya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap bun
Makasih bun
Keren, bikin terharu
Makasih ibu, sudah singgah.
Wooo...kereenn ah...bikin baper...
Makasih mbak ku.