Mamaku Sayang (2)
Tantangan Menulis Hari Ke- 206
Jumat, 02 Oktober 2020
#Tantangangurusiana
***
Tidak ada yang pernah menduga, kebahagiaan yang di depan mata tiba-tiba berubah menjadi duka.
Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi seorang ibu dan anak tidak bersama. Hanya hitungan menit tersisa berharap bisa berpelukan mengurai semua rindu ternyata dihadapkan pada kenyataan Mama Kayla dan Melvi terbaring di rumah sakit karena kecelakaan.
"Mama, jangan tinggalkan Kayla. Bukankah Mama berjanji kita akan selalu bersama, tidak akan ada lagi yang memisahkan kita. Bangun, Ma...." kata Kayla mengguncang tangan Mamanya.
Melvi sangat terenyuh melihat adiknya seperti itu, air matanya tidak dapat dibendung lagi. Sebenarnya dia merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan Kayla. Tetapi sebagai seorang kakak dia tahan air mata supaya. Tidak mengalir. Bagaimanapun dia harus kuat.
"Kayla, sudahlah dek. Kita doakan Mama semoga cepat sadar."
"Tetapi Mama sudah janji kepada kita, kalau Mama tidak akan pergi lagi. Aku takut kehilangan Mama, Kak." kata Kayla menangis dalam pelukan kakaknya.
"Iya, Kayla. Kita doakan Mama supaya cepat sehat ya, Nak." kata Tante yang tidak kalah sedihnya melihat kenyataan kakak satu-satunya yang dia punya harus terbaring sakit seperti ini.
Setelah itu suara azan sayup sayup terdengar. Melvi mengajak adiknya salat di musalla rumah sakit. Bagi Melvi minta kesembuhan kepada semesta yang berkehendak atas semua ini.
Setelah mereka melaksanakan salat. Doa untuk kesembuhan Mama yang mereka sayangi mengalir dari bibir mereka. Sesekali menyeka air mata. Bahkan orang yang menyaksikan ikut terenyuh karenanya. Begitu tulus doa itu. Tidak lama setelah itu Tante menelepon Melvi mengabarkan kalau Mama mereka sudah sadar.
"Alhamdulillah Ya Allah. Kami segera kesana, Tan. Ayo dek, Mama telah sadar."
Tanpa menunggu lagi Kayla bangkit dari duduknya dan bergegas menuju ruangan Mamanya di rawat. Bahagia itu tiba-tiba hadir kembali. Kalimat sykurpun tidak berhenti terucap dari bibirnya.
Ketika membuka pintu, senyum sang Mama menyambut kedatangan mereka. Tidak terasa air mata mengalir di sudut mata mamanya. Ait mata bahagia. Di saat melihat anak-anak yang dia sayangi hadir. Rasanya dia diberikan kesempatan kedua oleh semesta untuk bersama dan mendampingi anaknya.
Melihat Mamanya menangis, Melvi menghapus air mata itu dengan tisu yang ada di meja.
"Jangan menangis, Ma. Melvi dan Kayla sayang Mama. Hanya Mama yang kami miliki. Kami ingin Mama bahagia." kata Melvi mencium pipi ibunya. Kayla juga melakukan hal yang sama.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen cerpennya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi
Terima kasih, pak. Salam literasi juga .
Keren pisan buk. Semoga mamanya Kayla dan Melvi baik2 saja,, ditunggu kelanjutan kisahnya. Sukses selalu
Terima kasih pak. Insya'Allah pak.
Terima kasih pak. Insya'Allah pak.