irfa Miswanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Melepasmu Setulus Hatiku

Melepasmu Setulus Hatiku

Tantangan Menulis Hari Ke-90

Senin, 08 Juni 2020

#TantanganGurusiana

*****

Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba ada suara menggelegar dari langit yang membuat jantungku berdetak kencang. Sontak kutengadahkan kepala melihat langit. Awan hitam mulai menggumpal tebal, membuat langit tiba-tiba menjadi gelap. "Pertanda apakah ini?" bisik hatiku lirih.

Disaat tanya belum mendapat jawab, aku dikejutkan oleh bunyi ponsel yang berada di ruang tamu. Setengah berlari ku raih ponsel dan kuperhatikan nama yang tertera. Berat rasanya untuk menjawab, karena tanpa sebab dia memutuskan hubungan secara sepihak. Sehingga aku sempat terpuruk saat itu. Tetapi hati kecilku terlalu baik mengabaikan seseorang yang dulu pernah singgah mengisi hari-hariku. Tak bisa ku pungkiri, dulu kehadirannya membuat aku bahagia. maka akupun menjawab telepon darinya.

"Assalamualaikum Mas Bayu?" kata suara itu lembut, masih seperti dulu.

"Wa'alaikum salam zhie, tumben kamu telepon aku, ada apa?"tanyaku ringan.

Sejenak Zhizhie terdiam, terdengar olehku helaan nafasnya yang begitu berat.

“Zhie, mohon maaf, atas kesalahan yang telah zhie lakukan, itu semua karena Zhie sangat mencintai Mas. Zhie ingin pergi dengan tenang tanpa dihantui perasaan bersalah.”suara itu berganti isakan dan rintihan.

“Maksudmu apa zhie?”Kataku belum paham kemana arah pembicaraannya.

“Enam bulan yang lalu, Di saat Zhie memutuskan untuk meninggalkan Mas, saat itu zhie telah divonis oleh dokter...., Akkkhhhh...Akkhhh.” belum sempat Zhie melanjutkan kata-katanya. Aku mendengarkan suara Zhiezhie seperti tercekik.

“Zhie...Zhie !!, bangun sayang??...Dokter..Dokter !!!” terdengar suara ibu Zhizhie diseberang sana memanggil-manggil dokter. “Aku sempat panik saat itu, kumatikan ponsel, dan memanggil nomor Zhizie, yang mengangkat adalah ibunya.

“Apa yang terjadi dengan Zhizhie, Bu?tanyaku.

“Zhizhie telah meninggal sebentar ini, Nak Bayu. Karena kanker otak yang dideritanya.”ucap ibu sambil terisak. Jantungku seakan berhenti berdetak mendengar khabar itu.

Agam, 07 Juni 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Keren banget. Ditunggu episode berikutnya?

08 Jun
Balas

Terima kasih pak, Assiiyyyaapp...

08 Jun

Wah, dapat emas Bu

08 Jun
Balas

Alhamdulillah , akhirnya bisa juga tiba dititik ini, walau penuh perhuangan dan sempat remedi di angka 31

08 Jun

Btw, ceritanya menyentuh Bu

08 Jun
Balas

Makasih ibu...

08 Jun



search

New Post