Pipi Arumi Bersemu Merah (2)
Tantangan Menulis Hari Ke-83
Senin, 01 Juni 2020
#TantanganGurusiana
*
Cinta datang bukan melulu karena diungkapkan. Tetapi perhatian bisa menumbuh suburkan rasa menjadi lebih berbunga-bunga.
“Dua hari lagi perkemahan kita berakhir.”Kata Galuh memulai pembicaraan.
“Iya..ternyata sudah dua hari saja kita di sini.”Kata Nadin menimpali.
“Terus, apa rencana kita hari ini, Menjelajah sudah kemaren.”Kata Galuh
“Menjelajah kemaren kan dekat tepi hutan, belum sampai kita kedalaamnya, pasti di dalam hutan itu ada pemandangan yang lebih indah.Kata Galih.
Galih berharap usulannya disetujui, bagaimanapun rasa penasarannya tentang bos besar yang dihutan itu terus menghantui pikirannya.
“Kamu kan tahu Galih, pesan juragan Kohar yang melarang kita mendekati hutan itu.” Kata Galuh.
“Iya..aku tahu, palingan juragan Kohar menakuti-nakuti kita Mas, buktinya kita sudah dua hari disini, tidak terjadi apa- apa.” Kata Galih tetap bersekukuh pada keinginannya.
“Bagaimana menurutmu Gen ?” Kata Galuh meminta persetujuan Genta, bagaimanapun Genta lebih tahu seluk beluk hutan ini.
“Kalau aku tergantung persetujuan kita bersama saja, hanya saja aku ragu Arumi sanggup pergi. Kemaren saja aku kasihan melihatnya. Kata Genta selintas memandang ke arah Arumi.
“Dasar Arumi manja!” pancing Galih.
“Siapa yang manja, enak aja kamu mengatakan aku anak manja, kalau kamu sanggup, aku juga sanggup.Kata Arumi sedikit panas juga mendengar kata Galih. Walau hatinya sebenarnya mengakui, kalau dia bakalan tidak sanggup.
“Asyiiikkkk......akhirnya dia terpancing juga, emang enak aku kerjain.”kata Galih dalam hati.
“Tuuuuuu Gen....Arumi aja sanggup. Gimana kita hari ini menjelajah kesana aja ya.”Kata Galih.
“Tapi kamu cerita sama aku , kalau di hutan itu.....”
“Nad..kamu juga setuju kan...??”Kata Galih memotong pembicaraan Nadin sambil mengedipkan sebelah matanya.
Nadin paham kalau kedipan itu adalah suatu pertanda, kalau Galih tidak ingin ada yang tahu kejadian malam tadi,selain dirinya.
“Kalau semua ikut, aku juga ikut.”Kata Nadin walau hatinya penuh dengan keraguan.
“Okey...kita akan menjelajah ke hutan hari ini. Sebaiknya semua perlengkapan yang dibutuhkan jangan lupa dibawa.”kata Galuh.
“O..iya Nad , jangan lupa bawa kotak P3K, kaena hari ini kita pergi ke lokasi yang menurutku sedikit menantang, bisa jadi beresiko.” Lanjut Galuh.
“Assshiyap.” Kata Nadin semangat.
Ketika semua sibuk menyediakan perlengkapan, Genta mendekati Arumi. Dia tahu pasti, kalau Arumi tidak akan sanggup.
“yakin kamu mau ikut ?” kata Genta kepada Arumi
‘Yakinlah..., kenapa kamu meragukan kesanggupanku?” kaata Arumi
“Iya, karena aku tahu bagaimana kamu Arumi.”
‘Sejak kapan kamu sepeduli ini padaku ?”
“Apakah itu tidak boleh?” kata Genta sambil menatap mata Arumi.
Lagi-lagi Arumi membuang pandangannya. Jantungnya berdetak kencang dipandang seperti itu. mukanya lagi- lagi bersemu merah.
”Ada apa denganku??” biasanya Genta sering memandangku seperti itu sebelumnya, tapi kali ini kok lain rasanya.” Bisik hatinya lirih.
“Apakah tidak boleh, aku peduli kepada sahabatku sendiri?” kata Genta merubah bahasanya, karena dia tahu Arumi baperan mendengar perkataannya. Daripada nanti tidak enak akhirnya. Dia coba mengalihkan pembicaraan.
“Oooohh.... tentu saja boleh, masa sahabat peduli, kita nolak sih.” Kata Arumi sementara dia sibuk menata hatinya.
“Jadi kamu yakin, ingin ikut?” tanya Genta lagi untuk memastikan.
“Kalau kamu tidak ikut, aku disini akan menemanimu.”Lanjut Genta.
“Tidak bisa seperti itu Gen, apa nanti kata teman- teman. Lagian kan kamu yang tahu lokasi hutan ini. Mana mungkin kamu tidak ikut, yang benar sajalah..” Kata Arumi.
“kita pergi sama- sama , kalau capek kan kita bisa istiahat.” Kata Arumi meyakinkan Genta.
“Okeylah kalau begitu.” Kata Genta melanjutkan memasukkan pealatan kedalam tasnya.
“Sini Arumi, peralatanmu aku yang bawa.” Kata Genta.
“Arumi mengeluarkan peralatan dari dalam tasnya dan memindahkan ke tas Genta.
Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang terus memperhatikan tingkah mereka berdua, siapa lagi kalau bukan Galih.
“Aku yakin diantara mereka ada apa-apanya. Bagi Galih tidak mengapa, karena Genta memang cocok dengan sepupunya itu.
Seseoang yang baik akan berjodoh dengan orang yang baik, begitu juga sebaliknya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap bu
Terima kasih bunda