Tantangan Menulis Hari Ke- 198

Kamis, 24 September 2020

#Tantangangurusiana

***

Lelah datang menyeruak sisi hati terdalam ketika pengharapan hanya sebatas harap. Akhirnya rasa itu benar-benar pergi membawa sekeping hati. Aku pun lelah mengurai tanda tanya yang tidak mampu untuk kutemukan jawabnya, kenapa? Karena pada kenyataaannya kita baik-baik saja.

Semua rasa yang ada ,semu memang hanya sebatas harap. lelah itu pasti. Akhirnya aku memilih menyerah. Mungkin yang kau butuhkan ketika bersamaku hanya sebatas materi. Ketika itu tidak mampu lagi aku wujudkan, kau berpaling kepada yang lain. Tega itu pasti. Dimana nuranimu?

Yang kau butuhkan adalah seperangkat perhiasan berkilau, hingga akhirnya kau lupa merasakan bagaimana cinta sejati ini hadir dalam wujud kesederhanaan,tulus dan tanpa ada pengkhianatan di setiap aliran rasanya, tetapi mengapa kau tidak sedikitpun menghargainya.

Apa yang aku kuatirkan terlihat jelas di depan mata cinta bagimu sebatas mata, hanya sebatas materi. Bagimu cintaku tidak ada harganya dan tahukah dirimu? Kisah kita sungguh tidak indah, aku tak mampu lagi menyerap luka yang kau berikan. Aku mengira kamu wanita idaman yang ku damba. Ternyata kamu tidak menganggap sama. Cinta kita bagimu tidak berharga.

Harapku hanya sebatas angan saja, cinta ini bersarang meski juga kadang merindukan. Namun seperti yang pernah tertulis, bahwa ada hal yang lebih baik dan penting dari sebuah permainan yang kau cipta

Cinta bagimu cukup sebatas mata saja, engkau mempermainkan perasaan. Meski harus sakit merelakan Semoga suatu saat nanti kau juga akan merasakan, bahwa ketika cinta tidak pernah dihargai, rasanya sangat luar biasa.