Semua Berawal dari Keinginan Ibu
Tantangan Menulis Hari Ke-111
Senin, 29 Juni 2020
#TantanganGurusiana
****
Setiap proses mencapai sukses itu tidak mudah ada banyak pengorbanan dan perjuangan. Doa seorang Ibu mempermudah segalanya.
Berada di keluarga yang sederhana membuat Aisyah harus mengubur impiannya dalam-dalam untuk bisa melanjutkan pendidikan. Baginya sampai MAN sudah cukup sebagai bekal untuk mencari pekerjaaan.
Sebagai anak pertama yang mempunyai lima orang adik, membuatnya menyadari kalau dia harus ikut membantu ayah dan ibunya agar adik-adiknya bisa tetap sekolah.
"Ibu, Aisyah setelah selesai MAN mau ikut Uni Yuki saja ke Batam. Coba deh Ibu lihat, Uni Yuki bisa ngirim uang setiap bulan ke Ibunya. Aku ingin seperti dia, Bu. Nanti kalau aku sudah bekerja, aku akan keramik rumah kita."kata Alisyah meyakinkan Ibunya.
"Bukan Ibu tidak senang mendengarkan keinginanmu itu, Aisyah. Hanya saja Ibu tidak ingin kamu mempunyai nasib yang sama dengan Ibu."kata Ibu tanpa menoleh ku sedikitpun.
Wajah yang sudah mulai menua, memandang lurus ke depan. Seakan mengingat kembali masa lalunya. Masa dimana Ibu harus berhenti sekolah hanya karena nenek pada saat itu tidak mempunyai biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya.
"Tetapi aku ingin meringankan beban keluarga kita dan bisa membantu Ibu."jawabku sambil memohon, agar permintaanku dikabulkan.
"Begini saja, Aisyah. Ibu ingin kamu kuliah, Nak. Kalau kamu mau berhemat, Insya'Allah Ibu sanggup menguliahkanmu."
"Tetapi, Bu...."
"Tidak ada tetapi-tetapi Aisyah! Kali ini kamu harus ikuti perkataan Ibu. Sebagai anak sulung, Ibu ingin kamu memberikan contoh yang baik bagi adik-adikmu. Jika nanti kamu sukses, adikmu juga akan meniru jejakmu kelak."kata Ibu panjang lebar
Kalau Ibu sudah berkata begitu, Aisyah tidak kuasa lagi untuk membantahnya dan bertekad dalam hati akan kuliah dengan serius, supaya bisa membanggakan Ayah dan Ibu serta bisa menjadi kebanggaan adik-adiknya nanti. Seperti harapan Ibunya.
Aisyah mengambil Program D II jurusan PAI sesuai dengan usulan pamannya. Karena paman memberikan pandangan kalau D II itu kuliahnya hanya dua tahun dan tamatan D II PAI sangat dibutuhkan pada saat sekarang ini. Aku dan Ibu pun menyetujuinya, karena sesuai dengan latar belakang sekolahku sebelumnya yaitu dari MTSN dan MAN.
Untuk meringankan beban orang tuanya , Aisyah kuliah sambil bekerja. Semua dilakukan dengan perasaan ikhlas tanpa ada keterpaksaan sedikitpun. Bisa meringankan beban orang tuanya sudah membuatnya sangat senang.
Bukti keseriusan Aisyah terlihat dari nilai yang didapatkan dari empat semester yang Aisyah jalani, ada dua semester yang IP nya empat. Sehingga Aisyah lulus cumlaude.
Setelah Aisyah tamat kuliah ada pembukaan CPNS. Lagi-lagi keberuntungan berpihak kepada Aisyah. Aisyah lulus. Semua itu diyakini dari doa kedua orang tua dan adik-adiknya serta ketulusan Aisyah dalam menjalani semuanya dengan sungguh-sungguh. Aisyah memegang prinsip "Man Jadda Wa Jadda" siapa yang sungguh-sungguh maka akan berhasil.
Dua tahun kemudian, Aisyah melanjutkan pendidikan S1 nya sambil bekerja. Walau sudah menikah dan mempunyai anak, semangat yang dimiliki Aisyah tidak pernah surut. Pada saat bersamaan suami Aisyah juga melanjutkan pendidikan. Dengan segala keterbatasan semua selesai tepat pada waktunya.
Sekarang semua adik-adik Aisyah telah tamat kuliah seperti dirinya. Walau tidak menjadi PNS seperti diri Aisyah, Alhamdulillah mereka sudah memiliki pekerjaan yang layak. Harapan dan keinginan ayah dan ibu Aisyah telah tercapai.
Mengajar membuat Aisyah merasa hidupnya lebih bermakna. Mengajar dengan hati akan diterima dengan hati juga. Hal itu menjadi pedoman bagi Aisyah dalam mengemban tugas sebagai seorang guru SD.
Aisyah terus berbenah supaya lebih baik lagi kedepannya. Tetap percaya dan yakin, jika kekuatan doa seorang ibu tak pernah diragukan lagi kemustajabannya. Sangat cepat dikabulkan seumpama anak panah terlepas dari busurnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar