irfa Miswanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Serpihan Luka (2)

Serpihan Luka (2)

Tantangan Menulis Hari Ke- 217

Selasa, 13 Oktober 2020

#Tantangangurusiana

***

Eps.1

Serpihan Luka (2)

Mirna hari itu pulang agak cepat dari biasanya. Berharap dirinya belum terlambat untuk memperbaiki sesuatu yang nyaris hilang.

Sepanjang perjalanan, pikirannya sibuk mencari cara yang tepat agar Bayu paham dan mengerti sedikit saja, kalau apa yang dia lakukan adalah untuk keluarga mereka.

"Kenapa harus ada wanita ini? Bukankah kita berjanji,.hanya kita berdua?"

Mirna sedikit kesal, karena Bayu membawa wanita itu dalam pertemuan mereka. Bagaimana bisa Mirna mengungkapkan keinginan hatinya, jika wanita itu ada diantara mereka.

"Kebetulan waktu kamu menelepon, saya sedang bersama Karin.Jadi sekalian saja saya membawanya kesini."

"Mas, aku tunggu kamu di depan. Biar kamu lebih leluasa bicara dengannya."

Karin sadar diri dan bangkit dari duduknya. Dia berjalan dengan gontai tanpa menoleh sedikitpun kepada Mirna. Hati Mirna sakit, dia merasa berhak atas Bayu, karena Bayu masih berstatus suaminya. Mirna Ingin manarik rambut wanita itu, tetapi dia sadar kalau itu akan memperkeruh keadaan. Menahan dalam sakit, bersabar dalam perih adalah keputusan terbaik.

"Ada apa kamu menyuruhku ke sini?"

"Aku minta maaf, Mas. Jika pekerjaanku yang membuatmu marah, aku akan berhenti dari pekerjaanku,agar kita bisa kembali bersama."

"Kenapa sekarang? Kenapa tidak dari dulu, saat aku memintamu supaya tetap di rumah biar aku saja yang bekerja? Kamu tahu betapa kecewanya ibuku, sampai saat ini kita belum memiliki anak. Aku lelah dengan kesibukanmu!"

"Aku tahu, aku salah. Maafkan aku. Setelah ini aku akan mengikuti semua keinginanmu. Tapi jangan minta sesuatu di luar kesanggupanku. Kamu mungkin lupa kita sudah sering ikut program hamil. Tetapi Allah belum mempercayakannya kepada kita, Mas."

"Ya, Bagaimana bisa kamu hamil, kalau kamu terlalu sibuk. Pergi pagi pulang malam. Kapan ada waktumu untukku? Jangankan itu, waktu untuk dirimu sendiri nyaris tidak ada!"

Apa yang dikatakan Bayu, Mirna tidak kuasa menampiknya. Dirinya kalau sudah menyangkut urusan pekerjaan, memang sampai lupa waktu.

"Coba pikirkan lagi keputusanmu, Mas. Aku ingin kita kedepannya baik-baik saja."

"Terlambat Mirna. Bagiku cukup sekali dan itu sudah cukup. Kita sudah lama tidak sejalan. Pekerjaan itu adalah impianmu. Kamu tidak perlu mengorbankan semuanya demi aku."

"Rasanya tidak adil untukku. Kamu melihat salahku, lalu bagaimana dengan kesalahanmu dengan wanita itu?!"

Air mata kembali mengembang di sudut matanya. Mirna ingin berteriak sekuat yang dia bisa,biar rasa sesak di dadanya lepas. Penyesalannya tidak berarti apa-apa di mata suaminya. Yang lebih menyakitkan lagi, Bayu merasa tidak bersalah telah menduakan cintanya. Sebelum kata pisah ada diantara mereka terjadi.

"Baiklah, Mas. Kalau itu sudah menjadi keputusanmu. Aku terima, mungkin hubungan kita memang sampai di sini."

Mirna berdiri dan secepat kilat membalikkan badannya. Dia tidak ingin terlihat rapuh dan menangis di depan Bayu. Untung saja Karin membelakangi tempat itu, sehingga tidak kelihatan kalau Mirna sudah berurai air mata. Air mata itu tidak bisa lagi untuk dibendung.

Setelah sampai dimobilnya Mirna menangis sejadi-jadinya. Ternyata keberhasilan karir tidak sejalan dengan keharmonisan rumah tangganya. Rumah tangga seumur jagung itu di paksa kandas karena kehadiran orang ketiga.

Andaikan Mirna diberi kesempatan untuk membina rumah tangga, cukuplah pengalaman itu menjadi pembelajaran yang berharga. bagaimanapun tingginya jabatan seorang istri, suami tetap seorang pemimpin dalam rumah tangga nya. Bukan karena ingin suami, tetapi ini semua merupakan ketetapan illahi.

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren cerpennya bu

13 Oct
Balas

Terima kasih bunda

13 Oct



search

New Post