Serpihan Luka (3)
Tantangan Menulis Hari Ke- 218
Rabu, 14 Oktober 2020
#Tantangangurusiana
***
Eps.1
Serpihan Luka (3)
***
Bukan suatu pembenaran. Dalam sebuah hubungan, jika perhatian tidak lagi tertuju pada pasangan, maka itu adalah awal menuju keretakan.
Mirna melanjutkan perjalanannya, semua yang terjadi dalam hidupnya, baik itu bahagia maupun penderitaan semua sudah sesuai dengan porsinya. Allah tidak akan memberikan ujian diluar kesanggupan kita untuk menerimanya.
Masih teringat jelas, ketika perhatian Bayu hanya tertuju kepada dirinya saja. Tetapi apa, Mirna terlalu disibukkan mengejar karir sehingga kehilangan tumpuan hati. Sekarang Tidak banyak yang dia lakukan dalam mempertahankan keutuhan rumah tangganya, selain doa yang tersisa. Semoga Allah memberikan kesempatan kedua untuknya memperbaiki segalanya.
Setelah Mirna berlalu, Bayu termangu sendiri memikirkan hubungannya dengan Mirna, pertanyaan demi pertanyaan berkecamuk dalam hati. Mungkinkah keputusan ini adalah terbaik atau dorongan emosi sesaat. Bahkan dirinya tidak menyadari kedatangan Karin.
"Mas, kapan kamu akan menikahiku? Bukankah hubunganmu dengan Mirna sudah berakhir?"
Bayu tak bergeming sedikitpun, dia tetap diam. Yang ada dipikirannya adalah bagaimana akhir dari hubungannya dengan Mirna. Bayu merasakan kesungguhan istrinya untuk memperbaiki hubungan yang sudah terlanjur retak. Bayu bisa merasakan penyesalan Mirna atas kesalahan yang Mirna lakukan.
"Mas, kok kamu diam saja, sih?!" Karin cemberut dan berlalu.
"Tunggu, Karin! Kamu mau kemana?"
"Aku mau pulang saja, Mas Aneh! Ditanya diam saja. Aku merasa keberadaanku tidak ada artinya disini."
"Maafkan, Mas. Mas harap kamu sedikit saja mau mengerti, jangan seperti anak kecil begitu."
Bayu menahan tangan Karin dan menyuruhnya duduk. Bagaimanapun Karin tidak perlu mengetahui keraguan hatinya saat ini.
"Beri Mas waktu, Karin. Jangan desak Mas seperti ini. Bagaimanapun Mas dan Mirna belum resmi berpisah. Lagian...."
Bayu tidak kuasa meneruskan kata-katanya, karena takut Karin akan tersinggung dan menganggap kalau Bayu hanya sekedar bermain-main dengannya.
"Lagian apa Mas? Kenapa kamu diam?" tampik Karin sedikit emosi.
"Lagian apa yang terjadi antara Mas dan Mirna. Tidak sepenuhnya kesalahan Mirna tetapi kesalahan Mas juga. Karena Mas membalas tidak perhatihannya itu dengan perselingkuhan."
"Jadi, Mas menyesal? Mas menyalahkan aku? Kan Mas sendiri yang mengatakan, kalau Mas dengan aku merasakan kenyamanan."
"Iya, Karin. Itu kesalahan terbesar, Mas."
Karin merasakan perubahan sikap Bayu. Ingin rasanya meluapkan kemarahan hatinya saat itu juga, karena merasa kalau Bayu menganggapnya dirinya hanya sebagai persinggahan saja.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar